Anya Queensa

1.5K 17 5
                                    

"Anya" panggil ibunda Anya.

"Kenapa Bu" Sahut Anya.

"Ada yang ingin ibu katakan, kau harus siap menerima semua" ucap ibu Anya sendu.

Aku hanya menatap ibu tak mengerti, berusaha diam dan mengerti akan keadaan ibunya. Ayahku meninggal sesaat setelah adik perempuanku lahir karena berusaha mempertahankan adiknya, ibu Anya mengasingkan diri dari keluarganya membawaku beserta adikku pergi ke kawasan Rebellion, mungkin tak terlalu buruk. Awalnya kami hidup bahagia namun kebahagiaan itu lenyap ketika ibu dipaksa mengabdi pada kerajaan Rebellion, ibu terima itu akhirnya ibu jadi maid di kerajaan itu, aku serta adikku pun terpaksa mengikuti ibu.

Disana aku bertemu Rein, pria yang suka memaksa dan kasar. Suatu ketika, aku diberi tugas untuk membersihkan kamar Rein.

Tok..tok..tokk..

"Masuk!"

Mendengar jawaban Lord Rein akupun perlahan membuka knop pintu dan masuk.

"Ampun yang mulia, saya diberi tugas untuk membersihkan kamar tuan" ucapku menunduk

"Ya" hanya sepatah kata yang dapat aku dengar, aku pun masuk dan mulai membersihkan kamar Rein. Tampak banyak botol anggur berserakan dan sudah dapat dipastikan Rein sedang mabuk, aku takut menjadi sasaran amukan Rein, dengan pelan dan cekatan aku berusaha tanpa membuat masalah disini.

"Oh.. moongoddes tolonglah aku" pintaku dengan tangan gemetar.

"Kau maid baru?" Tanya Rein dengan santai menghisap cerutunya.

"I...iya.. yang mulia" jawabku terbata.

"Nampaknya kau menggiurkan nona" seringai Rein tampak menyeramkan dimataku. Aku tak dapat berkata-kata dan hanya diam menunduk  berharap pekerjaan ini cepat selesai dan segera keluar dari kamar Rein.

Rein tampak bangun dari ranjang king size-nya berjalan pelan kearahku, aku berusaha sibuk dengan pekerjaanku. Sungguh aku takut pada Rein, entah apa nasibku semoga itu tidak buruk.

Aku terkejut kala sesuatu yang basah terasa menempel di telingaku ternyata itu lidah Rein, dia menjilat telingaku sensual. Badanku gemetar aku takut Rein berbuat sesuatu padaku.

"Tu..tuan.. ma..maaf saya sedang bekerja" ucapku terbata dan berusaha menjauh dari Rein.

Tangan Rein melingkar pada pinggangku, dengan kasar Rein melempar tubuhku kekasur.

"Akhh.." teriakku

Tanpa ku sadari Rein sudah berada diatasku dan "akhhh..." Pekikku kaget, Rein mencabik pakaian maidku dan tersisa kain pembungkus payudara dan kemaluanku.

"Mulai sekarang kau teman tidurku" bisik Rein ditelinga ku.

"Ma..maaf.. tuan saya tidak pantas berada disamping tuan" balasku pelan.

Aku tak nyaman berada diposisi ini, tanpa pakaian yang menutupi lekuk tubuhku, tangan Rein bebas menyentuh tubuhku aku tak suka ini. Aku berusaha lepas dari Kungkungan Rein.

Tok..tokk..tokkk..

Terdengar bunyi ketukan pintu, aku takut ada yang melihat ini dan menyebarkan desas-desus yang tidak benar tentangku.

Rein menggeser posisi tubuhnya berada di sampingku, menarik selimut untuk menutupi tubuhku.

"Permisi tuan, saya segera membersihkan kamar tuan" seorang maid masuk dan membersihkan kamar Rein dengan cepat.

Maid keluar dan Rein menyibakkan selimut yang menutupi tubuhku.

"Temani aku Queensa" ucap Rein pelan lalu terlelap disampingku.

Sejak saat itu aku selalu menemani Rein, Rein selalu menahan diri agar tidak merusak ku.

Adikku tidak pernah berada di daerah kekuasaan Rein, sejak kecil ia berada jauh denganku. Demi sebuah misi aku rela berjauhan dengan adikku, namun akhir-akhir ini aku sering berjumpa dengannya karena perintah Rein.

"Aku tak mau bertemu dengannya, aku lebih suka bersenang-senang dengan pria-priaku" ucap seorang wanita berparas seksi.

"Baiklah jika itu maumu" balasku mengalah.

Ya.. dia adikku Clara Cleora gadis seksi yang gemar menjajahkan tubuhnya ke pria-pria yang tak berkelas, tampak murahan bukan?.

Beberapa kali aku menyelinap masuk ke kerajaan Kingston dengan menyamar sebagai adikku, merayu Lord muda Dominic dengan paras ayu Clara. Clara tampak lebih acuh dengan Dominic dan memilih untuk berhubungan badan dengan para bawahan Dominic.

Suatu ketika aku berhasil menghasut Dominic agar merebut kekuasaan ratu agung Athalla dan itu berhasil menciptakan peperangan yang besar, walaupun belum tampak hasil dari perang tersebut. Aku kembali menghasut Dominic agar tidak tunduk kepada ratu Athalla namun gagal Dominic mengacuhkan ku dan memilih pergi ke kerajaan awan menemui ratu Athalla, dan disitulah puncak kemarahan Rein. Rein menghabisiku tanpa ampun, dia melucuti semua pakaianku dengan kasar, ia menjamah tubuhku.

Namun, saat itu pula aku mengetahui bahwa Rein adalah takdirku. Aku mencintai Rein.

_Anya POV end_

Dominic semakin acuh pada Athalla bahkan kehadiran Athalla tak dihiraukan Dominic. Dominic selalu menyibukkan diri dengan berbagai urusan sampai sampai tak pernah bertemu Athalla lagi.

Urusan bangsa vampir telah usai, mereka telah beraktivitas seperti biasa seusai kutukan Athalla hilang.

Dominic gencar memperluas wilayah kekuasaannya, kini luas wilayah kekuasaan Dominic merambah kearah timur dengan 8 wilayah kerajaan yang berhasil ia kuasai.

Namun, dibalik kesibukan Dominic terdapat raga yang seolah hancur. Setiap malam ia merintih kesakitan dengan kekuatan yang tidak dapat ia kendalikan.

"Arghhhh..." Teriak Dominic terdengar pilu.

Grandhine dan Dave hanya diam melihat putra semata wayangnya kesakitan, hal itu diakibatkan karena Dominic berjauhan dengan Athalla dan saling menyakiti satu sama lain.

Dominic yang fokus dengan perluasan wilayah dan Athalla yang fokus berlatih perang. Mereka enggan saling bertemu bahkan bertatap mata saja tak sudi.

"Dave.. tepat 2 malam lagi adalah purnama merah, apa kekuatan mereka akan benar-benar berimbang? Lalu bagaimana jika mereka saling membunuh satu sama lain?" Tanya Grandhine khawatir.

"Aku tak tahu apa yang akan terjadi, semoga moongoddes selalu melindungi mereka" balas Dave menenangkan istrinya.

--------⭐----------

Sorry banyak typo

Lord Dominic KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang