CHAPTER 1 : PERNIKAHAN PAKSA

180 14 0
                                    

DENGAN SEGALA KERENDAHAN HATI AUTHOR MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, TEMPAT, LATAR MAUPUN ALUR. SAYA SAMA SEKALI TIDAK MEMPLAGIAT SIAPAPUN KARENA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN DAN IMAJINASI SAYA.

SELAMAT MEMBACA ❤️❤️

PLAYLIST:
KEMBALI TERJALIN -SLAM

****

Jumat, 28 Agustus 1998.

Hingar-bingar tamu undangan membuat ku sedikit pusing. Di tambah suara musik yang mengalun membuat seisi gedung bergema. Pernikahan mewah terlaksana pada sebuah gedung megah beratapkan tembok kokoh, berlapis kaca dan berhias lampu-lampu indah menyorot dari setiap sudut gedung.

Wedding Azam dan Asmara.

Sebuah tragedi yang tak di duga terjadi dalam hidupku. Aku Asmara Wibisana. Di nikahkan dengan seorang pria yang tak ku kenali sebelumnya, tepat setelah aku lulus kuliah. Tanpa persetujuanku, bahkan tanpa bertanya. Ayah ku langsung memutuskan pernikahan dengan pria yang kini berdiri di samping ku.

Azam Zafari namanya. Pria berusia tiga puluh tahun. Dia terpaut delapan tahun dari ku, meskipun begitu perbedaan kami tak terlalu terlihat, sebab Azam memiliki paras yang tampan dan wajah nya awet muda. Sekilas seperti remaja belia.

Aku sempat tak percaya saat pria ini diperkenalkan sebagai calon suami ku. Mengingat ayah sempat bilang dia sudah mencapai kepala tiga, tapi saat melihat wajahnya aku jadi dilema. Dia terlihat sempurna tanpa cela.

Wajah tampan rupawan. Sepasang mata minimalis yang selalu terlihat sayu dan sendu, tapi jika tersenyum bisa membuat hati menjadi layu. Hidung nya mancung terpahat indah. Bibir mungil berwarna merah merekah, terlihat alami tanpa pewarna. Kulit berwarna kuning langsat, serta pemilik senyuman menawan. Memikat setiap mata yang memandang.

Azam adalah penyanyi terkenal di negeri sebelah, Mexolar, bahkan ketenarannya sampai ke negeri yang aku tempati, Negeri Tevaga. Lagu-lagu nya melegenda di seluruh benua membuat nya dikenal oleh berbagai kalangan usia. Aku sepertinya satu-satunya manusia yang tidak mengetahui itu. Entah karena terlalu kolot, atau terlalu sibuk dengan dunia sendiri, yang jelas aku tidak pernah mengikuti dunia seni.

Pria itu kini terlihat lebih gagah. Mengenakan pakaian khas Melayu. Baju kurung Arjuna cekak musang berwarna biru langit. Sebuah tanjak berhias lambang bulan dan matahari melingkar dikepalanya. Dia juga mengenakan kain sampin berwarna silver dengan corak biru. Terselip pula sebuah keris kecil di pinggangnya.

Aku sendiri mengenakan baju yang sama dengan Azam. Dang antum berwarna biru langit. Dihiasi kain songket di dada sebelah kiri, berikat sabuk besi. Hiasan jurai dan bunga Seroja di kepala ku terasa risih sekali. Membuatku berdecak beberapa kali sambil menghela nafas gusar. Berdoa dalam hati semoga acara ini cepat berakhir.

Berhari-hari bahkan bermalam malam sebelum pernikahan. Aku habiskan dengan menangis merengek dan memohon pada ayah untuk membatalkan pernikahan ini, tapi percuma. Ayah tak dapat ditentang. Ayah malah berkata bahwa Aku akan bahagia bersama Azam, karena Azam adalah pria baik yang sangat mencintai ku.

Sungguh tidak dapat di percaya. Bagaimana bisa pria itu mencintaiku, padahal bertemu saja tidak pernah.

Menelan segala kekecewaan dan putus asa. Aku memilih pasrah mengikuti alur hidup saja, sebab itu aku dari tadi hanya diam tak berkata apa-apa pada Azam. Berharap pria itu jengkel atau hilang rasa dan meninggalkan pernikahan ini. Sayangnya dugaan ku salah, meskipun aku tidak mengajak Azam bicara sepatah katapun. Azam tidak jengkel atau dongkol sama sekali. Dia terus tersenyum menyapa tamu dengan ramah, sambil sesekali melirik ke padaku yang memasang wajah jengah.

98's DIARY ASMARA {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang