Dengan sendok teh kayu, Ling mencelupkan sebutir marshmallow ke dalam cokelat yang kental dan menyuapnya. Rasanya kaya, manisnya pas, dan ada 'tendangan' dari kayu manis yang Ling suka sekali. Alis si gadis terangkat mengapresiasi.
"Enak! Akan kusuruh Nenek belajar darimu biar dia bisa buat begini setiap hari di musim dingin."
"Dasar tuan putri. Siapa-siapa saja jadi pesuruhmu, bahkan aku yang baru pertama kali datang ke sini."
Ini memang 'kencan rumah' pertama Ling dan Xiang, kalau kata 'kencan' boleh dipakai pasangan dalam hubungan tanpa status. Awalnya menegangkan buat Xiang, tetapi sikap Ling yang santai-cenderung-serampangan membuatnya cukup santai hingga mampu menawarkan membuat cokelat panas dadakan.
"Kok menyalahkanku? Siapa tadi yang bersemangat bikin minuman begitu menemukan cokelat bubuk di lemari dapur?" Ling cemberut.
"Aku, sih." Xiang meminum cokelatnya. "Habisnya, membuatkanmu sesuatu lebih baik ketimbang cuma duduk menunggu suguhan."
Semula mau mengeluarkan sendok dari mulut, Ling yang mendengar itu seketika berhenti dengan sendok masih terkulum.
Pada kencan-kencanku dulu, para mantanku melakukan apa yang mereka suka dan mengajakku, atau mengikutiku melakukan apa yang kusuka. Berbeda dengan mereka, Feng Xiang justru berinisiatif melakukan sesuatu untukku, meskipun sesederhana membuatkan minuman hangat .... Aku senang sekali, bagaimana ini?!
"Mengapa kau mengernyit sambil memejamkan mata begitu?" tanya Xiang, membuat Ling langsung membuka mata. "Jangan-jangan, aku kurang rata mengaduk kayu manisnya?"
"Tidak, tidak. Jangan khawatir, cokelatnya baik-baik saja." Ling menggeleng-geleng gugup sebelum minum lagi. "Rasa kayu manisnya sudah merata, tidak terlalu tajam juga rasanya. Ini betulan enak."
Xiang tampak lega. "Syukurlah," katanya sebelum meneguk cokelat juga. "Aku belum berpengalaman dalam kencan rumah–m-maksudku kunjungan seperti ini. Maaf kalau kecanggunganku membuatmu tidak nyaman."
Ling mengerjap-ngerjap cepat. Niatnya mengundang Xiang ke rumah semata buat main, sebagaimana ia mengajak Mingmei dan beberapa teman modelnya bersantai tanpa tujuan, tetapi apa yang Xiang katakan barusan? Apa Ling perlu membersihkan telinganya?
"Feng Xiang," menyisihkan cangkirnya secepat kilat, Ling lantas mencondongkan tubuh pada sang peragawan, "kamu menganggap ini kencan? Apa itu adalah jawaban tidak langsung untuk pernyataan cintaku?"
"Tadi aku berkata tanpa berpikir dulu," sahut Xiang panik. "Abaikan saja–"
Namun, Ling malah merangkak mendekat. Wajahnya kini tak sampai sepuluh sentimeter dari hidung bangir Xiang. Kedua lengan gadis itu bertumpu ke lantai, menyangga tubuhnya sekaligus memerangkap Xiang di antaranya. Mata Ling berbinar penuh harap.
"Jadi, ini adalah 'hari pertama' kita?" kejar Ling, tetapi Xiang memalingkan muka dan berucap lirih.
"Kamu terlalu dekat ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Huo's Proposal ✅
ChickLitBerkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer berminat pada kecantikannya, mereka harus bekerja sesuai kecepatannya. Karena itu, ia tidak pernah menjalin kontrak dengan perusahaan besar...