Pagi indah menyapa seluruh kota Berlin dan kembali seperti hari-hari sebelumnya manusia harus menjalani kehidupan masing-masing walaupun masih dalam keadaan penat .
Roti berisi tuna diatas meja diambil cepat dan dirinya langsung berlari kearah lift .
Kayla mengeluh , dek sebabkan terlalu asyik berbual bersama Austin dirinya sampai lupa jam untuk pulang .
Biasalah rindu sudah melangit mana diri ini tidak merindui sahabat karibnya itu nan tampan lagi cergas .
Austin Warren adalah kawan terbaik Kayla pernah ada . Mereka berkenalan sejak tadika lagi jadi tidak pelik kenapa mereka memang serapat itu .
Kayla akui Austin memang tampan namun tetap sahaja hatinya tidak tertarik untuk memiliki Austin . Lagipun tidak mungkin dirinya mengkhianati perjanjian sang ibu tentang Austin dan dirinya .
Ibu bilang Kayla harus menganggap Austin sebagai adiknya kendati Austin lagi muda beberapa bulan darinya .
Sama juga dengan kehidupannya Austin anak terbiar yang dibuang keluarga dan Kayla ialah satu-satunya kawan yang Austin ada jadi tidak pelik kenapa mereka sedekat itu .
Setelah menghabiskan beberapa minit berjalan kaki akhirnya Kayla sampai di bangunan megah hotel tepat dia berkerja . Memang tidak jauh dari tempat tinggalnya .
Kayla harus bersiap untuk memberi salam kepada tetamu terhormat dan juga tetamu yang paling gemar disapa oleh Kayla kerana tip yang diberi lumayan banyak .
" morning , aunty Mary ! ". Dengan wajah teruja Kayla menyambut ketika orang tua itu membuka pintu biliknya .
" oh , my sweety ". Mary tersenyum kearah Kayla .
" jadi , pagi ni nak makan apa ? ke nak jalan-jalan dulu . Kayla boleh temankan ". Mary tersenyum lagi dia gemar sekali dilayan cukup mesra oleh Kayla .
" jalan-jalan ". Mary memandang Kayla dan menghulurkan tangannya minta dipimpin .
Dengan sigap Kayla memimpin tangan Mary dan mula membawanya berjalan melawat area rooftop yang dihiasi dengan tanaman indah .
" Kayla ".
" yes , aunty ". Kayla menoleh kearah si pemanggil .
" do you have a boyfriend? ". Soalan yang agak tiba-tiba membuat Kayla bingung untuk menjawabnya dirinya sedikit tergagap .
" mama ! ". Suara yang berhasil menarik perhatian mereka membuat keduanya menoleh kebelakang .
" Vincent? ". Dengan gesit nama yang disebut berlari kearah orang yang dipanggil mama tadi .
" buat apa dekat sini ? ". Mary memeluk anaknya lalu tersenyum .
" jalan-jalan dengan bakal menantu ". Mary tersenyum usil kearah Kayla dan Vincent yang tampak gugup .
Kayla hanya tersengih kerana tidak tahu lagi mahu memakai topeng yang mana lagi untuk menunjukkan wajah tidak sukanya .
Dia tidak suka dipadankan .
" jadi inilah Kayla yang mama selalu sebut tu ? ". Mary angguk tanda menyetujui kalimat anaknya tadi .
" eh , alang-alang semua dekat sini jomlah kita makan sama-sama". Vincent dan Mary berjalan meninggalkan Kayla yang masih kaku disitu .
" Vincent? ".
" Kayla ! , jomlah makan sekali dengan kami ".
Kayla mendengar itu berlari anak kearah Mary dan Vincent dan mengikuti keduanya dari arah belakang .
Cuaca yang cerah sememangnya menyinari kota Berlin ini . Kayla bersyukur dilahirkan dinegara ini kerana kehidupan disini amatlah menyenangkan dan bisa digambar tentang kehidupan bebas yang diinginkan semua orang .
Namun dalam kesenangan pasti ada kesulitan seperti sekarang ini Kayla terus menatap makanannya kerana tidak ingin ditatap oleh si mata helang yang tepat didepan mata .
" Makanlah , tengok je sampai bila nak kenyang ". Vincent menyampuk terlihat sekali wajah gugup milik Kayla yang terserlah .
" berapa lama kerja dekat sini ? ". Vincent bertanya sambil mata terus memerhati lekuk wajah cantik milik Kayla Adison .
" D-dalam setahun lebih , mungkin ". Kayla tersenyum kekok dan memberanikan diri menatap Vincent .
Vincent merespon dengan anggukkan dan menyantap kembali makanannya . Hanya tinggal mereka berdua sahaja kerana ibunya sedang aktif bergerak sana-sini untuk menjumpai kawannya yang katanya akan pulang kembali ke negara asal . Mungkin sedih mahu berpisah .
" gaji dekat sini berapa sebulan ? ".
Kayla tersenyum , dia benci ditanya soalan yang sebegini . Seolah ingin merendahkan harga dirinya saja .
" bolehlah , cukup untuk hidup ".
" Kalau kerja sebagai pembantu kau boleh buat tak ? ". Mendengar itu Kayla terus memandang wajah Vincent ingin bertanya lebih lanjut .
Sekarang pun memang keadaan kewangannya menipis jadi apa saja kerja dia sanggup lakukan .
" pembantu? ". Vincent menangguk dan tersenyum .
" Jaga my uncle ".
TBC.
YOU ARE READING
OG|UNCLE'S
ChickLit" age doesn't matter in our relationship " - 17+ 𝓌𝒶𝓇𝓃𝒾𝓃𝓰! - 𝒽𝒶𝓇𝒶𝓅 𝒷𝒾𝒿𝒶𝓀 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓂ℯ𝓂𝒾𝓁𝒾𝒽 𝒷𝒶𝒽𝒶𝓃 𝒷𝒶𝒸𝒶𝒶𝓃! - 𝓂𝒶𝓀ℯ 𝓌𝒾𝓉𝒽 𝓂𝓎 ℴ𝓌𝓃 𝒾𝒹ℯ𝒶.