12

52 18 0
                                    


"Kehilangan adalah sebuah takdir yang sangat ku benci, ketika kehilangan seseorang yang tak akan pernah kembali. Membuatku seakan tak tahu kemana arah jalan hidup."

-AnanthaHaifa-

_____

"Guys, gue duluan ya!" Pamit Isabella. Vina dan Anantha memberikan lambaian selamat tinggal, lalu mereka pergi untuk mengganti pakaiannya di walk in closet sekolah. Anantha dan Vina mengikuti ekskul basket seminggu 2 kali, dari pulang sekolah sampai pukul 5 sore. Ekskul basket putra dipimpin oleh Hafiz, karena kemampuan Hafiz yang melebihi ketua basket sebelumnya. Akhirnya, mereka menunjuk Hafiz. Untuk basket putri di pimpin oleh kakak kelas XII Meyra Caslita, atlet basket Sma Angkasa.


"Hei, semuanya! Sini kumpul!" Teriak salah satu siswi.
Anantha dan Vina yang sedang mengobrol pun ikut menghampiri siswi itu.

"Sebelumnya, mohon maaf ya! Hari ini kak Meyra tidak bisa mengajar ekskul, dia sedang sakit. Jadi, untuk hari ini pengajar basket nya di ajarkan dulu oleh Hafiz ketua basket putra! Sekian, dan terimakasih!" Anantha dan Vina langsung saling pandang terkejut, berbeda dengan para siswi lain yang langsung heboh.

"Yes! akhirnya bisa diajarin sama crush gue!"

"Crush gue kali!"

"Astagaa... ini mah bukan fokus belajar basket nya, yang ada malah fokus sama yang ngajarin nya!"

"Siap-siap lihat kegantengan Hafiz!"

Anantha yang mendengar bisik-bisik itu hanya menatap mereka datar, Vina yang di sampingnya paham dengan tatapan sahabatnya.

"Senyum dong! masa sih, diajarin sama ayang kok mukanya kusut gitu!" Bisik Vina.

"Ayang-ayang, matamu Vin ayang!" Anantha langsung pergi meninggalkan Vina.

"Dih! itu bocah cemburu! tapi, gengsi ngaku nya!" Gerutu Vina.

"Siapa yang cemburu?" Vina refleks menutup mulutnya, dan menatap ke arah sampingnya. Zaidan menatapnya dengan mengangkat sebelah alisnya, membuat Vina salah tingkah dan langsung berlari.

'Apaan si, lucu banget!' batin nya.

______

Setelah tahu jika Meyra tidak akan hadir hari ini membuat Anantha malas untuk mengikuti ekskul nya, apalagi di ajarkan oleh Hafiz.
Anantha bersandar di tembok depan kelasnya bersama Vina, tak sedikitpun mereka teralihkan meskipun di lapangan riuh dengan suara teriakan para perempuan. Bahkan, mereka terlihat seperti orang yang tidak punya semangat hidup.

"Ini mereka berdua kemana ya? perasaan tadi ada." Batin nya.

"Zai, ini Anantha sama Vina pada kemana?" Tanya Hafiz. Zaidan yang sejak daritadi sedang latihan hanya menggeleng pelan.

"Ya udah, bentar gue cari!" Zaidan melemparkan bola basketnua pada Hafiz, dan Hafiz mengangguk.
Zaidan mengedarkan pandangannya ke setiap tempat, tak sedikitpun dia melihat kedua makhluk yang sulit dimengerti itu.

"Apa mereka di kelas ya?" Gumam nya. Tak banyak berpikir dia pun langsung mencari ke kelasnya. Dari koridor juga sudah terlihat, Anantha dan Vina sedang berpelukan.

"Ini pada ngapain sih, pada pelukan segala!" Zaidan sedikit terkekeh, melihat kedua peremouan itu berpelukan.  Zaidan mendekat ke arah mereka, terdengar suara isakan dari Anantha.

"Vin, Anantha kenapa?" Tanya Zaidan heran, Vina meletakkan telunjuk di mulutnya, mengkode Zaidan untuk diam. Vina masih tetap mengelus punggung Anantha, memberikan kekuatan. Zaidan yang bingung harus apa, terbesit di pikirannya untuk memberitahu pada Hafiz.

ONCE AGAIN {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang