13. Me, you and our bracelet

24 11 0
                                    

"Ren, gue nitip lagi ya, mau kasih ke kak Afandi." Ucap Eca.

Begitulah kira-kira yang Eca katakan beberapa hari lalu, dia kembali meminta tolong kepada Tio, tetapi jarak dari Eca memberikan hadiah pertamanya, sehingga tidak ada yang mempertanyakan mengapa Eca secepat itu dia memberi hadiah yang baru lagi. Sehingga, Eca meminta bantuan dari Tio kembali, namun Renata menyarankan agar mereka membuat grup obrolan saja supaya nantinya dia bisa leluasa meminta tolong, Eca sebenarnya merasa tidak enak, tetapi dia juga ingin memberikan gelang tersebut. Lalu, dia membuat grup dan menambahkan Renata dan akhirnya mereka memulai perbincangan.

*Dalam obrolan chat*
"Cuy, ini gcnya yaa, biar Eca kalau mau minta tolong gampang."
"Wkwkwk, sampe dibuat GC nih yang."
"Yaiyalah, biar Eca ntar minta tolong ke kamu gampang, gaharus lewat aku dulu."
"Yaiyasih bener, emangnya Eca bakal sering minta tolong kah?"
"Kayaknya sih, lu berdua bantuin gue ya."
"Iya Ca aman aja."
"By the way, kak Afandi ada cewe kah? @tio."
"Setau gue sih kaga ya Ca, tapi dia emang lagi deket sama temen gue yang di kelas sebelah."
"Oh, lu tau kah namanya?"
"Namanya Dewi."
"Udah lama kah? deketnya?"
"Ga juga sih, ya baru sebulan gitulah."
"Pacaran emangnya?"
"Wkwkwk, engga lah, si Afan mah cewenya banyak, pacar aja yg kaga ada."
"Owalah, berarti banyak gitu yang mau sama dia?"
"Lumayanlah, siapa juga yang bakal nolak kek dia coba, wkwk."
"Ya iyasi, tapi bodoamat lah dia gaada cewe juga."
"Bener juga sih, emangnya lo mau ngasi apaan lagi Ca."
"Gue mau ngasi gelang sih, biar couple-an."
"Gaya amat, gue sama Renata aja gapernah lucu-lucu begitu."
"Ya beda dong, lu kan udah pacaran, gue nih engga, jadinya ya harus extra effort."
"Justru kebalik, harusnya kalau hubungannya udah jelas, baru boleh ngasih-ngasih gitu, ntar kalau dia ada cewe gitu, apa ga nyesel?"
"Gapapa lah, dia punyak hak juga untuk punya cewe, gue juga ada hak mau suka sama dia atau ga, tapi kalau udah ada cewe ya, yaudah ajasih."
"Wkwkwk, yakin? gabakal sedih emang?"
"Sedihlah, cuman gue bisa apa? selama bisa buat dia bahagia, gue rela."
"Buset dah, drama amat kata-kata lo."
"Dih, najis amat, untung pacar temen gue, kalau ga sih dah gue injek."
"Wkwkwk santai Ca, jangan dimarahin dong cowo gue."
"Iyadah, sipaling pacaran dah."
"Iri aja lo, mendingan lu ngasitau gue kapan mau dikasih tuh gelang."
"Ntar kali, belum sampe paketnya."
"Yaudah deh, ntar kalau mau ngasi, infoin ke gue dah."
"Okedeh, makasih Tio."
"Iyee, kek sama siapa aja lo."
"Gue gatau, kalau gaada lo gue gimana sih, ngebantu hidup gue banget."
"Udah Ca mujinya, ntar dia nembus langit."
"Ih kamu mah iri aja sama aku, kan Eca mujinya aku sayang, kamu juga mau?"
"Dih dih, gaperlu ngomong juga Eca tetep lebih bersyukur kenal aku."
"Bersyukur kenal lo berdua dah, jatohnya gue kayak nyamuk ya disini?"
"WKWKW, ntar kalau jadian sama Afandi ga lagi dah."

Mereka terus melanjutkan obrolan tersebut, disisi lain Eca menanyakan kepada kak Afandi, apakah dia menyukai menggunakan gelang, dia nampaknya agak bingung waktu Eca bertanya seperti itu, tetapi dia tetap menjawab kalau suka-suka saja, alhasil karena mendapat jawaban seperti itu, Eca memutuskan untuk membelikan gelang yang dimaksud, dia bertujuan untuk memberikan kak Afandi dua gelang, sehingga jika yang satunya hilang, masih ada yang satunya lagi. Dan Eca menggunakan kedua gelang tersebut, Eca sungguh sangat bersenang hati pada saat itu, namun disaat dia sedang menunggu paket gelangnya, Eca mendapat kabar bahwa kak Afandi sedang sakit, sudah beberapa hari tidak masuk sekolah, dan Eca membenarkan hal tersebut karena dia juga sangat jarang melihat kak Afandi, perasaan yang tadinya senang, berubah menjadi khawatir dan sedikit sedih, karena dia takut kak Afandi kenapa-napa. Sehingga, Eca bertanya kepada Tio, bagaimana keadaan kekasihnya itu, ungkap Tio sudah sekitar lima hari dia tidak masuk sekolah.

Eca mulai khawatir, karena semakin lama tidak melihat kak Afandi, akhirnya Eca memberikan untuk bertanya kabar tentang kak Afandi, tentang apa yang membuat dia sakit, serta wanita itu juga menyatakan bahwa dia kangen, Eca merasa sangat rindu, apalagi sudah tepat seminggu lelaki itu tidak masuk sekolah.

Semestaku, Afan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang