hari 01

100 82 42
                                    

Saat sang pemilik rumah telah kembali melihat suasana rumah yang sudah seperti bak neraka hanya bisa terdiam dan menghela napas secara teratur . Melihat sekeliling area ruang tamu yang menyedihkan. Serpihan kaca bercecer kemana mana, dan kater yang telah di penuhi darah segar nampaknya sudah menjadi drama sehari hari Hazel.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya dengan berjinjit agar tak ada serpihan kaca yang menusuk kaki nya. Setelah sampai di tujuan Hazel langsung memeluk gadis berambut pirang dengan penuh kehangatan tak lain lagi adalah adik tirinya Hezel sukma sandyakala

Tersadar banyak luka di bagian pergelangan tangan dan muka adik nya, Hazel langsung beriniasif mencari obat P3K dan mengobati luka hezel dengan telaten

" kamu kenapa lagi ?" Tanya Hazel pelan

Mata hezel mulai keluar deras setelah mendapat pertanyaan dari orang yang tak tau diri
" LO NGGAK AKAN TAU KALAU TIAP HARI MAMA SAMA PAPA RIBUT, SETIAP LO PULANG SEMUA NYA UDAH BUBAR LO SELALU TELAT DAN LO NGGA PERNAH ADA DI SAAT SUASANA NGGAK KONDUSIF !" Bentak nya

Hezel mengusap air mata adiknya dengan perasaan kalut
" la, setelah jam pelajaran selesai aku bukan keluyuran, aku kerja sampingan di cafe buat bantu ekonomi keluarga " jelas hezel

" bantu ekonomi ? Lo pikir dengan ngebantu ekonomi semua masalah kelar ? Lo bantu terus ekonomi keluarga kita semakin cepat juga mama di cerai in sama papa bodoh, tiap hari lo dapet duwit uangnya ngga sampai ke mama bahkan uang nya ada di tangan papa dan... " hezel menggantungkan perkataan yang sejujurnya saja tak sanggup untuk mengeluarkan ucapan nya.

" dan uang itu jatuh ke seliran papa. Udah jangan kerja lagi, gue mohon sama lo stop payah " sambung nya

Hezel tak menggubrik, ia sedang menyaring kata - kata yang pantas ia dapatkan namun memang ini salah nya. Ia selalu melakukan kesalahan di manapun itu

" kamu jangan kemana - mana, kakak mau cari papa " ucap hazel pergi meninggalkan adiknya sendirian di kamar

Tepat di taman belakang terlihat laki - laki berumur sekitar 40 tahun tengah asik meminum bir di temani oleh wanita berumur 35 tahun. Terdengar jelas mereka sedang tertawa lepas layak nya pemenang

" PAPA " teriak Hazel yang tengah memanas

Sang empu yang tengah di panggil kini menoleh secara sinis

" Siapa lagi yang papa bawa ke rumah ? Kalau kelakuan papa masih tetap sama aku, Hezel, mama bakal angkat kaki dari sini "

" anak bau kencur bisa apa hidup sengsara di luar sana ? Kamu nggak akan bisa tanpa seorang ayah " jawab Al

" ibu kamu itu udah hampir setengah gila biarin lah papa mu hidup dengan saya " timpal Eirin

" Hazel nggak butuh omong kosong kalian, kali ini Hazel dengan tegas mau bawa mama sama Hezel pergi "

sebuah gelas melayang ke arah muka hazel dengan sigap ia tangkap benda yang menyakitkan " ayah udah kelewat kejam, aku ngga perduli lagi sama ucapan ayah " tegas nya dan pergi begitu saja tanpa pamitan

Hazel mulai membereskan pakainya dan menyuruh hezel untuk ikut berkemas tetapi di tolak keras
" gue nggak mau pergi sebelum mama pulang ke rumah "

Hazel memberhentikan aktivifitasnya " nanti kita pergi bertiga la ngga cuma berdua aja, kakak yakin mama sekarang lagi di rumah oma "

" kali ini lo nggak akan nipu gue kan ? "

" sekarang kakak mau tanya, kamu milih tersiksa tiap hari di sini atau ikut kakak ?"

Tanpa berfikir panjang Hezel meraih koper berwarna blue dan ikut mengemasi pakaian serta barang kesayangannya. Tanpa di sadari Hazel tersenyum tipis dan kembali memasukan pakai ke koper.

" jangan lewat pintu di depan, kita lewat jendela kamar aja " kata hazel dan mendapat anggukan dari hezel

----------

Kini 2 remaja perempuan itu berjalan kaki dengan menyeret koper, masing - masing hanya diam tak ada yang mau membuka suara. mereka lebih memilih diam dan pasrah memikirkan bagaimana keadaan hidup kedepannya

Tanpa mereka sadari dari arah kejauhan ada sebuah mobil yang melaju cepat secara ugal ugalan dalam waktu singkat mobil itu menabrak mereka berdua. Kedua nya kini tak sadar kan diri banyak warga yang tengah berkerumun melihat keadaan 2 remaja.
Dari kejauhan ada segerombolan anak muda yang tengah mengendarai motor GTR .

" Bim, pelan pelan itu kek ada kecelakaan " kata Mahen

" iya anjir, darah nya muncrat kemana mana kek nya itu " sahut Devan
" samperin aja "
" siap " jawab mereka serentak

Sampai di tujuan Mahen serta kawan kawan segera turun dari motor dan mengecek kondisi korban. Awal nya biasa saja setelah terlihat jelas muka korban Mahen, Nando, Abim dan lainnya mengangga tak percaya ternyata korban tak lain lagi teman dekat. di sana tidak ada yang berani menolong korban sebelum polisi datang di tkp. Nando yang panik melihat kondisi temannya yang seakan sedang sekarat langsung mencari taxi untuk di larikan ke rumah sakit

" Minggir mingir lo pada " ucap Nando agar bisa keluar dari kerumunan itu. Tanpa meminta persetujuan nando melambaikan tangannya berharap mendapat taxi secepatnya. dalam keadaan yang repot untung saja ada 2 taxi yang berhenti sebelumnya banyak taxi yang berlalu lalang tetapi tak mau berhenti



⚠️ Cerita masih dalam tahap revisi
⚠️ dalam cerita ini author membutuhkan kritik dan saran dari pembaca

VARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang