11 Berantem Tapi Sweet?💢✨

114 15 6
                                    

Warn: Kiss again! (TIPIS-TIPIS)

" Jadi rumus ini bisa dipakai kalau kalian menemukan bilangan genap dan pangkat yang sama dalam satu soal." Saat menerangkan ia menyadari dengan kedua matanya ada salah satu muridnya yang tertidur.

" Fenny, bangunin teman sebelahmu. Lagi belajar kok tidur, kalau mau tidur dirumah atau nanti istirahat juga bisa." Nasehat guru matematika itu.

" Iya bu, Jenn bangun kata bu Elsa" Fenny menggoyang-goyangkan tubuh Jennifer yang tertidur dengan berbantalkan tas miliknya.

" Eoh iya maaf bu."

" Cuci muka dulu, baru lanjut ikut pelajaran ibu. Tapi sebelumnya, bersihkan kaca toilet cewek lantai dua."

" Iya bu."

Huh ketularan banget ngantuknya, kasian yang habis jaga di rumah sakit. (Ino)














/13:16 AM, Pulang/

" Cabs brooo, ayo aja gw mah." Jake

" Itu Jennifer."

" Mana?." Jay membalas Sunghoon. Dan ia menunjuk keberadaan Jennifer. Udah lama banget dia gak liat Jennifer. Terakhir ia tidak sengaja melihatnya di sebuah bar dengan Jake.

Kok? Emang iya Jay? 🤔 (Ino)

" Jeennn" Pekiknya.

Jennifer yang merasa ada yang memanggilnya beralih menoleh sumber suara. Kedua matanya menangkap atensi Jay bersama pacar dan ketiga temannya.

Memalingkan tatapan dan sesegera mungkin memasuki mobilnya untuk menjauhi tempat ini.

" Lah kenapa tuh?." Jake menengok Heeseung.

" Mana gw tau, tanyain aja sama Jay." Menunjuk sang ketua. Sejujurnya Heeseung sendiri terbawa penasaran.

" Gw juga gak tau, baru disapa malah pergi."

Sunghoon terkikik, dan berakhir tertawa karena tidak tahan " Bhahaaa hahaha anjir ini nih, ini nih yang namanya kocak."

" Padahal ga ada yang lucu Sunghoon." Sunoo

" Lah emang iya ya?."

" Iya." Mereka kompak menjawab.

Ck dasar cewek, lo gak tau aja gw susah payah biar punya waktu sama lo. Sedangkan lo malah ngejauh dari gw. -Jayden











/Apartment/

Jay dengan suasana terburu-buru ia keluar dan menutup pintu mobil setelah memarkirkannya tepat disebelah mobil Jennifer. Gadis itu dengan sibuknya memencet lift agar segera tertutup, Jayden yang menyadari itu langsung saja berlari memasuki lift yang sama.

Jennifer merutuki kecepatannya

" Lo marah sama gw Jenn, tchh? lo kalo marah nakutin, lift aja takut sama lo gak mau tutup tuh." Sindirnya, sambil memposisikan melipat tangan di dada.

Jennifer masih diam, ia sibuk merapikan outer dan roknya yang bahkan itu tidak kusut.

Menatap Jennifer dari atas sampai bawah
" Chh, cewek kalo marah emang kaya gini ya? Lucu iya ngeselin iya." Masih, Jennifer masih mengabaikan Jay.

" Jennifer Huh." Karena capek sendiri dan kesal juga, Jay mengeraskan suaranya dengan penuh tekanan.

Lift terbuka di lantai apartemen Jennifer, dan Jay turun mengikutinya juga sampai di lorong ini. Tidak ada lalu-lalang orang lain, hanya mereka berdua saja.

" Jennifer." Jay meraih pergelangan tangan Jennifer, ia mendorong gadis itu sampai tersandar di dinding. Tubuh atas dan bawah gadis itu tersentak sampai akhirnya Jay yang dari tadi bersamanya terpaksa mengecup bibir didepannya itu, bermaksud agar tidak membungkam.

" Aaww---hmpp" Matanya terbelalak. Melihat perlakuan Jay yang mengecupnya dengan jarak dekat. Jennifer menahan nafas persekonan, Meskipun seseorang didepannya telah bangun dan berlanjut mengunci pergerakannya dengan kedua telapak tangan memaku di didinding. Namun Jennifer lidahnya masih kelu karena kejadian ini.

" Nah gitu, ngomong. Lo punya mulut kan buat bicara, kenapa tadi lo bersikap gitu didepan teman-teman gw?"

" Just think about it, Jayden." Tidak mau kalah ia memulai pembicaraan juga.

" Dan gw rela ngebut, ninggalin Sunoo dan anak-anak di sana hanya karena gw mau tau jawaban lo. Terus udah sampai di sini, lo suruh gw mikir? chhh lo childish Jenn."

" Lo yang childish." Sentaknya, menekan jari telunjuk di dada si dominan.

" Papa lo dia dirawat di rumah sakit penyakitnya sekarang udah makin parah. Gw dan mama lo nunggu semalaman dan sampai di sekolah gw kena hukuman karena gw ketiduran ulah tadi malam gak bisa tidur, lo malah senang-senang lo malah bilang itu hal biasa dan itu pura-pura. Lo gila Jay, lo yang childish di sini. Orang tua lo butuh lo. Lo gak tau semalam Om Shua nyaris di pindahin ke Singapore karena di sana lebih memadai, papa lo berjuang lo malah nyepelein semua ini? Minimal lo balik telpon mama lo biar dia tenang Jay" Bualnya dengan puas.

Jay melemas, tangannya yang memaku mengunci pergerakan Jennifer ia turunkan. Ia melangkah mundur dan kembali ke tempatnya semula merutuki kebodohannya tadi malam.

" Gw bisa jelasin, semua ini gak seperti apa yang lo omongin Jenn."

" Gw gak haus alasan." Jayden kalah telak.

" Sorry, ucapan gw yang tadi--"

" Gak penting minta maaf saat ini sama gw. Temui orang tua lo itu lebih baik." Jennifer berbalik pergi meninggalkan Jay.

" Lo siap-siap. Sekarang lo ikut gw."

" Lo aja sendiri"

" Jennifer Huh."

" IYA!!" Pekiknya penuh penekanan. Dan lanjut memasuki apartemennya bersiap-siap berangkat.

Huhhhh, gak tau lagi gw sama kelakuan Jayden. Dia makin kelewatan sama gw. -Jenn, yang berusaha mati-matian menahan debaran jantungnya. Dan tidak menunjukkan efek kentara dari kecupan tadi didepan Jay.

TBC

Kalian pihak mana? SUNJAY? ETHARIN? YUNJAY? JAKEYUNJIN? ATAU JAYINO? (😃🤭)

My Choice : Yunjay-JaynooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang