Xiao Zhan sama sekali tidak berbicara ketika ia bersama Jingyu kembali ke desa mereka. Sangat jauh berbeda dengan Jingyu yang dengan semangat menceritakan apa saja yang terjadi di desa mereka sepeninggal Xiao Zhan.
Ia dan Yibo memang sudah sepakat untuk berpisah sementara. Xiao Zhan akan mencoba menyakinkan kedua orang tua dan tetua desanya untuk memutuskan pertunangan antara dirinya dan Jingyu. Apalagi dengan kenyataan bahwa ia adalah pasangan Yibo. Namun, kemungkinan bahwa ia telah mengandung tidak disampaikan kepada Yibo. Xiao Zhan memilih untuk menyimpan rahasia itu untuk sementara waktu.
Pria muda itu akhirnya menghubungi Jingyu untuk menjemputnya tepat dua hari kemudian. Xiao Zhan memilih untuk pergi di saat Yibo tengah bekerja. Ia yakin tidak akan bisa berpisah dengan kekasihnya itu bila ia melihat wajah Yibo.
Jingyu sendiri menyadari perubahan yang ada pada diri Xiao Zhan. Ia menyaksikan bagaimana tunangannya itu beberapa kali melihat ke arah apartemen Yibo ketika mereka beranjak pergi.
Namun, ia beranggapan bahwa itu adalah hal yang biasa. Xiao Zhan baru saja merasakan bagaimana rasanya berselingkuh dan terjebak pesona pria yang jauh lebih muda darinya. Perasaan itu nanti juga akan memudar seiring waktu.
Mereka berjalan menyusuri pinggiran kota dan terus memasuki area hutan. Beberapa kali mereka berhenti untuk sekadar menyantap makanan yang dibawa. Menjelang pagi, rombongan kecil itu akhirnya sampai di perbatasan desa. Terdapat sebuah bangunan kecil yang berfungsi sebagai klinik dan menara pengawas perbatasan. Beberapa prajurit nampak sedang berbincang dengan sekelompok pemuda.
"Kalian akan menjalani ritual?" tanya Jingyu.
Salah satu di antaranya mengangguk. "Kami baru saja menyelesaikan pemeriksaan kesehatan."
Jingyu dan Xiao Zhan melangkah ke dalam bangunan tersebut. Sudah merupakan sebuah bagian dari peraturan untuk langsung memeriksakan kondisi kesehatan setiap akan keluar dan masuk desa setelah dari 'dunia luar'. Hal ini untuk mencegah adanya paparan virus atau penyakit ke dalam desa.
Seorang wanita muda menghampiri mereka. Ia mengenakan jubah putih dan masker yang menutupi wajahnya. "Pangeran Xiao, Jendral Huang, silakan menuju ke dalam ruangan," ajaknya.
"Loh, tumben Xiao Zhu tidak di sini," Jingyu bersuara.
Mendengar nama Xiao Zhu membuat langkah Xiao Zhan terhenti.
"Xiao Zhu?" tanyanya.
"Ya, Zhu Zhan Jin, dokter yang selalu bertugas di perbatasan. Kau mungkin tidak begitu mengenalnya, tapi aku sering berjumpa dengannya."
"Dokter Zhu sedang berada di Pendapa Desa. Tadi pagi ia berangkat ke sana. Kudengar ia mengajukan diri untuk menjadi salah satu asisten Dokter Xuan," sahut si gadis.
Mendengar pembicaraan keduanya, membuat Xiao Zhan kembali teringat akan pembicaraan Haikuan dengan seseorang yang ia panggil sebagai Xiao Zhu. Ia yakin bahwa lawan bicara Haikuan kala itu adalah seseorang yang cukup mengetahui keadaan medis sukunya. Apalagi ketika Haikuan menyebutkan soal penempatan Xiao Zhu di perbatasan.
Benak Xiao Zhan masih sibuk memikirkan alasan mengapa Zhu Zhanjin mengajukan diri menjadi asisten Xuan Lu yang merupakan dokter kepercayaan para petinggi desa, termasuk keluarganya.
Apa mungkin ini salah satu strategi yang diutarakan Haikuan waktu itu?
Ia masih sibuk memikirkan berbagai kemungkinan ketika akhirnya Jingyu membawanya ke rumah keluarga Xiao.
"Zhanzhan, istirahatlah," ujarnya. "Kau terlihat lelah."
Xiao Zhan hanya mengangguk tanpa berkata apapun, meninggalkan Jingyu di depan gerbang dan melangkah masuk ke dalam bangunan megah yang menjadi kediaman pemimpin desa.
JIngyu hanya terdiam menyaksikan Xiao Zhan hingga sosok sahabat sekaligus orang yang ia cintai itu menghilang di balik pintu rumah. Ia sendiri tidak menyangka bahwa Xiao Zhan bersedia kembali ke desa tanpa perlu diyakinkan. Padahal Jingyu tadinya berniat untuk memberitahu Xiao Zhan mengenai identitas asli dari Wang Yibo, kalau perlu ia kan mengingatkan sahabatnya itu bahwa hubungan antara mereka tidak bisa terwujud. Suku Panthera sudah berkuasa dengan tiran selama waktu yang lama sebelum akhirnya terjadi kudeta oleh beberapa suku yang tidak menyukai bagaimana Raja Wang memerintah.
Berdasarkan kisah para Tetua, seharusnya tidak ada lagi sisa keturunan dari Raja Wang yang masih hidup. Ia yakin mereka selalu bercerita bagaimana para prajurit membantai seluruh keluarga kerajaan Panthera tanpa tersisa. Bahkan Raja dan istrinya jelas-jelas dipenggal di depan seluruh prajurit ketika mereka berhasil menangkapnya.
Jingyu menghela napas. "Setidaknya Zhanzhan sudah kembali ke desa," gumamnya sebelum akhirnya meninggalkan kediaman Keluarga Xiao.
Xiao Zhan baru saja berganti baju ketika terdengar ketukan di pintu kamarnya. "Tuan Muda, Yang Mulia meminta anda untuk datang ke Pendapa."
"Baik, Aku akan segera ke sana."
Xiao Zhan merapikan busana yang ia kenakan sebelum akhirnya melangkah ke luar kamar dan ditemani beberapa pengawal menuju ke sebuah ruangan besar yang berada di bagian depan kediaman Kepala Suku.
Dengan langkah tegap, ia memasuki pendapa yang dipenuhi dengan hiasan-hiasan etnik dan tata letak yang elegan. Ayahnya, Xiao Long, sang pemimpin suku, duduk di singgasananya. Beberapa Tetua juga terlihat menempati posisi mereka di sisi ruangan. Di tengah ruangan, Xiao Zhan melihat seorang pemuda berperawakan kecil tengah berdiri dengan kedua tangan terkatup dan kepala yang setengah tertunduk.
"Xiao Zhan memberi hormat kepada para Tetua dan Ketua Suku," ujar Xiao Zhan seraya memberi hormat di sebelah pria muda tersebut.
Wajah Xiao Long terlihat gembira dengan kedatangan putra tertuanya. "Zhanzhan, akhirnya kau pulang. Kami sempat khawatir karema kau tidak datang di tempat yang dijanjikan."
"Maaf, Yang Mulia. Aku mengalami sedikit kendala," jawab Xiao Zhan. Ia tidak berniat untuk membicarakan soal hubungan asmaranya dengan Yibo saat ini. Tidak sampai ia mengetahui dengan jelas, apa yang harus ia lakukan.
"Yang Mulia, maaf hamba menyela. Berhubung Tuan Muda Xiao sudah kembali, hamba ingin melaksanakan tugas dengan memeriksa keadaan Tuan Muda Xiao," ujar pria muda yang berada di samping Xiao Zhan. "Tentu itu bila Tuan Muda Xiao tidak keberatan," sambungnya seraya tersenyum dan memperlihatkan kedua lesung pipinya.
Xiao Zhan sempat menoleh ke arah pria muda itu dan menyadari bahwa ia pernah mendengar suara bernada ceria seperti itu sebelumnya.
"Zhanzhan, ini adalah Zhu Zhanjin. Salah satu dokter yang akan bekerja di bawah pengawasan Xuan Lu sebagai dokter khusus suku kita," ujar Xiao Long.
Pria muda yang bernama Zhu Zhanjin menoleh ke arah Xiao Zhan dan menunduk hormat. "Hamba adalah Zhu Zhanjin, senang bisa melayani Tuan Muda Xiao Zhan."
Xiao Zhan memandang lekat-lekat ke arah pria muda yang berada di hadapannya. Ia yakin pernah mendengar suara Zhu Zhanjin sebelumnya.
Merasakan tatapan yang penuh rasa ingin tahu dari Xiao Zhan, Zhu Zhanjin kembali tersenyum. "Tuan Muda Xiao boleh memanggilku Xiao Zhu."
Mendengar nama panggilan tersebut, membuat Xiao Zhan menyadari satu hal. Pantas saja ia selalu merasa pernah mendengar suara Zhu Zhanjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cat and I
FanficKetika Wang Yibo menemukan seekor kucing hitam yang tengah kedinginan, ia tidak berpikir dua kali untuk merawatnya. Namun apa yang terjadi kalau ternyata kucing dengan liontin bertuliskan Zhanzhan ternyata berubah menjadi pria cantik di tempat tidur...