Aku memesan es krim kesukaan Disya,rasa Vanilla. Disya memenangkan kompetisi hari ini dan aku akan merayakan kemenangannya.
Kini kami sedang berjalan untuk sampai ke rumah,namun... mataku terbelalak begitu melihat lelaki berdiri di depan rumah dengan wajah penuh lebam.
Kean...
"Kalian akhirnya pulang."
Badan kurus kering dengan luka-luka yang memenuhi tubuhnya,ditambah dengan seringai-nya.
"Kenapa kamu bisa ada disini?!"
Aku berteriak,memeluk tubuh Disya berusaha menjauhkan gadis kecil ini dari trauma.
"Kemari kalian!!"
Kean menarikku dan Disya masuk kedalam rumah kami,aku berteriak namun tak ada yang mendengar. Hari mulai malam dan aku mendengar Disya meringis.
"Kenapa kamu bisa keluar dari penjara?"desisku,kini aku menyimpan Disya ke belakang tubuhku. Tak kusangka Kean menyimpan kunci cadangan yang pernah aku berikan dulu.
Kulihat Kean terkekeh sinis,"karena aku punya uang."
Aku memundurkan tubuh,hendak menyuruh Disya untuk naik ke atas,namun Kean mengeluarkan sesuatu yang membuat aku dan Disya terbelalak,
"Karena kamu Rizka,aku mendapat hukuman sosial dari orang-orang,berita tentang aku menjadi Viral dan membuat mereka semua membenci aku!"
Aku terdiam,melihat Kean menyiramkan bensin yang entah sejak kapan ada di dalam rumah,aku berusaha menghentikan Kean,namun kini Kean malah memelukku.
"Kita mati bersama."
Aku mendorongnya sampai kepalanya mengenai pot yang berada di ujung,aku berlari untuk membawa Disya keluar dari rumah namun Kean terlebih dahulu menancapkan sesuatu ke kakiku.
Aku menjerit,Disya mencoba membantu mengeluarkan pecahan pot yang Kean tancapkan.
Kean mulai mengobarkan api,aku menatap Disya,"kamu keluar sekarang!"
Disya menggeleng,aku semakin kalut saat Kean memeluk kakiku,menancapkan semakin dalam pecahan itu. Aku mengeluarkan kunci dari saku celana.
"Keluar sekarang,kakak akan menyusul."
Disya semakin takut,itu membuatku juga takut. Kean semakin menggila.
"Cepet!!"
Disya terisak,"kakak... harus menyusul."
Airmataku luruh seketika,Disya berdiri kemudian berlari menuju pintu. Kean hendak menjangkau Disya namun aku memeluknya,memukulnya dengan benda apapun yang kini mulai terbakar. Kean tak sadarkan diri,aku melihat Disya sudah menunggu di ambang pintu.
Aku berlari hendak menyusulnya namun sesuatu dari atas tiba-tiba rubuh dan menimpa sebagian tubuhku. Aku menjerit.
"KAKAK!!"
"Jangan mendekat!!pergi!!"
Aku berteriak saat Disya hendak kembali masuk,mendengar suaranya kembali,aku tersenyum.
Setelah tiga tahun lamanya... akhirnya aku kembali mendengar suara Disya. Mendengarnya memanggil namaku.
"KELUAR DISYA!"
Disya masih terdiam,aku kini mengembangkan senyum.
"Disya... Kakak selalu mencintaimu,terima Kasih sudah membuat Kakak mendengar suara kamu lagi,pergi sekarang."
"Disya mencintai Kakak juga."
Setelah itu aku tak bisa merasakan apapun lagi,namun aku merasakan hatiku menghangat begitu harapanku selama ini menjadi kenyataan.
Disya memanggil aku. Aku bisa membuktikan pada dunia bahwa... adik kecilku tidak bisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kecilku Tidak Bisu (Selesai)
ContoSemua orang mengatakan dia tak bisa bicara,mereka tak pernah lebih tau dari aku... kakaknya.