waktu 0.13

51 44 15
                                    

Pyar

Gadis itu segaja menjatuhkan vas bunga besar yang berada di sudut ruangan, sebagai pelampiasan amarah yang selama ini di pendam

" kalau mau jadi anak durhaka jangan pernah menginjakkan kaki lagi di rumah ini " ucap Al yang berstatus ayah dari anak itu

Gadis itu tersenyum miring

" di cap sebagai anak durhaka oleh ayah nya sendiri namun sifat ayah nya lebih durhaka kepada ibu nya ?? "

" HEZEL JAGA BICARA KAMU " Bentak Al

Gadis yang sejak tadi ribut dengan ayahnya adalah hezel selaku adik tiri hazel, selama ini dia juga menahan rasa sakit yang di rasakan oleh ibu nya walaupun bukan ibu kandung sendiri, tak bisa di pungkiri rasa kasih sayang yang di berikan Erlanza kepada dirinya membuat anak sebatang kara itu merasakan ke hangatan dari seorang ibu mangkanya hezel berjuang mati - matian.

" kenapa ? Hezel awalnya udah minta baik - baik sama papa, sesusah apa nafkahin mama, ngasih uang jajan ke hezel ? Itu aja belum sama kak Hazel "

" kalian semua sudah bukan tanggung jawab saya lagi, dan kamu liat berkas yang ada di tangan papa " ucap al mengangkat sebuah kertas berisi berkas penting

Hezel mendongak, menatap berkas yang di bawa oleh papa nya " ini berkas - berkas yang akan papa bawa ke pengadilan untuk gugat cerai sama mama kamu " jelas al tersenyum miring

" asal papa tahu, sebenernya papa itu udah di kuasai sama wanita yang lebih dari kata hewan "

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat ke pipi kiri hezel, tamparan pertama yang begitu panas di pipi. Hezel meringis, memegangi pipi yang semula tak ada tamparan

" BUAT APA PAPA NAMPAR HEZEL ? EMANG SEMUA BISA DI SELESAIKAN DENGAN TAMPARAN DOANG IYA ?? " hezel semakin tak tahan lagi membendung amarah nya, dulu hezel tak berani membentak orang yang lebih tua tapi untuk kali ini tidak ada ampunan

al terdiam sejenak

Tangan yang dulunya untuk menimang nimang bayi kini telah berubah menyakiti bayi yang telah menginjak dewasa

" KENAPA PAPA DIEM ?? BUKANNYA SEMUA INI RUNTUH SEBAB ULAH PAPA ??? "

" HEZEL FIKIR PAPA ITU ORANG TUA YANG MULIA, YANG BISA DI JADIKAN LANDASAN BUAT ANAK - ANAKNYA TERNYATA HEZEL SALAH MENILAI ORANG "

Al mendekap tubuh putri bungsunya dengan rasa bersalah yang mendalam, dengan cepat hezel melepas kan dekapan itu " gausah peluk - peluk hezel kalau masih di ulangi, ulangi dan di ulangi terus pada kesalahan yang sama "

" hezel janji sama papa, ngga akan lagi kaki ini memijak pekarangan rumah papa dan papa harus inget ini terakhir kali hezel meminta tanggung jawab dari papa " tegas nya, dengan menunjuk ke arah Al

Hezel tertawa pedih

" papa jangan cari kak hazel, mama sama hezel lagi ya. Semua bakal damai kalau ngga ada papa " pinta hezel, dalam lubuk hati terdalam hezel tak ingin berkata seperti itu bahkan bisa di artikan ucapan yang dia katakan berlawanan dengan isi hati
Deg

Seakan benda tajam menggores hati Alzan, fikirannya campur aduk 90 % ingin meninggalkan Erlanza namun 10 % masih ada rasa kasian kepada kedua putrinya. Kenapa dia setega ini sekarang ?

Hezel memundurkan langkah kaki nya, berbalik badan lalu berjalan keluar dari pekarangan sang papa. Alzan tak mencegah putri nya yang keluar dari rumahnya, hanya melihat punggu yang sudah semakin mengecil

🩹🩹

Drett drett dreettt

Handphone milik Hazel bergetar, menandakan ada sebuah panggilan masuk, hazel memberhentikan aktivitas nya, menyenderkan wiper lantai dan meraih handphone, menggeser tombol hijau ke atas mengangkat telfon dari seseorang " Iya, Halo " ucap hazel memulainya

VARSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang