Karina tampak berfikir keras tentang apa yang terjadi dalam hidupnya, dimulai dari hubungannya dengan Jeno, kedua orang tuanya dan dengan seorang gadis yang kini menjadi saudarinya. Setiap malam ia selalu ovethinking tentang banyak hal.
Kadang Karina sempat berpikir apa mungkin ia akan dikutuk oleh tuhan kalau ia kekeh ingin menikah dengan saudara nya sendiri? Pernikahan sedarah? Yang benar saja, Karina memukul kepalanya yang mulai gila.
"Lupakan Jeno, lupakan Jeno, lupakan Jeno. Jeno itu adikmu Karina astagaaaa" ujar Karina sambil terus mengantukkan kepalanya ke meja perpustakaan tempat ia menenangkan diri hingga suara seseorang mengagetkannya.
"Ini perpustakaan, kalau kau terus begitu kau akan di usir keluar"
Karina menatap seorang laki-laki yang tiba-tiba saja datang dari arah depan nya, laki-laki berperawakan tampan dan tinggi itu tersenyum padanya.
"Siapa kau?"
"Namaku Woonbin, Noona"
Karina terbelalak, "Aku? Noona? Kau semester berapa?"
"Aku mahasiswa baru, mohon bimbingannya"
Karina mengangguk mengerti, "Ohhh, kau mau bergabung? Duduklah"
Karina mempersilahkan mahasiswa baru itu duduk, Karina menyinggung senyum menatap laki-laki yang tampak tampan dan lugu itu.
"Ow ya kenalkan, aku Karina, aku mahasiswa semester 3, umur kita pasti tidak terlalu jauh, jadi bicara santai saja" ujar Karina mengulurkan tangannya
Woonbin tersenyum menjabat tangan Karina, "Aku tau. Tapi aku akan tetap memanggilmu Noona"
Karina beringsut dengan wajah kesal yang lucu, "Terdengar terlalu tua tau kalau kau memanggilku Noona"
Woonbin tersenyum, "Aku tetap pada pendirianku, Karina Noona"
"Ck, dasar anak kecil" ujar Karina lalu mengangkat buku hingga menutupi wajahnya yang sontak membuat Woonbin terkekeh namun tetap tenang.
"Senang bisa bertemu denganmu Noona" gumam Woonbin pelan lalu mulai fokus membaca buku miliknya.
***
"Aku akan memberitau Karina semuanya ayah"
Sang ayah menatap anaknya tajam, "Tidak, ayah tidak setuju"
"Kenapa?"
Sang ayah bergeming, ia mengalihkan pandangannya dari sang anak, hingga beberapa menit diam ia mulai membuka suara.
"Terlepas dari hubungan darah, aku menyayanginya layaknya anakku sendiri. Aku sudah menjadi ayahnya sejak kecil, aku sudah menjadi cinta pertamanya sejak ia lahir, dan aku tidak ingin mematahkan hatinya. Karina adalah anakku, walaupun darahku tidak mengalir dalam dirinya"
Jeno terkekeh kesal, "Secinta itu kau pada anak orang lain? Apa itu juga yang membuatmu tega membuang kami?"
"Jeno!!"
"Aku tidak peduli pada perasaanmu ayah!! Dia bukan saudariku maka aku berhak mengatakan yang sebenarnya padanya!! Aku menginginkannya, bukan sebagai saudari tapi sebagai seorang wanita. Dan aku tidak akan berhenti hanya karena perasaan konyolmu, semakin lama bangkai tersimpan maka semakin busuk pula baunya ayah. Dan kau harus sadar akan sekecewa apa anak kesayanganmu itu kalau mengetahui fakta ini lebih lama. Jadi katakan sekarang juga, kau yang mengatakannya langsung atau aku yang bertindak ayah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl vs Cold Boy
FanficKarina Yoo adalah definisi gadis ekstrovert yang tidak terkalahkan, ia adalah gadis periang, ceria, selalu berpikir positif. Tidak pernah ada kata galau dalam kamus hidupnya. Namun Karina sangat sering merajuk karena kekasihnya. Bersanding dengan ku...