"Bangsat!" Umpat Faris sambil mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi.
"Mending lo kabur jauh dari pada lo disini bareng gue." Ucap Basim sambil menghembuskan asap rokok di balkon.
"Gue belum ada tempat persembunyian lagi!! Lo kira gue gampang kabur sekarang!? Semuanya gara-gara Hana!"
"Gara-gara lo kali bukan gara-gara Hana, kan lo duluan penyebabnya" Faris menarik kerah baju Basim dengan tatapan tajam.
"Gak usah banyak bacot lo!"
Basim melepaskan tangan Faris dari bajunya. "Itu fakta bukan bacot"
Kemudian ia jalan menuju dapur dan membuat kopi. "Mau kopi?"
"Lo kok santai banget seakan gak terjadi apa-apa. Lo tuh di incar polisi Bas! Di incar!" Ucap Faris.
"Yaudah sih, emang kenapa?"
"Lo gak takut? Udah capek-capek gue bantu lo kabur coba aja si Hana gak klarifikasi udah gue jadiin Elina buat ikut di seret dan bisa jadi bahan ancaman buat Natasha"
"Maksudnya?"
"Iya, jadi gue sempat lah di konfes sama Elina adeknya Natasha-"
"Itu bukan adeknya ... tapi adeknya Anastasya"
"Wait? What? Siapa Anastasya?"
"Cewek yang di sekolah sekarang itu bukan Natasha tapi saudara kembarnya namanya Anastasya, mareka hidup pisah karena orangtuanya cerai. Dan gue yakin ada motif si Anastasya masuk sekolah SMA BANGSA"
Faris tercengang ia sampai mondar mandir karena tak menyangka selama ini ia tertipu.
"Jadi selama ini dia bukan Natasha di sekolah itu? Terus Natasha asli dimana?"
"Ya ada masih berkeliaran. Yang jelas ciri-cirinya beda sama Anastasya, Natasha punya tato sedangkan satunya gak punya"
"Berarti waktu itu yang gue temui Natasha asli" gumam Faris namun masih bisa di dengar oleh Basim.
"Lo ketemu sama Natasha?" Faris mengangguk.
"Iya, dia ngajak gue ketemuan waktu itu dan yah gak berjalan lancar dia menghindar dari gue"
"Ngapain?" Tanya Basim dengan perasaan tak suka.
"Katanya ada yang pengen di omongin pas kesana dia cuman nyuruh gue ngaku ya pokonya gitu-gitu deh" Basim hanya ber-oh ria saja.
"Kenapa?"
"Gue juga sempat di datengin sama dia." Ucap Basim sambil menuangkan air panas dalam gelas kopinya.
"Di datengin?"
"Iya, dia gak laporin gue ke polisi tapi justru datang sambil bawa makanan"
"Kenapa sampe segitunya?" Kepo Faris dan sedikit cemburu mengetahui Natasha lebih dekat dengan Basim.
"Gak tau sih, tapi pas gue tanyak kenapa gak lapor jawabannya cuman belum tega karena dia masih cinta sama gua"
Jleb.
Seakan di tusuk pisau, perasaan Faris begitu sakit mengetahui Natasha mencintai laki-laki lain ketimbang dirinya. "Ternyata selama ini dia cintanya sama lo?" Basim mengangguk.
"Ni kopinya." Ucap Basim sambil menyodorkan kopi lalu ia pergi masuk ke kamar.
"Saran gua, lo jangan kasih tau tempat persembunyian lo ke Rafa. Gue curiga tuh Anak masih kerja sama bareng Natasha jadi lo harus hati-hati jangan gampang percaya begitu aja walaupun dia sahabat lo" ujar Basim keluar dari kamarnya kemudian duduk di sofa sambil menyalakan TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM QUEEN | END
Novela JuvenilManusia hanya menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan dengar jadi karena itu lah jangan mudah percaya dengan orang lain karna orang lain punya 'wajah' mereka sendiri dan mereka lah yang mengatur 'wajah' yang mana yang akan di tunjukkan Terkad...