Kumala duduk di lantai. Semuanya ikut duduk di lantai berlapis karpet itu. Karena Kumala mengenakan celana pendek kasual, maka ia dapat duduk bersila dengan badan tegak, terkesan penuh wibawa dan berkharisma tinggi. Vinon hanya bisa duduk bersimpuh karena ia mengenakan span ketat yang berbelahan pinggir.
"Vinon, apakah kau sadar sekarang adalah tahun 1998...?" tanya Kumala dengan pelan. Kedua matanya memandang lembut, tapi punya getaran halus yang tidak bisa dirasakan oleh pihak lain kecuali Vinon sendiri.
"Apa maksudmu, Kumala?"
"Tak bisa disembunyikan lagi, kau memang bukan orang abad sekarang. Kau berasal dari abad 19. Tepatnya, kau pernah hidup di tahun 1898. Begitu pula halnya dengan Fandy."
"Apa...?!" Fandy terperanjat.
"Kau pernah hidup di tahun 1898, Fandy. Kau pernah jatuh cinta pada Vinon di masa itu. Tapi kau sembunyikan cintamu itu, tak sempat tercurah seluruhnya. Hal itu dibuktikan dari pancaran sinar biru dari tangan kalian tadi, toh ternyata bertemu di udara. Itu adalah pancaran kasih sayang. Warna biru itu menunjukkan pancaran kasih sayang kalian sudah terlalu lama terpendam dalam hati, sudah sekitar 100 tahun lamanya."
"Benarkah aku sudah lama jatuh cinta pada Vinon?!" Fandy berkerut dahi makin tajam.
"Kalau kau jatuh cinta dalam waktu belum lama ini, maka sinar yang keluar dari tanganmu tadi adalah sinar kuning bening."
"Taap... taapi... tapi aku merasa baru sekarang bertemu dengan Vinon dan..."
"Karena ragamu menitis kembali, tapi rohmu belum sepenuhnya kembali sebagai roh masa lalu," potong Kumala. "Kau menggunakan roh baru, jiwa baru dan naluri baru. Itulah sebabnya kau tidak kenal Vinon dan nggak ingat tentang musibah kapal itu. Hanya sosok ragamu yang lahir kembali bersama insting gaib yang menyertaimu. Insting gaib itu yang membuat orang tuamu secara kebetulan memberimu nama Fandy. Padahal jauh sebelum kelahiranmu, sudah ada sosok raga seperti dirimu dengan nama Fandy pula."
"Lalu, ke mana rohku yang sebenarnya, Kumala?"
"Rohmu yang asli sedang dalam proses menyatu dengan rohnya Vinon. Jika rohmu yang sekarang mau menyatu dengan jiwa Vinon, maka rohmu yang pertama lebur menjadi satu dengan rohmu yang sekarang."
"Aku punya dua roh?"
"Tetap satu! Karena peleburan tadi!"
Fandy tertegun sesaat sambil manggut- manggut. Yang lain diam terbungkam, masing-masing merenungi penjelasan Kumala yang dianggap sebagai pengetahuan baru bagi kehidupan mereka.
"Bagaimana dengan Vinon sendiri, Kumala?" tanya Fandy.
"Vinon telah menemukan raga titisannya. Raga titisan ini terbentuk karena kekuatan gaib cinta yang semakin bertambah usia semakin besar pengaruhnya terhadap kehidupan di alam nyata ini. Sebenarnya dia sudah tidak memiliki raga lagi, selain roh dan jiwa."
Vinon sengaja diam, karena ia sendiri ingin mendengar beberapa hal tentang dirinya yang belum dimengerti secara keseluruhan.
"Kekuatan iblis yang telah memenjarakan roh dan jiwanya, telah membuat roh itu mempunyai semangat tinggi untuk keluar dari gelombang iblis, mencari kekasihnya. Kekuatan cinta itulah yang telah membuat Vinon lahir kembali ke dunia melalui lorong gaibnya."
"Hal itu kulakukan setelah seratus tahun aku memendam kerinduan pada Fandy, Kumala."
"Benar. Sekalipun demikian, kau pasti sempat kebingungan hidup di abad 20 ini, bukan?"
"Ya, aku sempat bingung. Namun aku cepat beradaptasi dan kucari kekasihku ini di mana pun dia berada."
"Aku kagum dengan kekuatan cintamu, Vinon," puji Kumala dengan senyum tipis melambangkan kebanggan hatinya. Vinon tersipu saat dilirik Fandy.
"Tapi bagaimana cara menghindari roh 'kakakku' Lieza itu, Kumala? Dia selalu menghalangiku jika aku ingin bertemu dengan Fandy."
Tomma dan Nanu saling lirik sesaat. Hati mereka berdebar mendengar nama Lieza disebutkan kembali. Mereka memang belum sempat saling berbisik, karena Dewi Ular segera bicara dengan suaranya yang merdu dan enak didengar itu. Kumala bicara dengan mata terpejam, seolah-olah meneropong sebentuk kehidupan yang perlu dipelajari menggunakan kekuatan supranaturalnya.
"Lieza tidak bisa menjelma menjadi dirinya sendiri, seperti yang terjadi pada dirimu. Karena kekuatan gaib cinta Lieza sangat kecil. Yang ia memiliki hanya... hanya nafsu birahi dan egoisme berlebihan. Selama menjadi budak iblis, Lieza rela memberikan kehangatan tubuhnya demi mendapatkan fasilitas kenyamanan di sana."
"Kau benar, Kumala. Berkali-kali kulihat Lieza mau melayani gairahnya si Nosada!"
"Siapa itu Nosada?!" tanya Fandy.
Buron buru-buru menyahut dengan lantang, "Iblis penguasa lautan!" Semua mata memandang Buron.
"Nosada adalah musuh lamaku," tambah Buron sambil mendekati mereka. "Dia selalu merampok kebebasan manusia yang melewati batas wilayah perairan istananya. Siapa pun yang lewat batas wilayah istananya, ia akan dijadikan budaknya selama seratus tahun!"
"Rupanya kau banyak tahu tentang iblis itu, Buron?" kata Kumala.
"Sejak kulihat pusaran kabut di komputermu, hatiku sudah curiga, jangan-jangan kabut itu adalah keusilan si Nosada. Tapi aku nggak sangsi karena kusangka Nosada sudah hancur dan tak ada lagi. Sebab dulu aku dan ibuku pernah bertarung melawannya dan dia hancur di jurang abadi. Rupanya sekarang dia sudah bangkit lagi!"
"Berarti kekuatan iblis Nosada telah mengalir dalam diri roh Lieza?"
"Kurasa begitu. Aku yakin belatung hitam itu adalah salah satu kekuatannya yang mengalir dalam diri Lieza dan akan memakan korban lebih banyak lagi."
"Jadi bagaimana menurutmu?" pancing Kumala.
"Hancurkan roh Lieza. Kalau si Nosada ikut campur, biar kuhadapi sendiri!"
"Wah, bisa seru sekali nih?!" gumam hati Sandhi.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, seperti ratusan kaki kuda yang berlari dengan cepat. Suara gemuruh itu sempat membuat tanah terasa bergetar. Semua wajah menjadi tegang dan saling pandang. Hanya Dewi Ular yang kelihatan tenang dan buru-buru menundukkan kepala dengan mata terpejam.
"Ada yang mau datang menyerang kita, Kumala!" seru Buron sambil bergegas keluar pendopo. Kumala tetap diam, sementara itu Sandhi dan yang lainnya segera bergerombol menunggu tindakan Buron dan Dewi Ular.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
35. Musibah Sebuah Kapal✓
ParanormalSilakan follow saya terlebih dahulu. Serial Dewi Ular Tara Zagita 35 Pemuda berambut panjang dan berwajah tampan itu sengaja datang menemui Dewi Ular. Ia menemukan rekaman aneh pada peralatan rekamnya. Disket itu diprogram oleh kumala dalam kompute...