lima

36.3K 2.6K 47
                                    




Gabriel tersenyum ketika melihat jejak yang ia buat di dada Kaili. Pria itu menyentuh tubuh mulus di hadapannya dengan gerakan se-ringan kapas seraya memejamkan mata. Setelah puas merasakan betapa lembutnya tubuh itu, Gabriel beralih untuk duduk di pinggir kasur, lalu menelusupkan wajahnya ke leher Kaili dan memberikan kecupan-kecupan ringan.

Hingga tak berselang lama, gerakan Gabriel semakin buas dan kembali membubuhkan jejak baru di sana. Tangan pria itu terulur untuk mencengkram rambut panjang Kaili yang agak berantakan. Puas melecehkan bagian leher, dia beralih ingin menyesap bibir yang tampak menggoda itu. Namun, dia tersadar jika ia tidak membawa penetralisir obat tidur dan ketika memaksa untuk mencium, tidak menutup kemungkinan sisa kue yang sudah tercampur obat di mulut Kaili akan berpindah ke mulutnya.

Dengan terpaksa, Gabriel harus merelakan bibir plumpy itu untuk malam ini.

Gabriel yang kepalang bernafsu, kembali menciumi dada Kaili hingga tanpa sengaja matanya teralih pada celana pendek yang dikenakan Kaili. Tanpa pikir panjang, Gabriel langsung menyingkirkan penghalang itu dan matanya semakin menggelap ketika melihat pemandangan yang sangat menakjubkan di depan matanya.

"Sialan!"

Gabriel langsung mengangkat kedua kaki Kaili hingga wajahnya kini berhadapan langsung dengan milik Kaili yang tampak berkedut. Pria itu lalu menggigit pipi pantat yang begitu padat dan berisi. Ia juga menampar sesekali sebelum lanjut meninggalkan tanda di sana.

"Lelaki ini sangat menakjubkan." Gabriel membatin seraya menikmati kegiatannya sekarang. Keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan Aurora, sangat tidak ia sesali karena sekarang dia sudah mendapatkan pengganti yang luar biasa.

Mata Gabriel teralih pada bukti Kaili yang tidak bisa dikatakan kecil. Anggota tubuh dengan warna kenerahan itu sedikit menegang yang membuat Gabriel tanpa pikir panjang langsung menyentuhnya. Seringai kembali terbit seraya manik setajam elang itu menyorot wajah Kaili yang sedikit memerah serta berkeringat.

"Jika kau sadar, kujamin bibirmu akan mengeluarkan desahan."

Gabriel sedikit memukul bukti Kaili, sebelum merapikan kekacauan yang diperbuatnya. Sebelum pergi, pria itu mengusap dahi Kaili yang berkeringat dan membubuhkan sebuah kecupan di sana. Ia sangat tidak sabar untuk membawa lelaki manis ini ke dalam dekapannya.

•~•

Kaili terbangun dengan napas terengah-engah dan detik itu juga, dia langsung meringis ketika tubuhnya terasa perih. Setelah menetralkan rasa sakit, Kaili segera bangkit dan melangkah ke kamar mandi. Di depan cermin, dia langsung membuka bajunya tanpa pikir panjang.

Rahang lelaki itu seketika mengetat ketika melihat jejak baru di dadanya, juga tanda-tanda kemerahan yang hampir memenuhi leher. Ia mengepalkan kedua tangan ketika menyadari jika sesuatu aneh memang sedang terjadi. Detik itu juga, Kaili merasa ada yang salah dengan bagian belakang tubuhnya. Tanpa pikir panjang, ia langsung melepas celana lalu berbalik dan mata sipit itu terbuka lebar ketika melihat pantulan di cermin.

Lelaki itu segera memakai pakaiannya, sebelum kembali ke kasur. Di tengah kekalutannya, ia terpaku pada tas karton berisi kue yang berada di atas meja belajar. Sorot matanya sedikit berubah ketika sebuah ingatan serta keanehan mendadak muncul di kepalanya.

Kaili baru sadar jika dua malam ini ia selalu tidur lebih awal dari biasanya. Rasa kantuknya tidak muncul, sebelum dia memakan kue pemberian Katherine dan di alam bawah sadarnya, ia sempat merasa jika sejak semalam seseorang masuk ke apartemennya lalu keluar begitu saja. Setelah mengaitkan kemungkinan satu dengan kemungkinan lain, Kaili menarik kesimpulan jika sepertinya Katherine tidak sebaik yang terlihat dan dia mulai mencurigai wanita itu.

Crazy Obsession [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang