28【SHINE's】

213 54 10
                                    

Happy Reading my Felovin




Sepertiga hari yang gelap jadi sahabat
Menerima segala duka yang amat
Berpegang pada ikatan saudara dengan erat
Sebagai saksi perjalanan yang hebat

Mengayun pasti tanpa rasa ragu
Walau keringat banjir menderu
Mereka bukan lagi bocah lugu
Mereka melangkah walau kaki mulai kaku

Rasa kecewa belum berhenti
Kebahagiaan mereka hanya sebatas mimpi
Yang telah direnggut tak hanya sekali
Bukankah mereka juga punya hati?

Kedinginan di malam bukannya menakuti
Malam mengajarkan untuk peduli
Merentangkan dekapan untuk satu sama lain
Dan beristirahat setelah kau cukup disakiti

Bayang-bayang Vernon terus memasuki mimpi Jungwon. Dia bergerak dengan kasar karena dia tak mampu melihat mimpi tersebut tapi tak bisa juga untuk terbangun.

Suhu badan Jungwon semakin panas seiring malam berlalu.

'Kalian pasti bisa hidup tanpa ayah'

'Tidak! Jungwon tidak mau yatim piatu. Ayah harus kembali ke castle secepatnya'

-menggeleng-

'Ayah akan bahagia disini bersama belahan jiwa ayah'

'Tidak boleh'

-Jungwon menangis tersedu-

'Ayah harus hidup'




"AYAH!" Nafas Jungwon berantakan. Dia melihat sekitar. Seingatnya dia sedang dihabisi oleh Sunoo. Tapi kenapa Sunoo tertidur di sebelahnya, bahkan dengan selimut yang sama?

Jungwon bangkit untuk mencuci muka. Setelah itu ia kembali lagi ke kamar. Kamar yang cukup luas untuk tidur mereka bertujuh.

Jungwon membuka jendela perlahan dan duduk di pinggirannya. Ia sibuk menatap hutan rimba disekeliling castle yang disinari bulan sabit.

Ketika pandangannya bergerak ke bawah. Betapa terkejutnya dia melihat puluhan batu nisan di halaman.

Jungwon membangunkan Hansle dengan menggerakkan satu per satu, berteriak dan menyipratkan air. Tapi hasilnya nihil, mereka tidur terlalu lelap.

"Dimana ini? Hyung bangun. Ayah?! Manta?" Jungwon turun ke lantai bawah, dia membuka setiap kamar. Hingga kamar para maid.

Ketika tiba di lantai dasar castle, Jungwon teringat kalau Vernon sempat ditusuk pisau oleh Wielly.

"Tidak mungkin. Tidak mungkin itu... Itu makam siapa?!" Jungwon mengacak rambut. "MANTA! MANTA! Kemana semua maid dan prajurit?"

Jungwon pergi ke kamar lagi. "Kalian masih hidup kan? Atau jangan-jangan-"

Ibu jari Jungwon mencari detak nadi di setiap pergelangan tangan Hansle. Syukurlah. Mereka masih hidup.

Jungwon duduk di pojokan sembari memeluk lutut dan melamun. 'Siapa yang membawa aku pulang? Dimana ayah? Kenapa Hansle tak bangun? Apa yang terjadi sebenarnya? Kapan Aphis keluar dari tubuh mereka? Bagaimana caraku membangunkan Hansle?'

•••


"Jungwon bangun! Cepat sarapan"

Otot-otot leher yang kaku sebab tertidur dipojokan ruangan membuat Jungwon melenguh kesakitan.

Ternyata Sunghoon yang membangunkan dirinya. "Kita harus mengurus jenazah ayah

"Tidak mungkin! Ayah pasti hidup, iya kan Niki?" Tanya Jungwon pada Niki yang sedang bercermin di kamar sambil mengancingkan baju.

ᴄʀʏsᴛᴀʟ ғʀᴀɢʀᴀɴs || 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang