"Apa, sih, kau lihat-lihat? Suka padaku?" canda Mingmei, akhirnya sadar sedang diperhatikan. Ia tidak mengantisipasi jawaban Ling–yang berupa pertanyaan juga–dan hampir saja membuat mobil oleng karena terkejut.
"Kalau disuruh mengenakan salah satu baju yang didesain Nenek, mana yang akan kaupilih, Kak Mei?"
***
Ide Ling yang terbilang mendadak mengenai kampanye positivitas tubuh ternyata diterima dengan baik oleh tim promosi dan Yang. Anggota proyek Fenghuang yang sedang dalam finalisasi persiapan fashion show langsung membentuk tim dalam tim. Sebelum ditunjuk, Wei sudah mengajukan diri bergabung dalam tim yang lebih kecil, bertanggung jawab dalam pemilihan wardrobe. Ling menggunakan koneksinya untuk mencari model 'luar biasa', juga dengan gilanya menggandeng Mingmei. Ia juga sedikit terlibat dalam penentuan outfit, yang cukup menantang; baju yang bisa dipilih untuk kampanye itu hanya ready-to-wear karena pakaian-pakaian untuk fashion show tidak boleh sampai rusak sebelum hari H. Ready-to-wear tentunya tidak se-wah pakaian-pakaian standar fashion show, tetapi setidaknya, ready-to-wear diproduksi dalam berbagai ukuran. Ling kagum pada Wei dan Tian yang cukup inklusif dalam mendesain sehingga karya mereka tidak cuma bagus dipakai para model.
Zhang bersaudara sudah siap merogoh kocek sendiri (dan, karenanya, merancang kegiatan yang sederhana) untuk kampanye ini, tetapi tim promosi tahu-tahu menggelontorkan dana lumayan. Kata ketua tim promosi, kampanye itu akan membawa nama Kevin Huo dan koleksi Fenghuang, tentu tidak boleh kalau didanai mandiri oleh duta. Selain itu, Yang–bahkan sebelum Zhang bersaudara dikontrak–sudah memikirkan kemungkinan kebutuhan dana cadangan; inilah waktu yang tepat untuk menggunakannya. Ling inginnya girang, tetapi ini Yang, masih mungkin ada maksud terselubung di balik bantuannya.
Sayang sekali, Ling belum pernah bertemu Yang selama persiapan proyek sampingan ini, jadi tidak bisa menilai ketulusan pria itu.
Dalam waktu yang sempit, Ling bekerja lebih keras dari yang sudah-sudah, tetapi tak merasakan lelahnya. Terbayang di benaknya wajah pucat Shu Fei, keberanian gadis itu untuk merantau ke selatan demi mewujudkan mimpi, hanya untuk digunakan seenaknya oleh agensi model tak bertanggung jawab. Ling juga masih dihantui Guan Mingzhu, seorang perempuan yang Ling temui dalam keadaan terburuk–dan baru Ling ketahui pernah cantik justru setelah meninggal. Terngiang pula umpatan-umpatan marah para model perundungnya yang mungkin sarat keputusasaan, tetapi Ling tak menangkap keputusasaan itu saking sakitnya dijambaki. Setelah bertemu mereka semua, Ling merasa amat beruntung dan kuat. Sebisa-bisanya, ia ingin membungkam balik dunia yang pernah membungkam perempuan-perempuan itu dengan versi kecantikannya sendiri.
Namun, Ling sudah lama tidak merasakan gairah sebesar ini dalam pekerjaannya. Ada efek sampingnya berusaha begitu keras; untuk pertama kalinya, Ling tertidur singkat di sela persiapan jadwalnya yang tinggal beberapa menit.
"Ling, oi, Ling!"
Ling tersentak bangun karena desisan halus di sebelahnya, lalu berucap panik sambil menggeleng-geleng seakan bisa merontokkan kantuknya dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Huo's Proposal ✅
ChickLitBerkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer berminat pada kecantikannya, mereka harus bekerja sesuai kecepatannya. Karena itu, ia tidak pernah menjalin kontrak dengan perusahaan besar...