{DREAM QUEEN 28.}

10 4 0
                                    

Rafael buru-buru membawa Zara ke UKS sedangkan di belakangnya ada Siesi yang ikut terluka akibat pukulan tadi di bantu jalan oleh Alesya.

Sesampainya di UKS Dokter di ruang tersebut segera bangun dari tempatnya dan memeriksa kondisi kedua korban alias Siesi dan Zara.

"Ini kenapa!? Kok pada berdarah?" Tanya Dokter Dina sambil memeriksa keadaan Zara sedangkan Siesi duduk di sofa dengan memegang samping perutnya yang sakit.

"Tadi habis ada perkelahian dari siswi lain" kata Rafael.

"Zara, Zara bisa dengar saya?" Dokter Dina berusaha menyadarkan Zara namun tak mendapatkan respon.

"Dia pingsan" gumam Dokter Dina. Setelahnya ia pun mengobati kedua perempuan tersebut sampai akhirnya Natasha datang.

"Gimana keadaannya Dok?" Tanya Natasha, melihat kedatangan Natasha Dokter Dina sedikit membungkuk sopan.

"Gak usah bungkuk Dok, Dokter lebih tua dari saya" kata Natasha.

"Ah ya" Dokter Dina hanya tersenyum canggung.

"Jadi gimana?" Tanya Natasha lagi.

"Oh ya, keadaan Zara baik-baik aja dia cuman sedikit terluka di bagian tangan dan dahinya sekarang tunggu dia sadar aja" kata Dokter Dina.

"Mana yang luka Si?" Natasha menghampiri Siesi yang tengah terbaring di kasur.

"Aman, luka kecil doang. Cuman perut gua sakit banget jadinya pengen berak"

"Eishh!!" Natasha hendak melayangkan pukulan pada Siesi, bisa-bisanya sahabatnya ini bercanda di saat keadaan sakit.

"Ei! Ei! Ei! Do not pukul-pukul me. Im sick loh!" Ucap Siesi.

"Bacot" akhirnya Natasha tak jadi memukulinya dan duduk di sofa ruang UKS bersama Alesya yang tengah bermain ponselnya.

"Habis di tahan sama circle mareka lu masih tetap kuat main hp ya" ujar Natasha.

"Nyoh, orang gue sehat walafiat gak di apa-apain juga gue di tahan doang" kata Alesya santai.

"Enak kali kau, gue di pukul pake tongkat besi tau gak lo" ucap Siesi.

"Iyalah lu ngelawan marekanya kesel wajar kau di pukul besi, kau pun keras orangnya"

"Babi! Enak kali muncungmu itu ngomongnya. Ku hantam pake besi rasa kau!"

"Alahhhh mana paten, pake batu lah lebih keras. Kau pun aneh-aneh aja, gak usah nyari ribut kau sama ku yang ada ku hantam balek pun kaunya yang tepar"

"Eee pukimak, denger kau ya. Aku ini kuat mental kuat fisik, gak ada takut-takutnya sama batu. Apalagi lawan kau behh kecilll!"

"He jancok! Apa kau bilang!? Pukimak!? Ku hantam kau sakerang mau?"

"Diem!" Ucap Natasha namun tak di dengar oleh Alesya dan Siesi yang tengah adu mulut, membuatnya semakin pusing dengan memijat kepalanya.

"Memang kau gak tau sukur!"

"DIEM!" Teriak Natasha seketika suasana di ruangan tersebut senyap.

Dokter Dina hanya bisa diam tanpa berkata-kata lalu lanjutkan mengetik sesuatu di ponselnya.

Me : Anak² zaman skrng ngomong nya udah gak kaleng² ya

Pak Koko : Iya dok saya sendiri aja pusing, dimarahin malah saya yang di marahin balek

Bu Jema : Zaman skrng anak² emang gak ada urat malunya Dok wajar aja mareka suka lawan

Pak Bagas : Kurang ajar sekalu emang gak ada adab

DREAM QUEEN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang