Hari ini adalah hari dimana hari penangkapan Basim, dimana semua misi dan masalah di sekolah akan terselesaikan dan mareka bisa hidup bebas tanpa di bawah tekanan.
Di sekolah Anastasya dan kawan-kawannya hanya bisa berdoa supaya rencana kali ini berhasil.
"Kalian yakin Basim bakal ketangkep?" Ucap Alesya tak yakin.
"Iya kita yakin banget rencana kali ini akan berhasil" ucap Siesi optimis.
"Kalau gak berhasil gimana?"
"Pasti berhasil, mau gimanapun caranya kita pasti bakal berhasil"
"Sebenarnya entah kenapa firasat aku buruk, aku rasa ada sesuatu yang bakal terjadi" kata Alesya.
"Lo jangan terlalu percaya sama firasat lu itu, mana tau cuman karena deg-degan ya kan" kata Zara.
"Emang Benny tau tempat persembunyian Basim?"
Anastasya mengangguk. "Iya, baru kemarin Rafa kasih tau"
"Ya Allah semoga lancar"
"Aamiin"
Sampai pada malam harinya semuanya kumpul di Apartemen Anastasya seperti biasa untuk menunggu kabar dari Benny.
Suasana ruangan hening, semuanya fokus pada pikirannya masing-masing lalu tiba-tiba ponsel Anastasya bergetar menandakan ada yang menelpon.
Dan ternyata itu Benny setelah mengangkatnya terdengar suara Benny seperti sedang mengatur napas.
"Halo? Gimana Ben?"
"Basim kabur ... dia kabur dari kita"
Anastasya memenjamkan matanya. "Cari dia bagaimanapun caranya!" Telpon pun di matikan.
••••
Di sebuah rumah mansion keluar lah Pak Harto dari mansion itu dan saat ia hendak masuk ke dalam mobil tak sengaja matanya melihat Anastasya berdiri di sana lalu ia menghampiri nya.
"Kenapa berdiri di sini Non? Ayok masuk, nanti Non sakit loh" ucap Pak Harto lembut.
Anastasya menatap Pak Harto. "Gimana kabarnya Pak?"
Pak Harto bingung dengan ucapan Anastasya tapi ia langsung menyadari sesuatu, tato di lengan nya mawar ber-ular.
"Non Natasha!?" Natasha mengangguk sambil tersenyum ramah Pak Harto memeluk Natasha.
"Ya ampun Non, gimana kabarnya Non?"
"Baik, Pak Harto gimana?"
"Baik Alhamdulillah. Non ngapain ke sini?"
"Ya ... cuman mau berkunjung aja Pak. Anastasya ada disini?"
"Gak ada Non, udah beberapa hari gak datang"
"Yaudah Pak kalau begitu, saya masuk dulu ya"
"Iya Non"
Sesampai di dalam mansion tersebut, Natasha melihat sekitarnya dan sedikit terpukau dengan dekor rumah ini. Tiba-tiba di depan datang lah Sean yang menatapnya. "Ngapain berdiri disitu?"
Natasha tersadar lalu menatap Sean ia langsung tahu siapa pria itu siapa lagi kalau bukan Ayah tiri Anastasya.
"Tasya!? Anak mama datang" sambut Farah begitu bahagia. Sekejap Natasha merasakan perasaan yang sulit untuk di jelaskan ekspresi wajah, senyuman dan sentuhan dari ibunya yang sudah lama tak ia rasakan.
"Ayok makan dulu yuk? Pasti kamu lapar" ajak Farah sambil menarik pelan tangan Natasha menuju ruang makan dan disana sudah ada Sean, Risky dan Elina.
Natasha lalu duduk di samping Farah dan hal itu semuanya menatap Natasha heran, tumben sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM QUEEN | END
Ficção AdolescenteManusia hanya menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan dengar jadi karena itu lah jangan mudah percaya dengan orang lain karna orang lain punya 'wajah' mereka sendiri dan mereka lah yang mengatur 'wajah' yang mana yang akan di tunjukkan Terkad...