Suasana malam hari begitu dingin, halaman belakang ruang keluarga Karina begitu senyap, namun ada dua wanita yang duduk terdiam disana menatap ke arah kolam yang begitu tenang di depan mereka.
"Maaf", wanita berumur yang masih terlihat sangat cantik itu memulai percakapan.
"Anda tau kalau kata itu tidak memiliki arti apapun" balas gadis muda yang tak lain tak bukan adalah Winter.
"Aku tau. Tapi aku harus mengucapkannya setidaknya pada mu"
Winter terkekeh, "Kenapa? Kenapa anda harus melakukan hal itu?"
Ibu Karina tertunduk, ia tau pembelaan seperti apapun tidak akan bisa menyelamatkannya dari semua rasa bersalah.
"Karena aku egois, tidak tau diri dan...ketakutan" ujar wanita itu lalu mengangkat wajahnya menghadap ke Winter. Mata berkaca, ia menunjukkan raut wajah penyesalan yang selama ini terus menghantuinya.
"Aku tau aku tidak pantas mengatakan hal seperti ini setelah menjadi sebab hancurnya keluarga kalian, tapi aku ingin mengatakan semua penyesalan yang ku simpan selama ini, memohon permohonan maaf pada ibumu dan memperbaiki semuanya. Namun semua terlambat, semua menjadi sangat sangat terlambat"
Winter terkekeh kecil lalu mengusap airmatanya, "Ibuku selalu menangis setiap malam karena merindukan ayah. Saat aku terbangun dan menanyakan ada apa, kenapa dia menangis, dia hanya akan tersenyum dan memelukku seraya berkata kalau semua salahnya. Aku tidak tau dimana letak kesalahan itu dan iapun tidak pernah menjelaskan semuanya hingga ia pergi untuk selamanya"
Winter menatap tangan ibu Karina yang sudah menggenggam tangannya, ia ingin menyingkirkannya namun ia urung karena merasakan kehangatan yang selama ini tidak pernah ia rasakan.
"Tapi anehnya, aku tidak menangis saat ibuku pergi untuk selamanya, aku berpikir, mungkin, dia akan lebih bahagia di surga ketimbang harus hidup di dunia tapi terus menderita karena rasa rindunya yang tak bertepi. Sejenak aku mencoba menerima semua, tapi kenyataan bahwa aku membutuhkan nya membuatku membencimu. Aku membutuhkan ibu dan ayahku, aku benci harus hidup kekurangan kasih sayang dan perhatian, aku benci kenyataan bahwa aku kekurangan semua itu tapi anakmu menerima segalanya"
Ibu Karina menggenggam erat tangan Winter, ia menunduk meneteskan airmata, "Maaf, maafkan aku, aku bersalah, maafkan aku"
"Anda salah tapi ayah lebih salah. Dia menikahi wanita yang tidak ia cintai, memberinya harapan lalu meninggalkannya begitu saja saat cintanya kembali. Dia kalah oleh rasa cintanya hingga tega menyakiti wanita yang sudah ia ikat dengan janji suci"
Winter melepaskan tangannya dari ibu Karina, "Aku membencimu tapi lebih dari itu aku lebih membenci putrimu karena dia memiliki segala hal yang aku inginkan. Jadi jangan salahkan aku kalau aku tidak akan pernah bisa suka pada putrimu"
Winter berjalan menjauhi ibu Karina namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan wanita itu, "Kau juga bisa mendapatkan apa yang Karina punya"
Winter terdiam, ia berbalik menatap ibu Karina yang sudah berjalan mendekatinya dan tiba-tiba mendekapnya, "Aku mungkin sudah kehilangan kesempatan meminta maaf pada ibumu tapi aku belum kehilangan hal itu darimu" ujar Ibu Karina memeluk Winter mengelus punggung sempit gadis itu.
"Maafkan wanita jahat ini, nak"
***
Akhir minggu yang cerah, Karina habiskan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat seraya mengisi waktu bersama keluarga, ya keluarga barunya. Namun ia mendengus melihat Winter yang sedang mencari muka di depan ibunya di dapur, sementara ia sedang menonton di ruang tengah.
![](https://img.wattpad.com/cover/348507892-288-k607353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl vs Cold Boy
Fiksi PenggemarKarina Yoo adalah definisi gadis ekstrovert yang tidak terkalahkan, ia adalah gadis periang, ceria, selalu berpikir positif. Tidak pernah ada kata galau dalam kamus hidupnya. Namun Karina sangat sering merajuk karena kekasihnya. Bersanding dengan ku...