tiga

6.1K 43 0
                                    

Pagi indah menyapa seluruh kota Berlin dan kembali seperti hari-hari sebelumnya manusia harus menjalani kehidupan masing-masing walaupun masih dalam keadaan penat .

Roti berisi tuna diatas meja diambil cepat dan dirinya langsung berlari kearah lift .

Kayla mengeluh , dek sebabkan terlalu asyik berbual bersama Austin dirinya sampai lupa jam untuk pulang .

Biasalah rindu sudah melangit mana diri ini tidak merindui sahabat karibnya itu nan tampan lagi cergas .

Austin Warren adalah kawan terbaik Kayla pernah ada . Mereka berkenalan sejak tadika lagi jadi tidak pelik kenapa mereka memang serapat itu .

Kayla akui Austin memang tampan namun tetap sahaja hatinya tidak tertarik untuk memiliki Austin . Lagipun tidak mungkin dirinya mengkhianati perjanjian sang ibu tentang Austin dan dirinya .

Ibu bilang Kayla harus menganggap Austin sebagai adiknya kendati Austin lagi muda beberapa bulan darinya .

Sama juga dengan kehidupannya Austin anak terbiar yang dibuang keluarga dan Kayla ialah satu-satunya kawan yang Austin ada jadi tidak pelik kenapa mereka sedekat itu .

Setelah menghabiskan beberapa minit berjalan kaki akhirnya Kayla sampai di bangunan megah hotel tepat dia berkerja . Memang tidak jauh dari tempat tinggalnya .

Kayla harus bersiap untuk memberi salam kepada tetamu terhormat dan juga tetamu yang paling gemar disapa oleh Kayla kerana tip yang diberi lumayan banyak .

" morning , aunty Mary ! ". Dengan wajah teruja Kayla menyambut ketika orang tua itu membuka pintu biliknya .

" oh , my sweety ". Mary tersenyum kearah Kayla .

" jadi , pagi ni nak makan apa ? ke nak jalan-jalan dulu . Kayla boleh temankan ". Mary tersenyum lagi dia gemar sekali dilayan cukup mesra oleh Kayla .

" jalan-jalan ". Mary memandang Kayla dan menghulurkan tangannya minta dipimpin .

Dengan sigap Kayla memimpin tangan Mary dan mula membawanya berjalan melawat area rooftop yang dihiasi dengan tanaman indah .

" Kayla ".

" yes , aunty ". Kayla menoleh kearah si pemanggil .

" do you have a boyfriend? ". Soalan yang agak tiba-tiba membuat Kayla bingung untuk menjawabnya dirinya sedikit tergagap .

" mama ! ". Suara yang berhasil menarik perhatian mereka membuat keduanya menoleh kebelakang .

" Vincent? ". Dengan gesit nama yang disebut berlari kearah orang yang dipanggil mama tadi .

" buat apa dekat sini ? ". Mary memeluk anaknya lalu tersenyum .

" jalan-jalan dengan bakal menantu ". Mary tersenyum usil kearah Kayla dan Vincent yang tampak gugup .

Kayla hanya tersengih kerana tidak tahu lagi mahu memakai topeng yang mana lagi untuk menunjukkan wajah tidak sukanya .

Dia tidak suka dipadankan .

" jadi inilah Kayla yang mama selalu sebut tu ? ". Mary angguk tanda menyetujui kalimat anaknya tadi .

" eh , alang-alang semua dekat sini jomlah kita makan sama-sama". Vincent dan Mary berjalan meninggalkan Kayla yang masih kaku disitu .

" Vincent? ".

" Kayla ! , jomlah makan sekali dengan kami ".

Kayla mendengar itu berlari anak kearah Mary dan Vincent dan mengikuti keduanya dari arah belakang .

Cuaca yang cerah sememangnya menyinari kota Berlin ini . Kayla bersyukur dilahirkan dinegara ini kerana kehidupan disini amatlah menyenangkan dan bisa digambar tentang kehidupan bebas yang diinginkan semua orang .

Namun dalam kesenangan pasti ada kesulitan seperti sekarang ini Kayla terus menatap makanannya kerana tidak ingin ditatap oleh si mata helang yang tepat didepan mata .

" Makanlah , tengok je sampai bila nak kenyang ". Vincent menyampuk terlihat sekali wajah gugup milik Kayla yang terserlah .

" berapa lama kerja dekat sini ? ". Vincent bertanya sambil mata terus memerhati lekuk wajah cantik milik Kayla Adison .

" D-dalam setahun lebih , mungkin ". Kayla tersenyum kekok dan memberanikan diri menatap Vincent .

Vincent merespon dengan anggukkan dan menyantap kembali makanannya . Hanya tinggal mereka berdua sahaja kerana ibunya sedang aktif bergerak sana-sini untuk menjumpai kawannya yang katanya akan pulang kembali ke negara asal . Mungkin sedih mahu berpisah .

" gaji dekat sini berapa sebulan ? ".

Kayla tersenyum , dia benci ditanya soalan yang sebegini . Seolah ingin merendahkan harga dirinya saja .

" bolehlah , cukup untuk hidup ".

" Kalau kerja sebagai pembantu kau boleh buat tak ? ". Mendengar itu Kayla terus memandang wajah Vincent ingin bertanya lebih lanjut .

Sekarang pun memang keadaan kewangannya menipis jadi apa saja kerja dia sanggup lakukan .

" pembantu? ". Vincent menangguk dan tersenyum .

" Jaga my uncle ".
































TBC.

OG|UNCLE'S Where stories live. Discover now