Beberapa tahun kemudian ....
"Oy, Si! Lo ambil Shampoo gue ya!?"
"Mana ada! Liat yang bener coba"
"Gue udah cek semua tapi gak ada, pelakunya pasti lo, kan lo doang satu-satunya yang suka minta Shampoo ketimbang mareka"
"Gak loh Za, kan udah gue bilang gak ya gak, gak percaya amat sih lo"
"Alah BULLSHIT!"
Siesi dan Zara, kedua perempuan ini tengah mengadu mulut perkara Shampoo Zara hilang entah kemana. Pikir Zara pelakunya pasti Siesi karena hanya Siesi satu-satunya orang yang suka minta Shampoo.
"Ada apa sih klen, ribuut aja terus pagi-pagi"
"Liat Sya, Sisi gak mau ngaku Shampoo nya dia yang ambil"
"Heh puki! Bukan gue jan asal tuduh lo" melihat pertengkaran kedua manusia itu hanya membuat Alesya menggeleng dan berlalu pergi dari kamar itu.
"Sini mana koper lo!" Zara langsung menarik koper Siesi lalu mengeluarkan semua isi tas tersebut yang membuat Siesi kesal gak karuan, tidak tahan ia menjambak Zara.
"PUKIMAK! SAKIT ANJING!" Teriak Zara kesakitan, tak mau kalah ia juga menjambak rambut Siesi.
Terjadilah pertengakaran antara mareka membuat suara mareka terdengar sangat rusuh di bawah dapur sana.
<DAPUR>
"Gak pagi gak malem, rusuh aja terus mareka di kamar" ucap Alesya sambil makan roti yang di isi coklat tersebut.
"Kenapa emang?"
"Perkara Shampoo doang ampe ribut kek gitu mareka"
"Shampoo Zara?" Alesya mengangguk.
"Eh kemana lo!? Jan ikut ribut ama mareka!" Kata Alesya.
"Santai"
<KAMAR>
"ANJING LO YA! MANA SHAMPOO GUE BALIKIN!"
"BUKAN GUE YANG AMBIL!"
"BACOT NJING!"
"WOY JAN JAMBAK GITU SAKIT BABI!"
"BIARIN RASAIN!"
"AAAA KONTOL SAKIT!"
"STOP!" Satu teriakan itu berhasil membuat kedua perempuan itu berhenti dan mengalihkan pandangan mareka ke arah pintu kamar.
Terlihat sahabat mareka yang tertua tengah berdiri sambil menatap mareka gelengan kepalanya.
Melihat sahabatnya, Siesi langsung mendorong Zara dan sedikit berlari ke arah Natasha.
"Nat, liat Zara jambak gue dibilang gue yang ambil Shampoo dia" adu Siesi seperti anak kecil sambil merangkul lengan Natasha.
"Shampoo lo emang dimana Za?" Tanya Natasha.
"Jelas-jelas gue masi simpen di kamar mandi, gue yakin dan inget banget kalau Shampoo gue ada di sana tau-tau pagi-pagi malah gak ada jelas lah pelakunya siapa apalagi Siesi yang sering minta Shampoo" jelas Zara sambil menahan rasa kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM QUEEN | END
Teen FictionManusia hanya menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan dengar jadi karena itu lah jangan mudah percaya dengan orang lain karna orang lain punya 'wajah' mereka sendiri dan mereka lah yang mengatur 'wajah' yang mana yang akan di tunjukkan Terkad...