31

51 8 26
                                    

"Cinta itu buta, percaya deh! Orang kalau udah cinta, suka lupa segalanya." 😂
__________


"Terkadang, ada orang tua yang mendidik anaknya menjadi kuat dengan menghancurkan mentalnya."

"Dibentak? Menurut gue udah biasa. Gue udah kebal, gue gak nangis lagi kalo dibentak. Gue tau, karena itu yang buat gue kuat."

-Arlaa-

❦❦❦

Pagi ini, matahari tampak bersinar terang di arah timur. Sinarnya yang cerah menembus jendela kamar, membuat seseorang itu menggeliat bangun. Tangannya membuka gorden, senyuman manisnya menghiasi wajahnya.

Weekend ini, Anantha diajak Arkanza ikut ke perusahaan yang diwariskan Ayahnya dahulu.
Pukul 07.00 pagi, Anantha sudah rapi. Karena di hari libur ini para sahabatnya pun tidak ada yang mengajak nya bermain. Jadi, ia berinisiatif ikut dengan kakaknya.

Seperti biasa, Leon sang sekretaris sekaligus asisten pribadi Arkanza mengikuti bos nya. Umur mereka terpaut beberapa tahun, tapi meskipun Arkanza lebih muda darinya dia menghormati orang yang menjadi bos nya itu.

"Dek, gimana keadaan nya Hafiz? Udah sadar?" Tanya Arkanza, Anantha tersenyum dan mengangguk.

"Udah bang, pasti sekarang juga udah boleh pulang!" Sahut Anantha antusias, Arkanza melhat bagaimana
wajah adiknya begitu bahagia saat Hafiz sudah sadar, berbeda saat sebelumnya wajahnya tampak depresi.

"Dek," Panggil Arkanza

"Iya, bang?" Arkanza menatap serius pada adiknya, Anantha juga menatap lekat kakaknya.

"Kalo nanti abang udah lulus sekolah, kamu baik-baik ya di sekolah kamu! Jangan, buat masalah. Apalagi, sama Apriliani kayak waktu itu. Ingat, abang pindahin kamu sekolah kesana buat belajar. Jangan berantem mulu sama Apriliani, harusnya kamu kayak Abang dari pertama sekolah gak pernah bikin masalah."

Anantha yang mendengar nasihat abangnya diam. Seolah, Anantha yang waktu itu memulai pertengkaran.

"Mulai tuh, gak ngerti in perasaan gue!" Kesal Anantha dalam hatinya.

"Kamu, denger abang kan?" Arkanza melihat adiknya langsung diam,

"Iya, jangan buat masalah kan? Sure." Balasnya singkat, raut wajahnya pun jadi datar tidak tersenyum lagi. Anantha memalingkan wajahnya, melihat jalanan. Arkanza menghela nafas kasar, menyadari seperti nya ucapan nya ada yang salah.

Ckitt

Leon tak sengaja mengerem mendadak, membuat kedua orang di belakang itu mengomel.

"Aduh, Leon! Kenapa sih?!" Kesal Arka, yang sama kejedot ke jendela.

"Om Leon! Hati-hati dong! Sakit, nih..." Anantha mengusap dahinya yang terhantuk pada jendela. Sedang melamun, sakit nya menjadi double.

"Maaf, tuan dan nona. Tadi, saya kaget lihat kucing!" Cicit Leon.

"Hm, ya sudah lanjut jalan!" Sahut Arka.

💫💫💫

Sesampainya di perusahaan, Anantha berdecak kagum melihat tinggi nya gedung-gedung itu. Yang Anantha tidak sangka, ini adalah milik mendiang Ayahnya. Perusahaan terbesar se Jakarta, dan orang yang pemimpin perusahaan itu identitas nya masih disembunyikan.

ONCE AGAIN {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang