Ling dan Xiang mengunjungi beberapa tempat secara acak setelah rumah abu, tetapi tujuan akhir mereka masih sama dengan tahun lalu: kantor pusat Kevin Huo. Mereka tiba satu jam setelah matahari terbenam dan disapa dengan bingung oleh beberapa staf. Staf-staf ini hanya tahu bahwa Ling dan Xiang mengambil cuti sehari; mereka tidak tahu ada ritual ulang tahun pernikahan khusus yang cuma bisa dilakukan di kantor pusat.
"Kak Mei bilang, dia punya rekan yang bisa membantu kita menyiapkan makan malam. Sebenarnya, aku kurang percaya padanya karena dia tidak sedikit pun memberitahuku soal rekan ini," kata Ling saat ia dan Xiang naik lift ke rooftop. "Padahal, aslinya aku ingin menyiapkan acara kita berdua saja seperti tahun lalu; masak berdua, menata meja berdua .... tapi ya ampun, Kak Mei itu lebih protektif darimu dan Ibu! 'Kalau Xiaoniao kenapa-kenapa saat kau menyiapkan makan malam romantis kalian, aku bisa dipenggal Feng Xiang!' Duh, memangnya kau pernah ingin memenggal seseorang?"
"Tentu saja tidak," kekeh Xiang.
"Nah!" Ling mendengus. "Aku ini cuma hamil, bukan sakit. Mengapa tidak boleh melakukan apa-apa?"
"Jangan menggerutu. Kak Mingmei sudah melakukan hal yang benar." Xiang menggelitik dagu Ling untuk meredam kejengkelannya. "Coba kalau cuma kita yang menyiapkan acara ini. Kau pasti teler duluan, lalu aku ikutan teler karena menyelesaikan sisa persiapannya seorang diri. Akhirnya, kita tidak jadi merayakan ulang tahun pernikahan, malah cuma kecapekan dan ingin pulang."
Xiang punya poin di situ. Ling meringis.
"Kalau kau menjelaskannya seperti itu, yah ... sedikit-banyak aku bisa mengerti." Namun, harga diri Ling agaknya masih terlalu tinggi untuk mengakui cedera argumennya. "Tetap saja, kan aku ingin memasak buatmu di hari ulang tahun pernikahan kita."
"Bukannya melarang, tapi kalau memasak untukku melelahkanmu, kamu jadi tidak bisa menikmati perayaannya sepenuhnya." Xiang memeluk Ling dari samping. Ia lantas mengarahkan tangannya ke tepi bawah perut Ling dan menaikkan tangan itu, seakan-akan membantu Ling 'mengangkat' kandungannya. Ling tertawa geli. "Nanti Xiaoniao juga tidak bisa tidur nyenyak. 'Apa yang Bunda lakukan? Kenapa badanku terguncang-guncang?'"
"Ampun! Mau kubawa jumpalitan saat pemotretan, aku yakin dia masih akan tidur nyenyak."
***
Rooftop kantor pusat membawa kenangan bagi Ling dan Xiang sebab di sanalah pertama kalinya mereka meninggalkan formalitas dan saling memanggil nama. Pada ulang tahun pertama pernikahan, mereka kepergok Yang tengah menyiapkan makan malam romantis di sana, kerepotan melawan angin walaupun masih menertawakan situasi mereka yang konyol. Itulah awal mula pembangunan sebuah lounge di rooftop yang semula tak terjamah. Lounge itu, di luar pesta ulang tahun pernikahan kedua duta, kadang digunakan sebagai tempat rapat atau tempat istirahat para staf.
Sekeluarnya dari lift, Ling dan Xiang meniti tangga darurat menuju rooftop. Ling memicing melihat lounge berdinding kaca itu sudah terang-benderang dengan beberapa orang lalu-lalang di dalamnya.
Apakah itu 'rekan' Kak Mei yang akan membantu kami menyiapkan makan malam? Kok kelihatannya aku kenal ....
Benar saja. Setelah cukup dekat dengan lounge dan dapat melihat lebih baik siapa saja di dalam, Ling terbelalak. Kakak iparnya sedang menyalakan lilin di meja makan menggunakan pemantik. Adik angkatnya menata makanan bersama Mingmei, sementara adik iparnya baru saja menggeser salah satu kursi terbaik di ruangan itu ke meja yang telah ditata.
Tak tahan, Ling langsung membuka pintu lounge dengan keras.
"Jadi, orang yang Kak Mei ajak menyiapkan perayaan ulang tahun pernikahanku adalah kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Huo's Proposal ✅
Chick-LitBerkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer berminat pada kecantikannya, mereka harus bekerja sesuai kecepatannya. Karena itu, ia tidak pernah menjalin kontrak dengan perusahaan besar...