12. The Truth

970 141 14
                                    








Karina tersenyum senang menatap ayahnya, ia sedang date berdua di sebuah cafe dengan sang ayah untuk membicarakan banyak hal. Karina sudah memberitau ayahnya kalau kekasihnya mungkin akan datang ke rumah mereka untuk melamarnya. Karina juga memperlihatkan foto Jeno pada ayahnya yang membuat ayahnya cukup kaget.

"Kenapa? Tampan kan? Nono memang tampan ayah, dia mirip ayah ahaha iyakan?"

Sang ayah mengangguk kaku, "Siapa tadi namanya?"

"Jeno ayah, Lee Jeno"

Sang ayah mengangguk, "Ah iya, dia tampan" ujar sang ayah lalu termenung sebentar sebelum tersentak karena Karina kembali membuka suara

"Ayah, bagaimana dulu ayah dan ibu bertemu?"

Sang ayah dengan cepat merubah raut wajahnya lalu terkekeh, "Kenapa bertanya tentang ayah dan ibu?"

"Aku penasaran yah, kisah cinta ayah dan ibu itu bagaimana dulu?"

Sang ayah tersenyum, "Ayah dan Ibu dulu adalah sahabat. Kami berdua bersahabat sejak kecil dengan ada satu lagi sahabat kami. Ibumu perempuan satu-satunya diantara kami bertiga. Ayah menyimpan perasaan pada ibumu sejak lama tapi ibumu tidak pernah peka"

Karina tertawa kecil, "Terus terus?"

"Lalu sesuatu terjadi, saat itu keadaan sangat buruk, ibumu tidak mau bertemu dengan siapapun, hubungan kami berantakan, salah satu sahabat ayah memilih pergi tanpa kata sementara ibumu pun tidak bisa ayah temui"

"Ibu kenapa yah?"

Sang ayah tersenyum, ia mengelus kepala sang anak, "Ibumu mengalami sesuatu yang buruk dan saat itu mentalnya dalam keadaan yang buruk pula. Saat itulah ayah mencoba membantu ibumu melewati semua itu"

Karina tertawa kecil, "Lalu ibu jadi jatuh cinta pada ayah dan menikah?"

Sang ayah mengangguk, "Iya seperti itu" ujar sang ayah namun tatapan yang ia berikan pada anaknya sangat sendu. Ia tau bahwa semua cerita ini akan sampai di telinga sang anak mungkin dengan versi berbeda.

Kedua pasangan ayah dan anak itu terus bercerita, terlihat dari jauh kedekatan mereka begitu membuat iri. Dan benar saja, Winter yang melihat hal itu mengepalkan tangannya, ia berniat melangkah mendekati tempat Karina dan ayahnya berbincang namun tangannya dicekal.

"Jangan"

"Lepas!!"

"Jangan sekarang, Oppa mohon"

Winter menatap kakaknya dengan mata berlinang, "Aku ingin bertemu ayah oppa"

Jeno memeluk sang adik yang menangis, "Nanti, kita pasti akan bertemu nanti Winter"

Winter yang mulai terisak mendorong tubuh kekar sang kakak, "Kapan?! Sampai kapan?!!"

Winter berlari ingin mendekati cafe itu namun Jeno menahannya, ia membawa Winter bersamanya ke apartementnya agar sang adik tidak membuat kegaduhan.

***

Suasana apartement Jeno menegang karena perdebatan dua bersaudara yang tak ada hentinya. Winter datang ke apartement sang kakak menuntut semua yang harusnya dilakukan oleh sang kakak namun tak kunjung terjadi.

Dan ternyata Winter telah dikhinati oleh sang kakak.

"Ayo kita berhenti sampai disini Winter. Aku mohon" pinta Jeno lirih dengan wajah memohon

"Kau terlalu naif oppa, aku sudah katakan untuk mengubur rasa cintamu pada gadis itu, namun kau ternyata sama saja dengan ayah. Kalian terlalu dibutakan cinta. Kau melupakan semua yang terjadi pada ibu karena cintamu itu!!" Pekik Winter marah, ia berteriak emosi sambil menatap sang kakak nyalang.

Crazy Girl vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang