19 Maaf

114 13 0
                                        

: Memasuki konflik💢, Flashback
Partnya agak menye-menye gitu hiyaaa...
Enjoy ya guys!!


" Hiks tante" Gue menangis mengusap air mata di pipi gue.

Untuk apa yang Jayden lakukan, bukan lagi harus gue membungkam. Tante Jisoo dan Om Joshua terlanjur mengetahui, entah dari mana saat gue tiba diantar Sunghoon mereka terlihat menunggu gue. Dan ternyata atas kemauan Jayden juga gue harus pulang ke sini, katanya gue bakal kesepian di apartemen. Padahal gue lebih sering sendiri selama ini.

" Udah udah sekarang kita tanya anaknya ya?" Gue pun mengangguk. Dan gue dituntun duduk oleh tante Jisoo. Sementara om Shua posisi berdiri dengan setengah badannya bersandar di lemari kecil.

Setelah beberapa lama kemudian seseorang membukakan pintu. Dan semua mata di sini menatapnya. Termasuk gue juga.

" Udah kumpul aja, lagi ada waktu ya?" Jayden

" Dari mana baru pulang hm? Udah puas belum ngabisin waktu tidak pentingnya?"

" Iya nih baru pulang. Maksud papa apa sih?"

" Eh kok lo nangis? Jenn kenapa pah mah?"

" Jangan berlagak tidak tau Jayden. Kalau dari awal kamu tidak serius dan malah berakhir nyakitin Jennifer. Papa lebih baik pulangkan dia ke Amerika. Kamu mau permalukan keluarga kita dihadapan Wonwoo?. Jujur pada papa kamu masih menyukai lelaki itu kan?"

" Maksud papa Sunoo?" Dia menjedanya.

" Pah Jayden memang benar menemui dia, tapi tentang menyukai dia itu gak benar pah. Dan lagi Jennifer, ngapain papa harus pulangin?"

" Karena papa malu sama kelakuan kamu. Kalau sudah tidak ada urusan lagi ngapain harus ketemu lelaki itu?. Papa benar-benar kecewa sama kamu Jayden, papa kira kamu sudah berubah"

" Tapi pah tadi itu cuma—aaarghk oh ya tuhan arhg"

" Om?– papa astaga papa!"

Om Joshua memegang dada dengan kedua tangannya, ia mulai melemas dan ia menunduk.



🐙🐙

Jennifer

Gue udah siap dengan seragam yang gue kenakan, dan sekarang gue menyiapkan sesuatu untuk dibawa ke sekolah. Tentang semalam itu gue pulang ke apartemen diantar supirnya Om Shua. Bukan diantar gue yang memang meminta diantar.

Alih-alih tenang, Jayden justru menyusul gue ke apartemen. Katanya dia gak mau liat gue marah dan harus cuekin dia terus.

Dan semalam juga kita discuss masalah itu eye to eye. Finalnya gue merasa bersalah banget udah membesarkan semua ini. Gue malu sama diri gue, Jayden, dan gue juga malu sama Sunoo.

Dalam posisi gue menutup kotak bekal makan ini, tiba-tiba Jayden memeluk gue dari belakang. Gue sontak terkaget dan beralih menengok samping kanan yang dimana dia menempelkan dagu di pundak gue.

Jayden

Gue merasa tenang semuanya udah clear, memang seharusnya gue gak buat Jennifer marah dari awal. Dan ditambah hari itu juga gue gak bisa izin dengan posisi yang super buru-buru. Ya, gue tiba-tiba dikagetkan Sunoo minta waktunya buat ngobrol penting.

Sementara sebelumnya gue udah berjanji pada Jennifer dan mama papa tidak lagi berurusan dengan Sunoo. Kecuali terikat dengan sekolah.

Jujur saat itu juga posisi gue lelah banget, gue pun memilih bohong harus melibatkan Sunghoon untuk mendukung di pihak gue juga.

Namun sepertinya bohong dan tidak bohong tetap saja sampai pada telinga mereka berdua. Gue membenci orang yang memberitahukan semua itu dan juga berusaha mencuci otak mereka dan Jennifer.

Flashback On

Gue tidak bisa mencegahnya. Jennifer memilih pulang ke apartemen disaat gue, mama dan papa masih duduk melingkar menjawab pertanyaan tidak penting dari papa. Pertanyaan omong kosong, semuanya seakan menekan gue yang melakukannya.

" Sekarang Jayden tanya, papa tau semua itu dari siapa?" Gue pun menyalahi aturan dengan balik bertanya. Gue benar-benar lelah di kambing hitamkan seperti ini.

" Ada seseorang yang mengirimkan pesan pada papa. Selama ini papa tidak pernah percaya apa yang dia kirimkan, yang ia katakan dan semua ancaman dia papa tidak pernah percaya. Termasuk lontaran kalimat menjijikkan tentang kamu dengan lelaki itu. Tapi sekarang dengan cara kamu bohong dan melanggar semuanya sepertinya yang dikatakan orang itu benar. Bahwa kamu tidak pernah berubah dan terpaksa melakukan sandiwara, benar begitu Jayden?"

Gue marah mendengar itu, dan kedua tangan gue mengepal dengan sekuat tenaga.

Gila, jadi selama ini papa dipengaruhi orang itu?

Gue pun mendesah setelah dimana gue mengingat sesuatu

" Apa jangan-jangan papa sampai sakit karena orang itu juga?"

" Tidak semuanya, terlebih kamu yang sudah buat papa capek, menyerah, dan juga menjadi papa yang pemikir. Harusnya kamu paham dari dulu"

" Kenapa papa tidak bilang dari awal papa diancam dan papa di bohongi orang itu? Ayolah kenapa kalian tidak memberi tau aku?"

" Siapa yang bohong?" Papa mengeraskan suaranya. Benar papa sudah dalam pengaruh orang itu selama ini. Dan gue lihat mama dengan segera mengusap-usap punggung papa.

" Ya orang itu, pah Jayden udah jujur Jayden hanya membantu Sunoo tidak lebih. Dan Jayden tidak pernah bersandiwara seperti yang papa bilang semua hanya kamuflase belaka. Terfikir saja tidak pah, terus bagaimana Jayden bisa melakukan hal serapi itu?"

" Jayden, Papa, udah ya?. Jayden seharusnya kamu tidak berlebihan seperti itu. Kamu tau kan papamu sakit? tolong jaga ucapannya jangan sampai melukai papa lagi nak" Mama.

" Maaf pah, mah" Papa hanya diam menatap gue seperti tadi. Seolah nama dan juga sikap gue tidak pernah bersih dimata papa"

" Kapan terakhir kali orang itu menghubungi papa?"

" 1 minggu yang lalu dia menghadiri acara Hansol"

" Hah maksud papa dia ada di sana?" Papa hanya mengangguk dan setelahnya ia bangkit dari duduknya. Mama ngikutin papa dari belakang, ninggalin gue yang mulai penasaran siapa orang gila itu. Dia udah buat papa sakit, dan gue harus buat dia mati.

Flashback End

Karena kepala gue mulai pening, gue cepat-cepat memarkirkan mobil di tempat biasanya.

" Arghh" Gue mengerang kesakitan sambil memegang kepala.

" Jayden? lo baik-baik aja kan?"

" Aman sayang, cuma pusing sedikit"

Dan setelahnya kita keluar mobil berjalan menuju lorong. Di sepanjang perjalanan gue gak melepas tangan Jennifer. Gue memilih menautkan jari-jari tangan gue di jari tangannya.


Karena menuju kelas udah dekat, kemudian  masing-masing kita berpencar menuju ruang kelas gue dan kelas Jennifer.

TBC


Aduh nanggung banget endingnya kaya gini.

Ini aku berusaha tahan buat part nanti. Dikarenakan udah panjang takut kalian cape, apalagi Ino up 3 chapter🤣😭 walaupun under 900 word HAHAHA

Angkat tangan aja kalau kecapean dan gak kuat sama typingnya!!

My Choice : Yunjay-JaynooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang