"Itu cuma caranya untuk menghindarkanmu dari model berkelakuan buruk sepertiku," potong Ling. "Kau kan wajah Kevin Huo. Kalau sampai berteman sama model yang berkelahi dengan model lain, citramu bisa tercoreng."
"Mengapa kau bicara begini?" tanya Xiang dengan suara rendah. "Kak Yang tidak pernah memandangmu begitu."
Ling tersenyum sinis. Langkahnya yang malas-malasan kini benar-benar berhenti. "Aku tahu beberapa staf sudah melaporkan sikap burukku pada kakakmu. Dia mungkin juga sudah tahu kalau kita cukup dekat untuk saling memanggil dengan nama. Dengan semua itu, aku justru terkejut kalau dia tidak berusaha menjauhkanmu dariku."
Seakan lupa tujuannya mengajak Ling mengobrol, Xiang berhenti berjalan juga dan menghadapkan seluruh tubuhnya pada Ling. "Kita sedang syuting. Mari kita bicarakan nanti—"
"Di luar jadwal ini, kita tidak akan bisa bicara lagi," tuntut Ling. "Katakan saja apa yang mau kaukatakan dan selesaikan di sini."
Xiang mulai tak senang. "Baiklah, aku akan jujur padamu. Sikapmu kepada para staf sejak perundungan itu tidak seperti biasanya. Benar katamu, ada laporan-laporan tentangmu yang membentak staf, meminta hal-hal yang tidak lazim, bahkan mengasari staf media. Kita memang duta, tetapi tanpa orang-orang yang mendukung kita, kita bukan apa-apa.
"Kupikir sikapmu yang beginilah yang mungkin melatarbelakangi perkelahian waktu itu, jadi kurangilah. Jalin kerja sama yang baik dengan para staf, termasuk sekarang."
Setelah napasnya habis, Xiang kelihatannya baru sadar bahwa pembicaraan telah terseret ke arah yang salah. Tentu saja. Kalau Xiang masih tidak merasa bersalah setelah air mata Ling menggenang seperti saat ini, ia pasti sudah tidak punya hati.
Sementara itu, Ling sudah mencapai puncak. Tepat ketika air mata pertamanya jatuh, Ling melepaskan tas properti pemotretan di bahu, lalu menjatuhkannya begitu saja ke jalan taman. Xiang melotot. Orang-orang di sekitar mereka mendengungkan protes yang makin lama makin keras. Semua suara itu, termasuk teriakan peringatan Mingmei, samar saja memasuki telinga Ling.
"Aku tidak bisa melanjutkan."
Setelah mengucapkan itu, Ling berjalan cepat, hampir berlari, meninggalkan taman dan kerumunan yang panik. Air matanya mengalir tanpa henti, mengaburkan penglihatan, sialnya ia masih merasakan tatapan penasaran beberapa pejalan di Lujiazui. Sial duanya, ia merasa seseorang mengikuti, semakin dekat, semakin dekat ....
Aku mesti lari!
"Zhang Ling!"
Yang dipanggil memekik, tak sempat kabur. Tangannya dicekal oleh seseorang dari belakang sampai tubuhnya terputar paksa menghadap si pemanggil. Xiang berdiri di sana dengan kalut, terengah-engah, tetapi sebelum pria itu sempat menyampaikan maksudnya, Ling memberontak.
"Lepaskan! Buat apa menahanku kalau aku tidak pernah bisa memenuhi standar kalian? Standarmu? Apanya yang sahabat kalau kau cuma ngomong tentang kebaikan Kevin Huo dan bukan kebaikanku? Penipu! Lepaskan aku, Feng Xiang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Huo's Proposal ✅
ChickLitBerkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer berminat pada kecantikannya, mereka harus bekerja sesuai kecepatannya. Karena itu, ia tidak pernah menjalin kontrak dengan perusahaan besar...