14. Support system

23 7 0
                                    

Dukungan atau mendukung adalah sesuatu yang kita butuhkan, dalam bentuk apapun itu hal tersebut akan berdampak sangat baik di hidup kita, kehadiran hal yang mendukung kita haruslah menjadi sesuatu yang kita syukuri, memberi dukungan tidak rumit, dukungan bukan dalam hal kita memberikan barang atau hal-hal dalam bentuk fisik. Tetapi, cukup dengan cinta kasih yang sungguh dalam balutnya kata-kata, terkadang untuk mendapatkannya kita juga harus berbagi tentang keseharian yang sedang dijalani, akan banyak sekali hal baik yang akan diterima, ketika kita saling mengerti, mendengarkan, menerima, dan menghargai, percayalah semua hal yang kita lakukan akan berbuah hasil yang indah kedepannya.

Hidup memang bukan hanya tentang cinta, apapun yang terjadi juga butuh afeksi, apalagi ketika kita sedang melewati fase yang sulit, kita semua butuh seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah kita, bukan hanya sekedar mendengarkan kita semua juga butuh untuk direspon atas apa yang kita alami, kata semangat akan mempunyai arti yang sangat dalam jika dilontarkan oleh pendukung tersebut. Setiap harinya, pasti Eca akan menceritakan apapun kepada kak Afandi, tentu dia meminta ijin terlebih dahulu apakah kak Afandi sedang mempunyai kesibukan lain atau tidak, Eca juga menceritakan semua ekstrakulikuler yang sedang dia ikuti, organisasi, atau bahkan lomba, afeksi dari kak Afandi adalah hal yang paling Eca suka ibaratnya hal tersebut lebih indah dari pada senja di sore hari.

Tepat tiga bulan setelah Eca bergabung ke sekolahnya tersebut, Eca mengikuti beberapa organisasi serta ekstrakulikuler, tentunya Eca juga mengajak teman-temannya karena siapa tau mereka juga ingin bersama dengan Eca. Siang hari di kelas Eca, hadirlah kakak kelas dari pihak OSIS/MPK, mereka membuka kesempatan dalam organisasi agar adek kelas bisa mengikuti serta mengerti ilmu-ilmu yang diperlukan.

"Selamat siang teman-teman semua, sebelumnya kami dari pihak OSIS/MPK akan membuka kesempatan kepada teman-teman semua agar bisa join ke organisasi." Jelas salah satu anggota OSIS.
"Baik kak, terimakasih atas informasinya, nanti teman-teman disini jika ada yang mau bergabung saya langsung infokan ke pihak kakak." Sambung ketua kelas Eca.

Setelah itu, mereka semua didata dari nama serta kelas siswa-siswi yang ingin bergabung.

"Cuy, pada mau ga? gue pengen masuk MPK sih." Ucap Eca.
"Emang yakin nih? pada mau semua ya?" tanya Renata.
"Iya mau, gue juga mau gabung." Balas Michelle.
"Trus lu mau ga Biel?" tanya Eca.
"Duh gatau deh, gue mager sih." Jawab Biel.
"Ayolah, barengan ama kita." Sambung Michelle.
"Yaudah ntar gue nanya ortu gue dulu." Jawab Biel.

Jika kalian menanyakan, dimana Caca? teman Eca yang satu itu sedang mengikuti beberapa kegiatan dari sekolah, jadi mereka tidak sempat menanyakan soal ini kepadanya, tetapi nantinya semoga Caca bisa ikut bergabung juga. Usai dari ajakan tersebut, Eca pun pulang ke rumah, dia sebenarnya masih bingung antara ingin bergabung atau tidak, karena sebelum bergabung masih ada wawancara serta Latihan Dasar Kepemimpinan, dia takut nantinya tidak bisa mengikuti semua dengan lancar dan serius, maka dari itu dia memutuskan untuk bertanya kepada kak Afandi.

*Dalam obrolan Eca dan kak Afandi*
"Halo kak, aku boleh cerita ga?"
"Iya boleh."
"Aku lagi bingung kak, mau join MPK atau engga, menurut kakak gimana?"
"Ya terserah kamu aja sih, coba aja kan positif-positif juga kegiatannya."
"Gitu ya kak? yaudah deh ntar aku ikut."
"Haha iya, semangat ya."

'semangat ya' kata semangat itu sangat membuat Eca senang, Eca bukanlah makhluk yang rumit, dia cuman butuh seseorang yang bisa mengerti akan keadaannya, dia hanya butuh tempat berpulang dan bercerita, dan memang sebuah kebetulan dia bisa bertemu dengan orang seperti kak Afandi.

Lalu, keesokan harinya Eca dan teman-temannya pergi untuk mengambil formulir di kesiswaan untuk bisa mendaftar, mereka semua ingin belajar hal baru, tentu juga akan banyak hal positif yang akan mereka terima, setelah hari pendaftaran terhitung cukup lama sampai pada wawancara, sehingga Eca dan teman-temannya akan menunggu. Selama itu, Eca juga mencari kegiatan yang lain, dengan mengikuti ekstrakuliler di sekolahnya, salah satunya adalah Sanggar Bahasa, Eca memang mempunyai bakat dalam dunia bahasa sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar, dia mempunyai hobi untuk menulis cerita dan dia selalu mengungkapkan apapun yang dia rasa lewat tulisan. Sehingga, disaat melihat ekstrakulikuler tersebut, Eca pun tertarik dan bergabung.

Semestaku, Afan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang