Upacara

11 5 0
                                    


"Entah ini hanya sekedar
Rasa kagumku atau
Rasa sukaku"

.
.
.
╥﹏╥

Hari senin adalah hari yang paling bikin aku males, males banget upacara udah gitu jam pertama ada matematika😑.

"Bude.. Naya berangkat dulu ya.. ".
" Vanaya.. Gak sarapan dulu? ".
" udah telat nih bude, ntar aja di sekolah".

Vanaya pun bergegas berangkat ke sekolah dengan motor mio hijau nya.
Jarak dari rumah budenya ke sekolahnya menempuh waktu sekitar 10 menit itupun kalau tidak terhalang lampu merah.

Seperti biasa setiap senin di adakan upacara pagi. Naya yang tingginya saat itu hanya 137cm sudah pasti baris di paling depan, Vanaya adalah cewe paling mungil di kelasnya namun dia juga pendiam, dia memang tidak banyak berbaur dengan teman-temannya , yang ia ajak bicara mungkin hanya Azka dan Caca teman sebangkunya.

Upacara pun di mulai tepat pada pukul 07.15 , para murid berbaris rapi  dengan seragam sekolah dan almamater tak lupa juga untuk wajib memakai atribut lengkap seperti dasi dan topi.

"Duh gini amet jadi orang pendek jadi baris paling depan makin kena sinar matahari"

Kulit putih cerah Vanaya sangat tersengat oleh mentari pagi di kala itu. 

Saat itu Vanaya memang merasa tidak enak badan.
Bagaimana tidak, setiap subuh jam 05.00 ia harus membantu budenya memasak menyiapkan masakan kantin untuk di jual. Dan lagi kali ini ia tidak sarapan sama sekali.
Kepalanya terasa sangat pusing, suara-suara di lapangan seperti memudar di pendengarannya, pandangan pun mulai kabur dan.. Seketika itulah ia pingsan.

.
.
.
.
Vanaya pun berusaha membuka matanya namun sangat sulit, samar-samar ia mendengar suara yang tak asing di pendengarannya.

"Vanaya.. Ayo bangun.. ".

Perlahan ia pun membuka matanya dan benar saja suara itu adalah suara kak. Reza.

Vanaya : " kak. Reza? Ngapain kakak disini? Aku di-dimana?"

Reza :"Kamu di uks nay, sini kakak tensi dulu.. Kamu kok bisa sih pingsan, gak sarapan? ".

Vanaya:"emh iya kak tadi buru-buru".

Reza:" Tensi mu normal, mungkin kamu cuma kecapean aja, lain kali sarapan ya.. ".

Reza fanggara dia adalah siswa kelas 2 jurusan keperawatan, gak cuma wakil ketos doang. Tapi dia juga mengikuti ekskul PMI (palang merah indonesia). Gak jarang juga ada siswi yang berpura-pura pingsan demi di tolong kak Reza biasalah caper, tapi kalo aku memang dasarnya pingsan ya gess.

Reza:" mau balik ke kelas atau istirahat aja disini sampe jam istirahat? ".

Karna vanaya males banget mengikuti pelajaran matematika ia pun lebih baik istirahat di uks.

Vanaya:" Naya di uks aja deh kak, kakak balik aja ke kelas.. Naya gapapa kok sendiri lagian bentar lagi juga bel".

Reza:"yaudah kalo perlu apa-apa chat aja ya".

Vanaya:"wokeh kak".

"Duhhh enaknya rebahan.. Gara-gara pingsan badanku jadi sakit-sakit semua huhu".

~bel istirahat pun berbunyi~

Caca:" Naya.. Lo gapapa kan.. Kok bisa pingsan sih.. Nih aku beliin roti sama air".

Vanaya:"thanks ya ca , aku emang laper banget hehe tapi masih lemes buat bangun".

Caca:"makanya biasain sarapan, untung tadi lo ga masuk, bu guru nyuruh maju ke depan buat nyelesaiin matematika omaygat kepalaku yang moengil inih mana mampu menampung materi serumit itu".

Vanaya:"pfftt dasar..mending temenin aku aja di uks".

Caca:"tadi sih maunya gitu nay tapi udah ada kak Reza jadinya aku gamau ganggu atuh hehe, eh tau gak siapa yang gendong kamu pas kamu pingsan? ".

Vanaya:" ya anak pmi kan pasti pake tandu".

Caca:"engga nay no to the way, noway".

Vanaya:"Terus? ".

Caca:" kak Reza....... ".

Vanaya: "seriously? ".

Caca:" yes.. Sebelum kamu pingsan tadi tandunya di pake buat angkat anak yang pingsan lainnya, eh ga lama kamunya ambruk tadinya si Azka mau angkat kamu.. Tapi keduluan kak Reza , yaudah deh kamunya langsung di gendong ala ala bridal style".

Vanaya:"uwah.. Sweet banget idup gue anjir".

Caca:"gua gue gua gue, kegeser kek nya otakmu nay, btw kamu pacaran ya sama kak Reza?".

Vanaya:"hah? Ya enggalah.. Dia mah udah kek kakak aku sendiri.. Lagian aku gak suka sama dia".

Caca:"habisnya diliat-diliat dia kayak merhatiin kamu gitu dari sebelum pingsan".

Vanaya:"ah mungkin naluri PMI aja kali, yaudah yuk balik kelas".

Caca:"udah baikan? ".

Vanaya:" udah.. Aman".

Vanaya pun kembali ke kelas, tanpa ia sadari ternyata Reza bersembunyi setelah mendengar pembicaraan mereka berdua.
Reza akui bahwa sebenarnya dia memang tertarik dengan Vanaya bahkan ia yang selalu ada disaat vanaya butuh, namun setelah mendengar hal itu, Reza tersadar bahwa vanaya hanya akan terus menganggapnya seorang kakak dan tidak lebih dari itu.

4 hari sebelumnya Reza seperti biasa chatan sama naya, saat itu Reza menanyakan "sebenarnya kamu anggep kakak ini apa? " dan vanaya hanya menjawab "kakak". Dan dari situlah Reza mengerti akan sulit rasanya mengambil hati seorang Vanaya.

Pov Reza
.
.
.
ಥ_ಥ

Dari awal aku bertemu dengannya aku hanya berfikir mungkin ini rasa kagumku sesaat.
Bola mata hitam sedikit kecoklatan yang di bubuhi senyuman indah yang membuat matanya sipit membentuk eye smile seperti bulan sabit, rambut lurus hitam panjang cantik dan pipi chubby dengan kulitnya yang putih menawan membuat rasa nyaman untuk memandangnya. Betapa indahnya ciptaanmu tuhan.

Saat itu lah ku liat bidadari mungil.
Vanaya Agaisha tentu saja aku tau nama itu karena aku wakil osis. Aku sengaja memilih sebagai pembina di kelompok 10.

Dan untuk pertama kalinya aku melihat mata indah itu menurunkan air matanya, membuat hatiku seperti remuk seolah-olah akulah yang bersalah membuatnya menangis.
Dengan sigap aku merangkulnya dan menenangkannya. Oh Tuhan.. Imut sekali dia di pandang dari jarak sedekat ini.

Tanpa sadar rasa yang selama ini ku anggap kagum berubah menjadi rasa suka, aku fikir temanku Bara tertarik kepadanya karena banyak rumor yang mengatakan kalau dia pacaran dengan Vanaya. Namun ku rasa vanaya tidak mungkin semudah itu menerima seseorang. Yah begitulah rumor..
Selama ini banyak wanita yang mengaku-mengaku sebagai pacarnya Bara.. Namun baru kali inilah hanya vanaya yang di akui oleh Bara meskipun sebenarnya mereka ga pernah pacaran.

Waktu mos aku sengaja menitipkan kemejaku di vanaya, agar aku bisa bertemu dengannya lagi dan tak asing setelah mos ini berakhir.
Benar saja.. Vanaya adalah anak yang ramah, dan itu membuatku mudah mendekatinya. Setelah ku perhatikan ternyata dia sulit berbaur.. Ternyata.. Gak semudah itu baginya untuk mengobrol berdua dengannya, aku merasa jadi orang beruntung yang bisa di ajaknya mengobrol. Padahal dia se asik itu tapi aku heran kenapa dia sulit berbaur.

Saat aku mendengar percakapan vanaya dengan temannya membuat hatiku hacur namun juga lega karena aku bisa memposisikan diriku ini sebagai teman, ya.. Hanya teman.
Setidaknya aku tidak di gantung haha.

Meskipun begitu aku tidak menyalahkan perasaan ini, ternyata benar.. Cinta yang tulus itu adalah mengikhlaskan dia bahagia dengan pilihannya nanti, entah tipe seperti apa laki-laki yang kau sukai nantinya.. Aku harap kamu selalu bahagia vanaya.

Meskipun kamu ga akan pernah tau perasaanku, suatu saat aku juga pasti bahagia dengan orang yang menyukaiku.

VANAYA  [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang