13. First Crash

764 130 8
                                    















Jeno menunduk frustasi, ia begitu sulit memikirkan segalanya, kendati ia sudah memutuskan untuk menjalankan rencana nya dan Winter hatinya tak bisa berbohong. Karina, pikirannya terus berputar tentang gadis itu.

"Nono!!!!"

Jeno mengangkat kepalanya saat Karina tiba-tiba memasuki basecamp dan berlari dengan wajah sedih, sejenak jantungnya berdetak kencang, apa mungkin Winter sudah memulai semua nya?

"Nono~~aku tidak lulus huahhhhh" ujar Karina lalu tangisnya pecah sambil memperlihatkan hasil ujiannya pada Jeno.

Jeno menghela napas lega, ternyata semua masih belum berubah, Karina nya masih sama manjanya. Ia mengambil kertas hasil ujian di tangan Karina dan hampir saja tertawa saat melihat nilai sang kekasih.

"Kau tidak belajar? Bagaimana mungkin nilaimu seperti ini"

Karina cemberut, "Aku sudah belajar Nono, tapi ya begitu, ujian nya susah, kepalaku rasanya mau pecah"

"Tidak ada soal yang terlalu susah disini" ujar Jeno dengan alis terangkat

"Ih itukan menurutmu Nono, kau kan pintar"

"Lalu kau bodoh begitu? Aku tidak suka punya kekasih bodoh"

Bibir Karina melengkung ke bawah, matanya berlinang siap menumpahkan airmata kembali, "Nono hikkss nanti aku belajar lagi, janji"

"Kau tidak pernah serius belajar, kau bukannya tidak bisa hanya malas saja. Kalau begini terus--"

"Iya iya Nono, nanti aku akan belajar serius, janji, aku akan jadi pintar sepertimu jangan marah" ujar Karina sambil menarik lengan Jeno

"Baiklah, aku pegang janjimu, kalau ujian selanjutnya ada nilai mata kuliahmu yang jelek, kau harus belajar 24 jam nonstop denganku"

"Iya iya, jangan mengomel, janji nanti aku akan jadi pintar supaya bisa jadi kekasihmu yang pintar dan cantik" ujar Karina sambil tersenyum.

Jeno ikut tersenyum melihat wajah memerah Karina, airmata bahkan masih membekas di pipinya tapi gadis itu sudah tersenyum melupakan tangisannya. Apa mungkin ia masih bisa melihat senyuman itu nanti?

"Kau sudah pintar dan cantik, nilai ujian tidak akan bisa memberikan penilaian pada kehidupan seseorang. Dimataku kau tetap yang paling cantik dan pintar"

Karina tersipu lalu menyembunyikan wajahnya di bahu Jeno, ia salah tingkah mendengar gombalan Jeno yang jarang-jarang bisa ia dengar.

"Nono bisa saja hehe"

Jeno terkekeh, ia menarik wajah Karina ke arahnya lalu mengecup lama bibir sang kekasih.

"Aku sangat mencintaiku" ujar Jeno lalu kembali mempertemukan bibir mereka.

Karina menutup matanya membiarkan Jeno melumat bibirnya pelan sambil membalas sebisanya.

Tak lama Jeno melepaskan ciumannya berbisik di depan wajah Karina, "Maukah kau hidup denganku? Hanya berdua, hanya kita berdua, hidup jauh dari semua orang?"

Karina tersenyum lalu mengangguk, "Iya mau nono"

"Kalau ku ajak kau pergi jauh, apa kau bersedia?"

"Kemana?"

"Ke tempat yang jauh, ke tempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenali kita. Hanya kau dan aku"

Karina mengangguk dengan semangat, "Ayo, tapi kenapa harus ke tempat yang seperti itu?"

"Agar tak ada yang bisa memisahkan kita. Kita bisa menikah, bekerja, hidup bersama tanpa ada seorangpun yang mengganggu"

Karina yang awalnya tersenyum menatap Jeno dengan wajah sendu, "Apa yang kau sembunyikan dariku Nono? Apa kau tidak mau bercerita padaku? Aku tidak mengerti ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba ingin pergi ke tempat yang jauh? Apa kau sedang menghindari sesuatu?" Tanya Karina bertubi-tubi, ia merasa bahwa perubahan Jeno pasti ada hubungan dengannya. Dan ia tidak memiliki clue apapun untuk masalah ini.

Crazy Girl vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang