"Hahhhh" hela napas Natasha.
"Napaa, kok kek murung gitu" tanya Alesya sambil memainkan poselnya sebentar.
"Gak papa" ucap Natasha.
"Kok gitu? ada masalah di rumah?" Natasha pun menggelengkan kepalanya.
"Yaaa terus kenapa cerita dong" Natasha pun mulai menangis.
"Loh-loh kok nangis!? Eh napa lu?" Panik Alesya melihat Natasha nangis.
"Heheh gak papa, cuman lagi sensitif aja"
"Masa nangis tanpa sebab" Natasha pun menoleh ke arah Alesya masi dengan sisa air matanya.
"Sya"
"Kenapa?" Alesya pun mengelus punggung Natasha pelan.
"Apa salah ya aku berharap sama sesuatu, apa salah ya aku berharap sama orang yang gue suka?"
"Siapa yang lo maksud Nat?" Bingung Alesya.
"Jahir, gue suka sama Jahir" seketika Alesya terkejut dengan jawaban Natasha.
"Lu suka sama abang gue?" Ya Jahir adalah kakaknya Alesya dan Alesya adalah anak bungsu dari ke tiga saudara. Alesya tak menyangka bahwa Natasha jatuh hati pada sosok Jahir, yang memang di kenal dingin tak banyak bicara.
"Sejak kapan lo suka dia? Kenapa gak pernah cerita sama gue?" Tanya Alesya lagi.
"Sejak gue SMP Sya, gue gak tau kenapa bisa sesuka ini sama abang lo pahadal jelas abang lo gak suka gue, sakit rasanya liat abang lo cuekin gue. Gue paham gue bukan siapa-siapanya dia tapi. Gue gak bisa gini Sya" mendengar curahan hati Natasha Alesya pun hanya bisa terus mengelus punggung sahabatnya itu, ia tau persis bagaimana rasanya karena ia juga pernah berada di posisi yang sama.
"Sya, ini benar-benar sakit buat gue" tangis Natasha pun pecah, ia memeluk Alesya dengan erat jujur ini pertama kalinya Natasha sesakit hati seperti ini, sebelumnya ia tak pernah seperti itu tapi entah kenapa saat bersama Jahir, Natasha menjadi lebih sensitif dari biasanya.
"Yang sabar yaa, kalau lo butuh apa-apa ngomong aja ke gue kalau mau curhat atau nangis, datang aja ke gue, gue ada selalu buat lo" ucap Alesya, tanpa sadar ia juga menangis di pelukan Natasha ia juga terlalu berharap dengan kakaknya Natasha namun takdir tidak ada yang tau, mungkin jodohnya bukan orang yang mareka sukai.
Beberapa menit kemudian akhirnya mareka pun melepas pelukan mareka dan berusaha menghapus air mata mareka agar tidak di lihat oleh Zara dan Siesi.
"Udah mau magrib, kok pada belum balik?" Ujar Natasha sambil melihat jam di tangannya.
"Itu Sisi datang" kata Alesya.
"Hallooo" sapa Siesi.
"Gak jadi di culik sama om-om?" Tanya Natasha.
"Udah kok hahaha"
"Serius nihh?"
"Ada dehh" ucap Siesi sok misterius.
"Iya deh" kata Alesya.
"Eh Zara kenapa tuh?" Semuanya pun menatap ke arah Zara.
"Kenapa lu?"
"Gak papa, pulang yuk udah mau magrib nih gue ke mobil duluan ya" ucap Zara seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari mareka.
"Fix, ada masalah nih sama cowok nya" tebak Siesi.
"Iya dah, biasanya dia kek gitu tapi yaudah lah biarin, ntar dia cerita sendiri" setelahnya mareka pun siap-siap untuk pulang.
[MOBIL]
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM QUEEN | END
Teen FictionManusia hanya menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan dengar jadi karena itu lah jangan mudah percaya dengan orang lain karna orang lain punya 'wajah' mereka sendiri dan mereka lah yang mengatur 'wajah' yang mana yang akan di tunjukkan Terkad...