VANAYA [ Slow Update ]

Pov Azka

Azka Resvorius Merapi adalah anak satu-satunya di keluarga Azkana.
Ayahnya Ronz Azkaroz dan ibunya Kana telah berpisah sewaktu Azka berusia 8 tahun.

Orang tua Azka berpisah karena ego mereka yang tak mau kalah satu sama lain, Kana yang sudah muak dengan Ronz pun malah berselingkuh dengan sahabat Ronz.
Ronz yang mengetahui itupun langsung menceraikan Kana dan membawa Azka bersamanya. Mendidik anak sendiri tanpa bantuan istri membuat Ronz kesulitan mendidik Azka, akibatnya Azka menjadi acuh terhadap ayahnya.

Bagi Azka , ibunya selingkuh juga karena kesalahan ayahnya, karena pada saat ulang tahun pernikahan Ronz dan Kana.. Ronz justru malah lembur dan melupakan tanggal pernikahan mereka.

Azka mengerti kesalah pahaman orang tua mereka namun sekalipun ia ingin menengahi ia hanyalah di anggap anak kecil yang tak seharusnya ikut campur.

Ronz yang putus asa pun memberikan Azka rumah pribadi dan memberikan pembantu untuk merawat Azka. Yang ronz pikirkan saat ini ia hanya perlu bekerja untuk Azka dan mewariskan perusahaannya untuk Azka.
Rasa lelah dan sepi kadang membuat Ronz terbuai dengan rayuan karyawannya, yang membuat Azka makin membenci Ayahnya.

Hubungan Azka dan ayahnya tak pernah selayaknya seperti ayah dan anak.
Ronz yang kaku dan Azka yang dingin.

Bi inah selaku pembantu yang merawat Azka dari kecil mengerti kondisi Azka dan selalu support Azka menjadi anak yang baik agar tidak seperti orang tuanya.

Ronz sebenarnya sangatlah menyayangi Azka namun ia tidak dapat menyampaikan rasa sayang tersebut, baginya pekerjaan adalah hal yang utama demi masa depan putra semata wayangnya tersebut.

Ronz selalu memberikan apapun yang baginya Azka butuhkan, namun Ronz tidak pernah tau bahwa sebenarnya yang Azka butuhkan adalah kasih sayang.

Azka yang kini tengah berada di kelas 11 Psikologi merasa jurusan ini mungkin sangat tepat untuknya demi kebaikan mentalnya. Meskipun ia tau ketika kuliah nanti ia harus tetap memilih jurusan bisnis untuk meneruskan perusahaan ayahnya.

Sedari Azka SMP hanya Lena yang selalu ada di samping Azka. Lena selalu memperhatikan Azka serta berbagi bekal makanan untuk Azka.
Meskipun begitu Azka selalu saja dingin terhadap Lena.
Baginya Lena hanyalah sahabat dan tak lebih dari itu.

Sampai pada akhirnya Azka teralihkan oleh sosok wanita pendiam nan cantik, ia melihat wanita itu di kerjai habis-habisan sewaktu mos sampai ia menangis. Azka yang melihat itupun tanpa sadar tersenyum. Dan wanita yang ia lihat itu adalah Vanaya Agaisha yang pada akhirnya sekelas dengannya, ia pun memilih duduk bersama Vanaya agar lebih dekat dengannya.

Setelah di perhatikan Vanaya memanglah berbeda dari wanita lainnya, tak hanya cantik tapi ia juga berbakat soal seni tari dan musik.

Bahkan saat acara fromnight pun Azka mencari-cari keberadaan Vanaya namun yang ia temui malah Lena, ia pun terpaksa menuruti kemauan Lena yang ingin berdansa dengannya.

Tanpa sadar dari kejauhan ia mendengar keributan dan ternyata itu adalah Vanaya dengan kakak tingkat. Entah masalah apa yang terjadi tapi Azka justru malah terpaku oleh kecantikan Vanaya, hingga lamunannya buyar ketika Vanaya di dorong ke kolam renang.
Ia ingin segera menolong Vanaya namun Azka memiliki trauma masa kecil.

Sewaktu kecil, sekolah Azka mengadakan pesta penyambutan siswa SD dan orang tua siswa, Azka sedang bermain di pinggiran kolam renang namun ia malah di ejek oleh teman-temannya karena ibunya tidak datang. Azka yang muak pun berjalan mundur menghindari ejekan teman-temannya, namun Azkantak sengaja terjatuh dan tenggelam dan kejadian itupun membuat Azka trauma.

Azka yang kini melihat Vanaya tenggelam hanya terpaku, Lena yang khawatir melihat Vanaya tenggelam pun meminta Azka menolongnya namun Azka hanya terpaku.
Hingga pada saatnya ada satu laki"yang tak Azka kenal menolong Vanaya.

Hingga kini Azka menyesal, ia tak tau cara menjelaskan ke Vanaya.
Ia sangat ingin sekali menolong Vanaya. Namun trauma dia juga mempengaruhi pikirannya.

"Vanaya.. Maafin gue.. ". Ucap Azka yang merasa bersalah karna kini Vanaya selalu menghindar.

.
.
.
☁☁☁

Malam harinya Azka pun terpaksa menuruti Ayahnya untuk makan malam bersama keluarga Lena. Makan malam saat itu hanya membicarakan bisnis.
Lena sebenarnya sudah muak berada di tempat itu, Azka yang mengerti kondisi Lena langsung mengajak Lena keluar dari tempat itu.

" permisi om saya sama Lena mau keluar sebentar gapapa kan? "Ucap  Azka.

" oh baik silahkan".

"Haha maklum lah anak muda". Ucap Ronz ayah Azka.

Mereka pun sampai di atap hotel dengan pemandangan yang cantik. Lena merasa lega bisa menghirup udara segar dan melihat pemandangan yang indah bersama Azka pria yang ia sukai selama ini.

" Thanks ya udah bawa gue pergi dari tempat itu, gue kadang pusing dengerin mereka bahas bisnis terus".

"Gue ngerti. Makanya gue ajak lo kesini".

"Lo.. Masih anggep gue sahabat lo? ".

Pertanyaan itu selalu Lena lontarkan begitu saja, Lena berharap Azka sadar bahwa selama ini Lena mencintainya.

"Sampai kapan pun lo tetep sahabat gue na, gue ga bisa nganggep lo lebih, gue harap lo ngerti, dan gue harap akan ada orang yang mencintai lo dengan tulus".

Saat itupun Lena menghirup udara dalam-dalam , ia sedih sekaligus lega dengan setiap ungkapan yang Azka berikan.

" Sebenernya.. Lo lagi suka sama siapa ka". Tanya Lena.

Namun Azka hanya terdiam. Hingga akhirnya Lena kembali membuka suara.

"Lo suka Vanaya? ".

Azka pun langsung melihat ke arah Lena dengan terkejut.

"haha orang buta juga bisa tau kali kalo lo suka sama Vanaya"

Azka hanya terdiam dan mendengarkan Lena.

"Azka.. Kalo lo suka sama seseorang, kejar orang itu. Jangan sampe lo terlambat dan menyesal karna lo terlambat menyadari perasaan lo".

Ucapan Lena membuat Azka sadar, selama ini ia hanya biasa-biasa saja terhadap Vanaya ia bahkan tidak mencari tau banyak soal Vanaya. Entah apa yang seharusnya ia mulai untuk mendekati Vanaya.

Entah kenapa malam ini Lena benar-benar bijak dalam berfikir dan memberi saran. Padahal hatinya terluka ketika melihat orang yang selama ini ia sukai mencintai orang lain. Namun.. Mengikhlaskan juga termasuk cinta bukan..?
Lena pun lebih memilih meng ikhlaskan demi ke bahagiaan Azka.
Mau bagaimana pun Azka berhak menentukan siapa yang seharusnya ia kejar. Meskipun orang itu bukan dia.