Di sebuah ruangan gelap dan berdebu juga tak terpakai, ada seorang laki-laki yang sedang meluapkan emosinya. Berkali-kali dia mengamuk dengan tangan yang terus memukul-mukul tembok.
"Brengsek! Siapa yang ngelakuin ini?!" Bentak Andreas pada anggota geng nya. Mereka yang melihat Andreas marah hanya bisa diam. Andreas melirik Kevin-sahabatnya yang paling dekat.
"Kevin, cari tau siapa orang yang berani-berani nya sebarin privasi gue!" Titah nya dengan nada dingin.
"Bos, tapi sekarang citra lo buruk di semua mata murid Sma Angkasa." Ujar Kevin.
"Hal itu gak bakalan bikin gue dikeluarin dari sekolah, mereka akan bungkam dengan uang yang bokap gue kasih." Andreas dengan senyum smirk nya menatap semua para anggota geng nya.
.
.
Hafiz baru saja keluar dari ruangan OSIS, bersama Rasya sebagai anggota osis nya. Rapat yang dilakukan dari bel masuk hingga jam istirahat.
"Hafiz!" Panggil seseorang yang membuat langkah Hafiz dan Rasya terhenti. Hafiz melirik siapa yang memanggilnya, Clarisa tersenyum menatapnya.
"Nanti malam, jadi kan? Tunggu di cafe X ya, teman-teman kamu juga boleh ikut kok!" Ucap Clarisa antusias, senyum nya tidak pernah pudar saat ia bersama Hafiz. Rasya melihat hal itu, sudah ia duga pasti ketua OSIS ini menyukai Hafiz, tapi melihat rait wajah Hafiz seakan dia tidak peduli secantik dan semanis apapun senyum Clarisa.
"Oke." Jawabnya singkat. Clarisa masih tetap tersenyum meskipun respon Hafiz secuek itu.
"Aku duluan ya, sampai nanti Afiz!" Pamit Clarisa lalu berlalu, sejenak Hafiz merasakan dejavu mendengar Clarisa menyebut nama nya Afiz.
'Panggilan itu kan..." Batin nya.
"Fiz, ayo! Ke kantin, gue laper nih!" Ajak Rasya sembari mengelus perutnya yang mungkin cacingnya sudah berteriak meminta makan. Hafiz mengangguk, mereka berdua berjalan di koridor. Kedua nya terhenti saat melihat banyaknya orang yang berkerumun di papan mading. Hafiz tersenyum smirk tanpa Rasya ketahui.
"Rencana kita berhasil, ya." Ucap Rasya pelan, takut ada yang mendengar ucapannya.
Flashback
Hafiz yang menginap di rumah Rasya, pagi ini pun dia berangkat dari rumah Rasya. Mereka mempunyai rencana yang akan membuat heboh satu sekolah. Dan keberuntungan berpihak pada mereka, keduanya sengaja datang saat bel masuk dan semua murid sudah masuk ke kelas. Hafiz menempelkan beberapa foto Andreas yang terlihat sedang di club di kelilingi banyaknya wanit. Sempurna, kini foto itu sudah tertempel di papan mading. Rasya mengawasi pergerakan Hafiz.
Rasya tahu di sekolah nya ini ada CCTV yang dipasang di beberapa tempat. Tepat juga disana ada, karena keahlian Rasya dalam menghack dengan mudahnya dia menghapus rekaman yang berada di tempat itu. Sehingga, pergerakan mereka tidak akan ada didalam rekaman itu.
"Gak ada yang lihat kan?" Tanya Hafiz. Rasya mengangguk. "Aman!" Hafiz tersenyum puas melihat foto itu, semua orang Sma Angkasa wajib tahu hal ini dan yang pasti Andreas akan malu. Mereka berdua pergi ke ruangan OSIS yang kebetulan ada rapat yang diadakan.
Flashback off
.
.
Anantha baru saja ingin keluar dari kelasnya, dia terpaku melihat seseorang yang bersandar di tembok depan kelasnya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
"Hai, tha! Kakak nanti mau ajak kamu makan malam di restoran, Arka udah izinin kok! Dia bilang, tinggal kamu nya aja." Satria dengan senyuman yang manis, tapi biasa saja sih di mata Anantha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE AGAIN {ON GOING}
Teen FictionSejauh apapun engkau pergi, jika dia takdirmu maka kau dan dia akan bersatu kembali. Arshakana Hafiz Attariz, laki-laki yang meninggalkan kekasih masa kecilnya. Tak dia sangka, dia bertemu kembali dengan cinta masa kecilnya di sekolah Sma. Anantha H...