PART 28

454 28 0
                                    

Untuk kesekian kalinya Mia mendumel akibat dari ponsel Gita yang tidak aktif sama sekali begitu ditelfon. Mia berdecak, terlihat risau berlebihan sembari menghentak-hentakkan jemarinya pelan ke meja kantin tempatnya menunggui sosok Gita yang tak kunjung muncul sedari satu jam yang lalu. 

Tidak hanya sendirian, Dave dan Leo juga menemani gadis itu dikantin sekolah tanpa memesan apapun. 

"masih belum aktif juga?" tanya Leo. Guratan khawatir mulai terlihat jelas diwajah pria itu. Ia mencoba mengirimi pesan kesetiap sosial media Gita, namun hasilnya sama. Belum ada jawaban dari gadis itu. Bahkan, dilihat pun tidak sama sekali.

"belum nih" lalu Mia kembali melakukan panggilan. Begitu mendengar suara operator yang sama, gadis itu kembali berdecak. 

"tadi Gita ga ada bilang apa-apa sama lo?" tanya Dave. Walau cukup khawatir, ia tetap bisa mengontrol ekspresi wajahnya agar tetap terlihat tenang.

"ga ad_oh tadi dia bilang mau ngurus sesuatu. Dan..." Mia tertegun sesaat.

"dan?"

"sebelum bilang mau ngurus sesuatu, dia sempat diam bentar lihat kebelakang kerumunan. Tapi pas gue lihat ga ada apa-apa"

TING!.

Satu pesan diterima.

Tanpa ada rasa curiga, Mia langsung membuka pesan yang masuk dari nomor baru tersebut. Begitu membukanya, detik itu juga tubuh gadis itu membeku seketika.

Nafasnya tertahan begitu menyaksikan foto yang terpampang jelas dilayar ponsel. Foto dari nomor yang tidak diketahui itu menampilkan tubuh Gita yang sudah babak belur, tertunduk lesu, dengan sudut bibir dipenuhi darah dan terikat dikursi. 

"ada apa?" tanya Dave yang menyadari perubahan Mia. Namun, gadis itu hanya diam saja dengan tangan yang bergetar memegangi ponsel. 

"ada apa?" Leo menyambar ponsel Mia dan detik itu juga membelalak murka. "what the_"

"apaan?" 

"gue tau ini dimana" ucap Leo menahan amarah lalu langsung melongos pergi meninggalkan Mia dan Dave. 

"Leo, tungguin!" teriak Dave begitu melihat foto yang masih terpampang dilayar ponsel Mia. "ayo, Mia"

****

Dan... disinilah keempatnya. Didalam ruang kepala sekolah dengan kondisi Gita yang tengah direbahkan disofa panjang milik pak Saka. Kondisi gadis itu cukup mengenaskan. Tubuh dipenuhi luka goresan, wajah yang berdarah, serta seragam yang kucel dan terkena darah. Mungkin, akibat dari tubuh Gita yang sudah pingsan, darah dari mulutnya jadi merembes ke seragam yang ia kenakan. 

Ruang UKS sedang tidak bisa digunakan siang ini akibat ditemukannya tubuh miss Maya yang tergeletak tak bernyawa disalah satu ranjang UKS dengan kondisi pergelangan tangan dipenuhi darah yang sampai merembes kemana-mana. 

Dihari dirinya tengah menanggung malu, dihari yang sama pula miss Maya memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. 

Alhasil, UKS ditutup sementara dengan police line yang terpasang didepan pintu masuk. 

Beruntung pak Saka belum pulang siang itu. Leo yang paniknya luar biasa langsung membopong tubuh Gita dari atap sekolah dan langsung menyelonong begitu saja kedalam ruang kepala sekolah. 

Pak Saka sempat syok, dan kian syok saja begitu mendapati salah satu muridnya yang babak belur tak berdaya.

"gimana ceritanya sampai Gita babak belur begini?" tanya pak Saka. Ia duduk dikursi kerjanya, Mia dan Dave duduk dikursi yang berhadapan dengan pak Saka, sementara Leo duduk didekat Gita yang belum siuman. Pria itu tengah membersihkan luka Gita dengan air steril. 

KISAH DISEKOLAH (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang