Nama gue Varronius Raga Maheswara, biasa di panggil Varro atau Raga. Gue anak tunggal dari keluarga Maheswara. Orang tua gue sibuk bekerja di luar kota, namun setelah orang tua gue pulang dari luar kota, gue mendapat kabar yang bisa di bilang baik namun juga tidak terlalu baik.
Saat itu orang tua gue mengajak makan malam, entah kenapa mereka seperti menunggu seseorang. Tak lama kemudian orang yang di tunggu-tunggu pun datang.
"Selamat malam pak Mahes..".
" wahh Rudi lama sekali kita gak berjumpa ya, ayo mari duduk".
Yaps ini adalah om Rudi Ayahnya Vanaya, ia datang bersama istrinya bernama Sarah.
"Bagaimana soal perusahaan Rudi, aman? ".
" yaa..begitulah masih bisa di kontrol, mungkin nanti akan saya wariskan ke putriku Vanaya, kamu ingat kan Mahes".
"Wah pasti udah makin cantik aja anakmu, jadi gimana soal perjodohan anak kita? ".
(Perjodohan?anak KITA?) Raga yang mendengeran tentang perjodohan itupun langsung bertanya-tanya apa maksud dari pertemuan ini sebenarnya. Dan ayahnya Mahes pun menjawab.. Bahwa ayahnya dan Rudi ini adalah teman sedari mereka di bangku SMA, dan ibu mereka dulunya juga berteman hingga pada akhirnya mereka berjodoh dan menikah. Mereka pun sepakat untuk menjodohkan anak mereka ketika sudah dewasa nanti.
Raga pun sedikit menentang soal perjodohan ini meskipun sebenarnya dia justru malah senang." Maaf sebelumnya om Rudi dan tante Sarah bukan maksud Raga lancang.. Tapi soal perjodohan kayak gini apa adil buat saya dan anak om?".
"Raga..ayah dan bunda sudah memikirkan ini , kami juga sudah merundingkan ini". Jawab bundanya Raga yang bernama nana.
" Bunda.. Bukan gitu maksud Raga.. Raga gak berniat langsung nolak kok.. Raga cuma mau nyampein pendapat Raga".
"Kita sama-sama belum mengenal satu sama lain, jadi bun..yahh, om dan tante, biarkan Raga untuk mengenal putri om terlebih dahulu.. Biarkan Raga yang mendekati putri om terlebih dahulu.. Mungkin dengan begini putri om dan tante nantinya akan lebih nyaman soal perjodohan ini, jujur saya sendiri saja kaget apalagi putri om dan tante yang ga hadir di acara malam ini, jika dia tau pasti akan langsung marah dan membantah". Ucap Raga panjang lebar dan penuh pengertian.
" Wah wah emang gak salah Mahes kamu didik anakmu, bener-bener sifatnya kayak kamu dulu waktu muda pas ngejar nana, haha".
"Anak siapa dulu dong". Mahes membanggakan putranya.
" Baik.. Om mengerti maksud nak Raga.. Terimakasih dengan ucapannya yang tidak menyakiti hati kami dan mau mengenal terlebih dahulu putri kami".
"Iya om".
" ok Raga.. Bunda dan ayah juga udah ngerencanain kamu bakal pindah ke sekolah Vanaya..".
"Apapun keputusan bunda pasti yang terbaik buat Raga bun".
" cuppp thanks hanny bunda bangga sama Raga".
"Oiya Raga, kamu juga harus ngejaga calon istri kamu, jangan sampe dia kenapa-napa".
" Siap yah.. ".
"Syukurlah ya na, kita tinggal tunggu respon putriku gimana". Ucap Sarah ke nana.
" eh iya Raga sayang, soal ini kita kan belum nyampein ke Vanaya karna dia lagi tinggal sama budenya..Jadi kita gak bisa pertemuin kalian, dan justru kamu yang harus nemuin dia".
"Ehem minimal kasih tau fotonya dulu kali ya om tante".
"Ahahahaha"
Malam itupun gue akhirnya tau wajah calon istri gue, sebenernya gue bukan tipe orang yang terlalu ngeliat fisik atau penampilan, selagi dia baik ramah sopan itu udah nilai plus buat gue. Tapi kali ini yang gue liat, gue berasa ngeliat bidadari cuy.. Anjir cantik bet calon bini gue, wajar sih tante sarah biarpun udah umur hampir 40 tapi masih terlihat muda dan cantik, apalagi bibitnya yekan. Waktu kecil pun Vanaya memanglah gadis yang manis.
Saat itu gue pun tinggal di Apartment yang udah di sediain Bunda, gue juga di minta buat belajar mandiri karena setelah lulus nanti gue harus nerusin perusahaan Ayah gue.
Gue juga selalu dapet info soal Vanaya dari orang suruhan gue. Gue juga cari tau tentang sekolahan dia, kebetulan sekolah itu milik bokap gue jadi gue dengan mudah mengatur rencana agar bisa sekelas sekaligus satu bangku sama calon istri gue.
Waktu itu gue dapet kabar dari orang suruhan gue, bahwa sekolah tersebut mengadakan Acara fromnight di hotel x , gue pun langsung bergegas berpenampilan rapi dan menuju ke acara tersebut, setibanya disana akhirnya gue ngeliat Vanaya secara langsung dengan mata kepala gue sendiri, bener-bener cantik.. Manis.. Anggun dengan gaun putih panjangnya.
"Kenapa ga langsung gue nikahin aja ya? ". Pikir Raga.
Namun pandangan Raga tertutup oleh tamu-tamu yang ada disana, dan sekilas ia melihat Vanaya seperti memasang raut wajah sedih, entah apa yang membuatnya merasa sedih.
Raga pun mengikuti arah Vanaya pergi yang di hentikan oleh perempuan yang sepertinya berniat buruk. Raga ingin sekali menghampiri Vanaya, namun ia tidak ingin terlalu mencolok. Ia takut tambah memperkerus suasana.Hingga saat dimana Raga melihat Vanaya jatuh ke kolam renang dan tenggelam, Raga pun sontak berlari dan langsung lompat berenang menolong Vanaya.
" Vanaya.. Gue gatau banyak soal kehidupan lo.. Gue gatau apa yang lo lalui.. Kali ini gue janji. Gue bakal selalu ada buat lo dan siap ngejaga lo kapanpun dan dimanapun lo berada , gue berharap tanpa perjodohan pun kita memanglah berjodoh". Ucap Raga dalam hati sambil memberikan nafas buatan untuk Vanaya.
kemudian ia bergegas pergi dan hanya mengawasi Vanaya dari cctv hotel.
Raga tau Vanaya akan aman bersama temannya, ia bahkan hampir saja membeli hotel itu demi di izinkan memantau cctv yang ada di kamar Vanaya saat ini.
Matanya tertuju dengan sosok laki-laki yang sepertinya akrab dengan Vanaya. Meskipun begitu ia yakin laki-laki itu tidak akan berniat buruk.Dan begitulah awal sebenarnya pertemuan Raga dan Vanaya.
Sebanarnya sewaktu kecil saat umur mereka 10 tahun mereka pernah bermain bersama, namun saat itu Vanaya sempat kecelakaan hingga Amnesia, hal itupun membuat Vanaya lupa dengan Raga. Padahal sewaktu kecil Vanaya lah yang selalu mengejar-ngejar Raga dan berkata...
"Cita-cita aku pengen jadi pengantinnya Raga". Ucap Vanaya sewaktu kecil.
" kok pengantin sih, itukan bukan cita-cita".
"Ihh Ragaaa tapikan itu juga suatu impian, dan impian Naya buat jadi pengantinnya Raga".
" Yaudah nanti kalo kita udah dewasa kita wujudin yah".
"Asikkk jadi pengantin.. Naya jadi pengantin yes yes jadi pengantinnn".
Raut wajah ceria Vanaya masih teringat jelas di ingatan Raga.
Namun Vanaya tidak akan pernah mengingatnya. Itulah kenapa Raga meminta orang tuanya serta orang tua Vanaya untuk memberikan kesempatan mereka mengenal dari awal lagi.Ditambah lagi kini Vanaya yang ia temui sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang membuat ia semakin jatuh cinta.
Ia berharap Vanaya mengingat kejadian 6 tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANAYA [ Slow Update ]
Romantizm⚠️[Warning] 🔞 Dilarang keras plagiat Cerita ini mengisahkan tentang hidup Vanaya, Alur dari cerita ini bersifat maju mundur. Cinta? Entahlah hal ini sangat sulit di definisikan dan sulit di tebak. "Dari sekian banyaknya yang mencintai.. Kenapa h...