11. Broke Up

1.1K 134 5
                                    





Karina berjalan pelan ke arah apartement milik Jeno sambil melihat kiri kanan siapa tau ia  bertemu di depan, ia perlu bicara dan mengatakan alasannya menghilang selama 3 hari lebih. Ya walaupun Karina masih marah tapi ia tidak ingin memperpanjang masalah nya dengan Jeno.

Karina tidak berani masuk sendiri seperti waktu itu, dia kapok karena Jeno marah sampai mencekiknya ya walaupun Karina tau bukan hanya itu alasan Jeno marah padanya.

Beberapa kali Karina mengangkat tangannya ingin memencet bel namun ia tidak punya keberanian, bagaimana kalau Jeno masih marah? Bagaimana kalau Jeno menyerangnya seperti waktu itu, jujur saja Karina trauma, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan sekasar itu dalam hidupnya.

"Hahhhhh~~ apa tidak usah saja ya, tapi aku rindu Nono" gumam Karina menunduk dengan wajah sedih. Ia ingin melihat wajah Jeno ia rindu.

Karina mengigit bibirnya sambil terus menimang-nimang apa ia harus memencet bel itu atau tidak. Dan pada akhirnya Karina memberanikan memencet bel itu sekali, namun tak ada respon. Ia memencet kembali untuk medua kali nya masih tidak ada respon hingga ia berpikir untuk menyerah saja mungkin Jeno sedang tidak di apartement.

Namun saat ia akan berbalik pintu apartement itu terbuka, refleks Karina memundurkan dirinya karena kaget. Ia mengigit bibirnya sambil mencoba menatap ke arah Jeno yang sudah berdiri di depan sana.

Tidak ada yang memulai pembicaraan, Karina hanya diam begitu pula Jeno, hingga 5 menit berlalu akhirnya Karina membuka suara.

"Bolehkan aku masuk?" Tanya Karina namun Jeno hanya diam.

"Tidak boleh ya? Baiklah maaf" ujar Karina lagi karena Jeno tak kunjung menjawab pertanyaannya. Karina berniat pergi dari tempat itu, ia berbalik dan berniat melangkah pergi namun ia terhenti saat mendengar ucapan Jeno.

"Ayo akhiri semua ini"

Karina refleks berbalik menatap Jeno dengan wajah kaget, "A-apa? T-tapi.."

"Aku menyakitimu, dan akan terus melakukannya jadi sebelum kau tersakiti lebih parah ayo akhiri semua ini. Jangan pernah muncul di hadapanku lagi" ujar Jeno lalu mencoba menutup pintu apartementnya namun Karina menahan pintu itu dengan kakinya.

"Tidak mau!!!" Pekik Karina lalu mendorong Jeno hingga memasuki apartement itu, ia juga ikut masuk dan menutup pintu tak santai.

"Aku tidak mau putus!! Kau mencekikku dan berbuat kasar kemarin, kau juga berteriak padaku, lalu sekarang minta putus, aku pokoknya tidak mau. Dimana tanggungjawabmu jadi lelaki, aku sakit, di bawa ke UGD dan harus diopname selama 4 hari karena kau cekik!! Tanggu ngjawab!!"pekik Karina dengan tangan di pinggang.

"Aku akan membayar biaya rumah sakitmu"

Karina menatap Jeno kesal, "Aku tidak butuh uang Nono!!"

"Kalau begitu aku akan bertanggungjawab dengan menyerahkan diri ke polisi, kau bisa menggugatku dengan tuntutan penganiayaan"

Karina semakin kesal pada Jeno hingga matanya berlinang, "Aku juga tidak mau itu"

"Aku akan bertanggungjawa atas keduanya kalau begitu. Kau juga bisa membalasku dengan mencekikku sekarang juga"

Karina semakin kesal lalu melempar Jeno dengan tasnya, "Aku juga tidak mau itu Nono!! Aku tidak mau uang, aku tidak mau kau dipenjara aku tidak mau semua itu!! Huahhhhhhh hikks hiksss huahhhh" pekik Karina lalu menangis kejer, ia bahkan sesegukan hingga sulit bernafas.

"Lalu kau mau apa?"

Karina menghentikan tangisnya sebentar lalu menjawab dengan tangisan lirih namun lucu,

Crazy Girl vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang