"Kenapa kamu nggak bilang lagi butuh uang?"
Aku menunduk,sebenarnya sedikit malu juga meminta bantuan bosku kali ini. Tapi tidak ada pilihan lain lagi. Aku harus mewujudkan apa yang Disya impikan,lagipula menjadi seorang penari balet adalah hal yang indah untukku. Membayangkan Disya menari dengan anggunnya,mampu membuatku tersenyum sendiri.
Aku... akan melakukan apapun.
"Saya malu sebenarnya Pak,tapi saya akan membayarnya dari gaji saya yang dipotong setiap bulannya."
Pak Arif mengangguk,dia tersenyum seraya memberikan sejumlah uang yang aku butuhkan.
"Kamu memang perempuan yang baik,Rizka. Untuk masalah potongan gaji nanti saya yang atur ya."
Aku menerima uangnya dengan mata memerah karena terharu memiliki atasan sebaik Pak Arif.
"Kamu pulang sendiri?kemana pacar kamu?"tanya Pak Arif yang biasanya melihat Kean.
"Putus Pak,"jawabku dengan sedikit senyuman. Cukup menyakitkan juga.
"Sangat disayangkan sekali,kalian cocok padahal saya liat-liat,sebentar saya pesankan dulu ojek online ya?"
Aku segera menggeleng,"eh-engga Pak,makasih sebelumnya saya bisa pulang jalan kaki."
Namun ternyata ucapanku tak digubris,lelaki itu sudah memesankan sebuah ojek online untukku.
"Semangat ya Rizka,semoga adik kamu bisa mencapai semua mimpinya dan membahagiakan kamu."
Aku mengangguk,lalu mulai menaiki ojek online itu. Dalam hati bersyukur karena ternyata masih ada orang baik yang mau menolongku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kecilku Tidak Bisu (Selesai)
KurzgeschichtenSemua orang mengatakan dia tak bisa bicara,mereka tak pernah lebih tau dari aku... kakaknya.