Rasanya Bandung sangatlah menyebalkan hari ini. Kota yang biasanya sejuk dan damai kini berubah menjadi dingin dan mencekam, angin berhembus kencang membuat pintu Kacar berdecit horor dikamar apartemen lantai delapan. Biasanya langit akan dipenuhi bintang dan bulan yang saling menunjukkan siapa yang paling bersinar terang, tetapi kini seperti langit akan menangis bersama Laras.
Cukup lama menangis, Laras memutuskan untuk pergi ke baklon kamarnya. Kaki Laras naik ke kebesi pembatas dibalkon, ia bisa melihat pemandangan yang lebih jelas.....lampu-lampu dari rumah penduduk,jalanan lampu dari gerobak bakso yang sering di belipun kelihatan jelas. Dia menangis sejadi-jadinya dengan kedua kakinya naik ke atas bedi pembatas dan kedua tangannya direntangkan.
"Brakk.."
"Tut ....Tut....Tut"
Tiba-tiba pintu kamar Laras didobrak oleh seseorang dan menyebabkan alarm otomatisnya berbunyi nyaring membuat Laras menarik tubuhnya dari beri pembatas. Dia beranjak dari baklon ke depan pintu unit apartemennya"Lo ngapain dikamar gue?" Laras berteriak nyaring "Lo barusan dobrak kamar gue bego"
"Ini kamar gue... ngapain Lo dikamar gue. Lo...Lo pergi sana jauh-jauh...hahaha langit hari ini indah bro" lelaki itu berbicara sambil tertawa dan sesekali menangis
Laras rasa laki-laki didepannya itu sedang mabuk, jika dilihat dari gaya bicaranya yang ngelantur dan tubuhnya yang tak seimbang bahkan laki-laki iku menangis dan tertawa tak jelas.
"Nama Lo siapa? Kamar Lo dimana? Cepet jawab keburu gue panggil sekuriti!"
"Noe"
"Berapa nomer kamar Lo?"
"116"
Laras mengantarkan laki-laki itu ke depannya pintu kamarnya yang padahal kamarnya bersebelahan dengan kamar Laras. Setelah itu Laras langsung meninggalkan laki-laki itu sendiri, kemudian dia masuk kedalamnya kamarnya yang pintunya sudah rusak.
Semalaman Laras harus begadang karena pintu kamarnya rusak. Mana mungkin ia bisa tidur dalan keadaan pintu yang rusak.
"Kali ini Lo nyeruduk gerobak apa lagi bro" ucap temen noe
"Kali ini gue ngak nabrak tukang nasgor lagi bro, gue beneran sampe kamar gue dengan selamat" ucap Noe
"Heleh paling nyeruduk gerobak bakso" ucap kedua temen noe sambil tertawa
Noe melemparkan bantal sofa ke Lion Wijaya, laki-laki yang memiliki tinggi sekitar 170cm dan rambut berwarna coklat.
"Aduhh"
"Gue kemarin salah masuk kamar orang sebelah gue.....Lo tau kan gue mabuk, gue pusing banget makanya angka kamar gue ngga kelihatan. Gue udah berkali-kali masukin passcode sampe 10 kali diblokirlah tu pintu. Gue emosi mana udah pusing banget, alhasil gue tendang tu pintu...taunya miliik sebelah"
"Gila banget Lo no..., Terus gimana?"
"Ya maka dari itu nanti sore gue mau ganti rugi tuh pintu yang gue rusakin kemarin"
"Lo yakin mau ganti tuh pintu?"
"Yoi, gue kan udah ngerusakin tuh pintu, sebagai laki-laki yang bertanggung jawab gue harus ganti rugi"
"Heleh bullshit..bilang aja Lo sekalian mau deketin tuh cewek" ucap kedua temen noe sambil tertawa mengejek
"Woyy ati-ati bro..takut Lo yang gantian ditendang" mereka berdua kembali tertawa.
Waktu sudah menunjuk kan pukul empat sore. Noe sudah janji akan pergi ke kamar Laras, tetapi saat sampai disana dia terheran-heran kenapa pintu kamar Laras sudah terlihat rapi, apakah semalam dia hanya mimpi?
KAMU SEDANG MEMBACA
NOEROW
Teen FictionBagi semua orang waktu terbaik untuk beristirahat dan tertidur lelap adalah tengah malam. Tapi tidak untuk Laras Ayu Gartiana, wanita itu memilih untuk menangis hidup dan meratapi nasibnya. Dia memiliki seorang kekasih Arkan Mahendra,seorang aktor y...