07. I feel it coming

48 21 0
                                    

Patah hati, itulah yang Eca rasakan setelah apa yang dia lihat kemarin, dia tidak mempermasalahkan siapa wanita tersebut sebenarnya. Tetapi, dia hanya ingin merasakan hal yang sama, bersua foto dengan orang yang dia sukai, mungkin hal ini terdengar labil atau seperti anak kecil, tetapi percayalah ketika mendapat afeksi tersebut semuanya akan menjadi indah. Muncul banyak pertanyaan di benak Eca, ditambah lagi pada saat itu Eca mendengar dari Biel bahwa 'yang gue denger-denger sih ca, katanya udah jadian, soalnya kalau ada yang mau foto bareng harus ijin ke si cewenya' menurut Eca wajar saja, jika mereka memang benar adanya adalah sebuah pasangan apa boleh buat.

Keesokan harinya, Eca bersekolah seperti biasa, dia datang ke kelasnya bertemu dengan semua teman-temannya, di sana terdapat Justin yang sedang duduk sendirian karena teman sebangkunya hari itu sedang sakit, karena melihat kesempatan tersebut, Eca pun ingin menanyakan hal yang membuat dia bingung serta apakah benar yang dia pikirkan selama ini.

"Woi, sendirian aja lo?" tanya Eca seraya menepuk bahu Justin.
"Sendirian aja nich dek, soalnya si Gerald lagi sakit." Sambung Justin sambil mempersilahkan Eca duduk.
"Owalah gitu, hehehe lo tau lah ya kalau gue udah disini, mau nanya apa." Ucap Eca sambil melemparkan senyuman.
"HADEHHH, NAPA GA PACARAN AJA SIH, RIBET BAT." Sambung Justin.
"Mata lo tuh pacaran, mana mau dia, lagian gue cuman mau nanya napasi." Jelas Eca dengan ketus.
"Iye dah, nanya apaan Eca?" sambung Justin dengan senyum terpaksa.
"Gini, temen lo yang kemarin foto bareng kak Afandi tuh, namanya siapa?" tanya Eca.
"Ntar, napa nih nanya-nanya gitu." Sambung Justin dengan muka serius.
"Gapapa sih, nanya aja, emangnya gaboleh?" tanya Eca balik.
"Ya bukannya apa-apa, lu sama circle lu kan senggol bacok amat nih, ntar gue kasih tau bakal dilabrak gitu ga?" tanya Justin.
"Buset, ya kaga lah, ngapain juga berantem gegara cowo." Sambung Eca sambil sedikit mendorong kepala Justin.
"Yaudah gue ngasihtau nih, namanya Rara." Sambung Justin.
"Owalah Rara, anak paskib kan? ntar sisanya gue nanya Biel aja." Jelas Eca.
"Waduh, gue ga ikut-ikutan ya kalau ada apa-apa, soalnya si Afan kagak jelasin apa-apa juga ke gue." Jelas Justin.
"Gabakal ada apa-apa kali, cuman mau ngajak temenan." Sambung Eca sambil tersenyum.
"Dih, dikira baru sehari kenal lo apa, semoga lo ga ngelakuin yang kagak-kagak dah." Jelas Justin seraya menepuk bahu Eca.
"Iya ah, kalau ada apa-apa juga gua sanggup maju sendiri, aman aja." Jelas Eca dengan tersenyum.

Sesuai dengan kata-kata Eca tadi, dia pergi bertanya kepada Biel, secara temannya itu juga adalah anggota dari paskibraka kemarin. Disaat Eca bertanya, Biel menjelaskan bahwa memang ada yang bernama Rara, Biel pun memberikan username Instagram kepunyaan Rara, setelah Eca mendapatkannya dia tentunya tidak langsung mengikuti akun tersebut. Eca ingin membuat Rara sadar akan kehadirannya disekitaran situ, sisanya soal kelas Eca mencari tahu sendiri, ternyata kelasnya bersebalahan dengan kelas Jordan, 'gampang ini mah, ada Justin, Jordan, Biel, gue gampang sih nyarinya' setelah berpikir seperti itu Eca mulai membangun pendekatan yang intens kepada Rara. Sehingga, pada sebuah kebetulan Eca bertemu dengan temannya yang sekelas dengan Rara di kantin.

"Woi Rel, buset smantiq juga lu?" tanya Eca seraya menarik tangan Farel.
"Lah Eca? satu sekolah lagi kita wir." Sambung Farel sambil mengikuti Eca.

Dalam kondisi ini Rara berada di dekat temannya ini yakni Farel, akhirnya mereka bertiga berada di tempat yang sama.

"Buset masih ingat, pinter nih." Ucap Eca sambil menepuk bahu Farel.
"Wkwkwk, ingatlah." Sambung Farel.
"Eh by the way keknya gue kenal dah temen yang di samping lu nih." Jelas Eca seraya membuat suaranya lantang.

Seketika Rara berbalik dan melihat Eca dengan wajah sedikit bingung.

"Namanya Rara kan?" tanya Eca dengan tersenyum.
"Eh iya, kok tau nama aku?" jawab Rara.
"Ohh, gapapa kok nanya aja, kamu kan paskib juga sama Biel kan?" tanya Eca seraya mengambil handphone dan menunjukkan wajah Biel.
"Iya iya bener, kok bisa kenal sama aku?" tanya Rara.
"Waktu itu kenalnya gegara Biel cerita-cerita ajasih sama aku, soal temen-temen dia di paskibraka." Sambung Eca dengan senyuman.
"Owalah gitu, kalau gitu mending kita kenalan ga sih?" tanya Rara sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Boleh boleh, nama aku Eca ya, aku kelasnya di X MIPA 4." Jelas Eca.
"Ohh deket dong kelas kita, gampang dong ntar kalau mau ngobrol gitu." Sambung Rata membalas senyuman Eca.
"Wkwkwk boleh sih, yaudah gue balik duluan ya, see you Rel, Rara juga." Ucap Eca seraya berjalan dan menghilang dari pandangan mereka.

Seusai perbincangan mereka tersebut, Eca mulai menyakinkan diri bahwa sepertinya tidak apa-apa jika dia ingin mengikuti akun Instagram kepunyaan Rara. Karena sudah yakin, Eca pun akhirnya mengikuti, dan tak disangka Rara pun mengikuti balik akan akun Eca tersebut, 'oh yang ini, okedeh Ra' gumam Eca dalam hatinya. Setelah itu, mereka berdua pun mulai bisa melihat atas aktifitas masing-masing dari akun tersebut. Sehingga, pada suatu ketika sedang trend tentang aplikasi pembantu dari Instagram yakni NGL, aplikasi tersebut layaknya seperti QNA yang langsung terhubung dengan insgtagram tetapi sepertinya Rara peka terhadap Eca, mungkin dia bisa merasakan gerak-gerik Eca bahwa dia juga menyukai kak Afandi. Oleh karena itu, disaat Eca sedang iseng dan membuat story' instagram yang memposting link NGL-nya tersebut. Pada postingan tersebut hanya berbentuk link dan nantinya akan diisi oleh followers Eca yang nantinya akan dijawab oleh Eca. Sehingga, Rara pun ikut memberikan pertanyaan kepada Eca.

*Dalam room chat Eca dan Rara*
"Spill dong crush-nya dari SD sampe SMA."
"Waduh, kalau aku mah pasti selalu beda agama sih, palingan SMP aja yang engga, soalnya kan sekolah Kristen, kalau SMA nih baru beda lagi wkwk."
"Duh, spill boleh ga? yang di SMA-nya."
"WKWKWK, intinya mah anak Pramuka sih, dia tuh tinggi, manis, ganteng, baik banget juga, cuman kita beda agama aja."
"Oww begitu, keknya aku tau nih siapa, wkwk."
"DUH SIAPA YA."
"Kak Afandi kah? wkwkwkwk."
"Buset, nebaknya langsung gitu dah, engga bukan kok."
"Ya lagian kamu kan nyebutnya gitu, emang siapa lagi anak Pramuka yang kayak kamu sebutin?"
"wkwkwk banyak lah, intinya bukan kak Afandi."

Berhenti disitu percakapan mereka berdua, sejujurnya Eca sedikit panik karena Rara bisa menyadari akan rasa sukanya tersebut. Tetapi, Eca juga masih belum yakin jika mereka memang sudah punya hubungan, sampai pada akhirnya ternyata semuanya hanya salah paham belaka, seperti yang kita semua tahu bahwa Eca dan Rara sudah saling membuka obrolan secara intens, sehingga sampai di sebuah kesempatan akhirnya Rara menjelaskan bahwa dia dengan kak Afandi hanya dekat saja, dan mereka juga tidak mempunyai hubungan yang lebih jauh lagi. Karena mereka sudah terlanjur kenal dan ngobrol akhirnya mereka menjadi teman yang lumayan akrab. Dalam hati Eca dia bergumam 'i know i got back to you again kak Afandi'

Semestaku, Afan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang