4

70 18 2
                                    

Yang menang, orang lama atau
orang baru?

____________

.

.

.

Anantha merapikan seragamnya yang sedikit kusut. Lalu turun menuruni anak tangga nya, dan melihat Arkanza sedang mempersiapkan sarapan pagi.

"Pagi bang!"Sapanya.

"Pagi juga, gimana keadaan kamu udah baik kan?" Tanya Arkanza. Anantha hanya membalas nya dengan angguk an, walau nyata nya dia masih sedikit pusing.

"Cepat makan! Abang sekalian udah siapin bekal buat kamu!" Ucapnya, Anantha membalasnya dengan deheman. Tidak ada pembicaraan yang keluar, mereka makan dengan tenangnya. Hanya suara dentingan piring dan sendok yang terdengar. Ingin bercerita pada Arkanza tentang separuh ingatan yang masuk ke dalam pikirannya.

Dalam bayangan itu Anantha dapat melihat jelas bahwa dirinya tengah di dalam mobil. Anantha urungkan pertanyaan itu, dia akan mencari sendiri tentang ingatannya.

.

.

Perjalanan yang memakan waktu 15 menit, mereka tiba di sekolahnya. Semua mata selalu memandang terkejut dengan kedatangan Arkanza. Arkanza membuka helm nya full face nya, dan sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Membuat kaum hawa yang melihatnya berteriak histeris. Arkanza tak membalasnya, dan langsung menggandeng adiknya melarikan diri dari sorotan mata.

"Sana, belajar yang bener! Kalau nakal, nanti gak dikasi uang jajan lagi!" Titah Arkanza saat mengantarkan Anantha ke kelasnya.

"Iyaa." Balas Anantha seadanya, dan Arkanza pun mengelus puncak kepala Anantha.

"Abang ke kelas dulu," Pamitnya, Anantha menangguk patuh. Lalu ia memasuki kelasnya melihat Isabella dan Vina dengan muka terkejutnya.

"Anantha! Lo udah sehat?" Tanya Isabella dengan berteriak riang. Isabella segera berlarian memeluk Anantha erat, Vina yang berada di sampingnya langsung menggeplak kepala Isabella.

"Aishh, lo jadi temen kejam bener ya! Anantha baru aja sembuh, udah maen peluk-peluk segala!" Tegur Vina, Isabella langsung cengengesan. Anantha mendaratkan bokongnya di kursi, tak menggubris ocehan kedua temanya itu.

"Gue gapapa, kalian gak usah khawatir ya!" Ucap Anantha santai, yang langsung disahuti oleh Isabella.

"Gak khawatir gimana tha! Lo kemarin nangis sampe gemeteran!" Ucap Isabella, Anantha mengulas senyum tipis. Mengingat apa yang baru saja terjadi kemarin.

"Kemarin, gue kenapa ya kok bisa sih sampe kebablasan peluk si Hafiz?" Tanya nya dalam hati.

"Gue gak nyangka Lo kemarin peluk si Hafiz! mana kayaknya Hafiz juga nyaman tuh!" Celetuk Vina seperti membaca pikiran Anantha, Anantha langsung menatap tajam.

"Gue khilaf! Udahlah, gue mau piket dulu," Jawabnya lalu melengos pergi, Isabella dan Vina tertawa cekikikan, melihat Anantha muka nya bersemu merah. tetapi mengelak, dengan tatapan tajam.

"Sini, Gue bantu!" Suara berat yang terdengar di belakang Anantha, Anantha juga tak melihat siapa orang yang berbicara padanya.

"Ini hari piket gue, gapapa," Balasnya dingin.

"Gue juga kok! Udah, cepet!" Saat Anantha melihat siapa sang pemilik suara itu dia langsung menahan malu. Hm, baru ingat kalau dia di satu piketkan dengan Hafiz.

ONCE AGAIN {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang