14. The Real Broken Heart

1K 147 13
                                    

Karina tertunduk dengan tangan meremas erat rambut di kepalanya setelah mendengar pengakuan ibunya yang membenarkan semua cerita yang ia dengar dari Jeno. Ibunya bahkan tidak menampik sama sekali semua tuduhan yang ia lontarkan.

"Kenapa ibu melakukan semua itu? Kenapa ibu sangat egois? Kenapa?!!" Teriak Karina yang dibalas dengan teriakan yang sama oleh sang ibu.

"Semua karenamu!!!"

Karina menatap ibunya tak percaya pada apa yang diucapkan.

"Ibu tau ibu salah, tapi ibu tidak bisa menyerah karenamu, ibu tidak bisa sendiri, ibu tidak bisa membesarkanmu sendiri hikkss. Ibu juga frustasi karena menghancurkan rumah tangga orang lain tapi saat itu, ibu lemah, ibu ketakutan karena memilikimu dan ditengah semua ketakutan itu Ibu sadar harus bertahan untukmu, ibu menegakan diri, menjadi egois untukmu"

Karina menutup matanya membiarkan airmata mengalir melalui pipinya.

"Jadi mereka adalah saudara dan saudariku?" tanya Karina pelan yang membuat sang ibu bungkam.

"Jadi apa selama ini aku menjalin hubungan dengan saudaraku sendiri bu?" pertanyaan Karina sukses membuat sang ibu kaget.

"A-apa maksudmu?"

"Anak sulung ayah dari istri pertamanya adalah kekasihku, yang ingin ku perkenalkan pada kalian. Dia adalah Lee Jeno" ujar Karina lirih, ia menatap ibunya dengan wajah penuh airmata nan putus asa.

"Aku harus bagaimana bu? Aku mencintainya, sangat", setelah mengucapkan kekhawatirannya Karina menangis sesegukan di hadapan ibunya. Untuk pertama kalinya ia menangis di hadapan sang ibu.

Hatinya sakit, ia tidak terima atas semua takdir yang menimpah nya, ia bingung, ia takut tapi ia tidak rela. Memikirkan hubungannya dengan Jeno setelah fakta gila ini saja membuat sekujur tubuh Karina melemas tak berdaya.

Andai saja ia mengiyakan keinginan Jeno untuk membawanya kabur saat itu mungkin ia tidak akan mengetahui fakta ini dan ia pun tidak akan sehancur ini. Semua salah namun Karina ingin egois, ia mencintai Jeno, sangat mencintainya.

***

Hari terus berlalu, sejak hari dimana Karina mengetahui semua fakta itu, sang kekasih tidak pernah masuk kuliah, ia berkali-kali menghubungi Karina namun nihil, gadis itu hillang bak ditelan bumi.

"Sekarang giliranmu Oppa"

Jeno tak menanggapi ucapan sang adik, ia sedang menatap kosong ke depan sambil memikirkan Karina. Memikirkan  hubungan mereka yang harus kandas karena kesalahan yang terjadi di masa lalu.

"Oppa, kau mendengarkanku kan?"

Jeno hanya diam, ia tidak berniat menanggapi sang adik, kepalanya rasanya ingin pecah. Bayangan senyuman Karina yang tergantikan tangis terus menghantui pikirannya.

"Oppa"

"Oppa!!"

Jeno menghela napas lelah, "Iya Winter, bisakah kau meninggalkan ku sendiri?"

Winter berdecak kesal, ia lalu meninggalkan sang kakak sendiri. Membiarkan Jeno sendiri menyembuhkan luka yang ia buat dengan tangannya sendiri.

Karena begitu buntu akan semua hal, Jeno menghubungi Karina, ia ingin mendengar suara gadis itu, ia merindukannya.

Beberapa Kali Jeno mendial nomer sang kekasih namun Karina tidak menjawabnya seperti biasa, hingga panggilan ke sepuluh tersambung.

Crazy Girl vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang