CHAPTER 15 : KURNIA TERAKHIR

60 10 0
                                    

JANGAN LUPA DI PLAY MUSIK NYA, SELAMI LIRIKNYA KARENA LIRIK ITU BERISI SYAIR MA'RIFAT YANG MAKNANYA NEMBUS SAMPAI KE HATI.

HAPPY READING GUYS....

PLAYLIST:
KURNIA -SLAM

****

Rabu, 05 Desember 1998.

Hari dimana Azam kembali menampilkan senandung cinta nya di hadapan peminat pada sebuah Acara Music Vaganza. Di hadapan penggemar setia dan para musisi papan atas lainnya, juga di liput langsung oleh media. Di tengah hiruk-pikuk riuhnya sambutan peminat, aku sendiri harap-harap cemas di back stage.

Was-was dengan keadaan suami ku yang hari ini cukup lemah, tapi dia tetap memaksa untuk memenuhi panggilan menyanyi di acara ini. Kalian tau sendiri aku tidak pernah tega menolak bujukannya, jika dia sudah merayu ku dengan wajah yang memelas serta kata-kata manis membuat hati ini goyah tak terperi.

Alhasil aku sekarang berdiri dengan cemas menatap punggung ringkih suamiku yang berdiri di tengah-tengah panggung megah. Ku lihat Azam melambaikan tangannya pada penonton yang bersorak riuh menyambut kehadirannya di atas pentas.

Senyuman tak pernah luntur dari wajah tampan itu. Membuat puji dan puja semakin gencar terlontar pada sosok pemilik jiwa bahagia. Musik pengiring mulai mengisi suasana balai besar itu. Azam pun mulai bersiap melantunkan lagu yang berjudul Kurnia.

"Terlukis hakikat insani
Dari cinta lautan jiwa
Satu pengzahiran rasa jelas di mata
Satu lakunan di pentas dunia
Ini kisah yang tidak berbingkai
Dan bahasa yang tak ternilai
Kita renangi bersama lautan nikmat
Sampai ke pulau segala keramat"

Suara Azam tetap mengalun merdu seperti biasa, walaupun agak lemah. Dia tetap berdiri di hadapan penggemar-penggemar nya, demi menyaksikan senyuman puas mereka. Padahal aku tau. Azam kini menahan sesak, sebab itu dia memegangi dadanya sejak tadi dan terbatuk beberapa kali.

"Pabila kita pulang
Dendangkan lagu kasih sayang
Hilangkan keraguan terangkan kegelapan
Apa yang ada di langit dan bumi
Adalah satu curahan cinta kita tak terperi
Aku hanya menumpang kasih melihat keindahan
Menjamah kebahagian
Dan berterima kasih atas kurnia
Yang tak terhingga"

Di tengah reff nyanyian Azam terputus sekali karena nafasnya semakin pendek, tapi penonton tak kecewa. Mereka malah ikut bernyanyi membantu Azam menyelesaikan reff lagu tersebut tanpa rasa curiga terhadap kondisi suamiku. Aku sendiri di balut kerisauan, berharap penampilan Azam cepat selesai dan aku segera membawanya pulang.

"Terlukis hakikat insani
Dari cinta lautan jiwa
Satu pengzahiran rasa jelas di mata
Satu lakunan di pentas dunia
Ini kisah yag tidak terbingkai
Dan bahasa yang tak ternilai
Kita renangi bersama lautan nikmat
Sampai ke pulau segala keramat"

Azam menyambung nyanyiannya dengan segenap hati, masih ku lihat senyuman manis itu terpatri di wajahnya. Meskipun dia sesekali merasa sesak yang mendesak di dada. Langkah kakinya ku lihat tak beraturan ke belakang seperti orang yang akan limbung.

Aku hendak naik dan meraih tubuh suamiku, mengabaikan berbagai resiko dari pihak acara maupun penggemar, tapi Jidan menahan ku. Dia menggelengkan pelan seolah memberi kode untuk membiarkan Azam menyelesaikan nyanyian terlebih dahulu.

98's DIARY ASMARA {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang