Acara puncak promosi koleksi Fenghuang, yaitu fashion show, akan dimulai dalam kurang dari 24 jam. Sejak berangkat dari apartemen, Ling berkali-kali mengguncang tubuh mungil Mingmei sambil memekikkan ketegangannya. Untung saja Mingmei tidak sedang mengemudikan mobil mereka.
Ya ampun, aku bisa kabur saja tidak, sih? Bolak-balik Ling mengatakan hal yang senada, yang beroleh beragam reaksi dari manajernya: mulai disentil sampai diberi semangat.
Kau sudah melangkah sejauh ini. Betulan mau mundur?
Waktu mobil yang dikemudikan sopir agensi Ling berhenti di depan Xintiandi Hall, Ling tahu ia tak mau mundur. Tempat itu–yang setahu Ling biasanya menjadi venue utama Shanghai Fashion Week–kini dipasangi banner megah bernuansa emas-hitam-merah, mempromosikan fashion show Fenghuang Collection kepada siapa pun orang lewat. Ini masih satu hari sebelum fashion show, tapi sudah banyak jurnalis mode yang berkumpul di sana, hendak mendulang berita. Selain itu, para staf Kevin Huo, perwakilan masing-masing agensi yang mengawal model mereka, dan banyak tim yang menjadi tulang punggung fashion show ini berlalu-lalang, sudah sibuk di venue jauh sebelum kedatangan Ling. Dari hiruk-pikuk persiapan event ini saja, Ling paham betapa besar risiko yang mesti ditanggungnya kalau mundur sekarang.
Keriuhan Xintiandi Hall yang sebelumnya semburat mendadak terpusat ke satu arah. Baru juga Ling membuka pintu mobil, jepretan kamera para jurnalis langsung mengarah kepadanya. Berjejer mengawalnya dengan ketat adalah barisan bodyguard yang dua kali lipat lebih tinggi dibanding standing barrier di sisi kanan-kiri karpet merah (mengapa pula benda itu sudah ada di sana sebelum show resmi dibuka?). Pertanyaan yang dilempar ugal-ugalan dari luar standing barrier berdengung di telinga Ling, membuatnya berbisik pada Mingmei.
"Bukannya ini cuma dress rehearsal? Kok sudah ada wartawan? Sebanyak ini lagi?"
"Jangan pura-pura kaget, deh." Mingmei memutar bola matanya. "Kamu sudah biasa menghadapi publisitas seheboh ini, kan?"
Mingmei benar, kurang lebih. Ling sudah pernah melalui konferensi pers perdana koleksi Fenghuang yang berskala besar. Dia bahkan membuat nama untuk dirinya sendiri via kampanye positivitas tubuh impromptu beberapa waktu lalu. Mengapa ia masih deg-degan? Sudah takdir ratu Fenghuang untuk menarik perhatian ke mana pun ia pergi.
Jadi, hari ini pun aku harus bermain peran sebaik mungkin.
Dengan pikiran tersebut, Ling pun menegakkan punggung dan berjalan menuju hall. Selama itu, Ling sedikit-sedikit dapat menangkap potongan pertanyaan wartawan, yang kebanyakan ingin tahu persiapan dan perasaannya menghadapi fashion show pertamanya, serta apakah ia masih berkontak dengan Xiang. Yang terakhir lucu juga. Ternyata, publik sepenasaran itu dengan hubungan kedua duta koleksi Fenghuang?
Padahal tidak ada apa-apa di antara kami.
Ling samar menghela napas. Belum, ia lantas meralat. Hari ini, Kevin Huo akhirnya mengizinkan Ling dan Xiang sejadwal, sebuah kesempatan langka bagi Ling untuk melepas rindu–dan menjalankan sebuah rencana. Dalam ketiadaan Xiang, Ling pikir perasaannya malah makin mekar; dadanya tak lagi cukup menampung perasaan itu, jadi ia mesti membuka sebuah pintu dan membiarkannya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin Huo's Proposal ✅
Chick-LitBerkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer berminat pada kecantikannya, mereka harus bekerja sesuai kecepatannya. Karena itu, ia tidak pernah menjalin kontrak dengan perusahaan besar...