lima belas

34.5K 2.1K 36
                                    




"Cu-cukup kumohon ...." Kaili berusaha mendorong Gabriel yang masih menggempurnya tanpa lelah. Jangan ditanya bagaimana kondisi Kaili sekarang. Tentu saja sangat kacau dan memprihatinkan. Cairan putih kental serta aroma sex tercium cukup pekat yang tercampur dengan parfume maskulin Gabriel, membuat kepala lelaki lebih muda terasa semakin sakit.

Gabriel menggeram dan tak berselang lama, Kaili merasa perutnya kembali penuh dan hangat. Detik itu juga, dia langsung ambruk dengan posisi tengkurap. Tubuhnya luar biasa lelah dan sakit, terutama di bagian belakangnya. Yang ia inginkan sekarang hanya tidur dan tidur. Persetan dengan apa yang akan terjadi keesokan hari, dirinya tidak peduli.

Gabriel menarik diri dan setelahnya, dominan itu bersiul pelan ketika melihat lubang Kaili yang sudah terbuka lebar dan tampak memerah. Cairan kental perlahan keluar menuruni paha putih bersih itu. Gabriel lantas menampar pipi bokong Kaili beberapa kali, sebelum bangkit untuk membersihkan diri. Ia berniat tidur di kamar lain bersama Kaili, mengingat betapa kacaunya kamar utama mereka sekarang.

Dengan hanya mengenakan celana kain panjang dan bertelanjang dada, Gabriel menyelimuti Kaili dengan selimut tebal berwarna abu-abu lalu menggendongnya di depan dada. Kaili yang sudah sangat lelah hanya menggumam pelan tanpa membuka mata.

Setelah lift berhenti di lantai tiga, Gabriel berjalan menuju pintu besar yang berada tidak jauh dari tangga. Sesampainya di kamar itu, ia sengaja mengunci pintu sebelum membaringkan Kaili ke ranjang. Gabriel lalu mengambil wadah berisi air dan kain untuk membersihkan kekacauan di tubuh lelakinya.

Gabriel mengambil salep dari dalam laci nakas ketika melihat luka lecet di bagian belakang lelakinya. Sejujurnya, dominan itu pernah beberapa kali membawa seseorang untuk ia tiduri di kamar ini. Dengan perlahan, ia mengoleskan salep itu seraya mati-matian menahan nafsunya yang kembali bangkit. Melihat lubang berkedut itu tanpa sadar membuat Gabriel menggeram pelan. Ia segera menyelesaikan pekerjaannya, sebelum menyelimuti Kaili hingga batas leher.

Setelah mengatur suhu kamar, Gabriel ikut berbaring dan menarik tubuh Kaili hingga tenggelam dalam dekapannya. Dominan itu mencium kening lelakinya beberapa kali sebelum ikut memejamkan mata seraya tangannya mengelus perut Kaili beberapa kali.

"Meskipun terdengar mustahil, tapi aku akan membuatmu mengandung anakku."

•~•


"APA YANG KAU LAKUKAN, GABRIEL?!"

Sepagi ini, suasana tenang di mansion mendadak pecah akibat teriakan super melengking milik Katherine. Dari yang Gabriel tahu, wanita gila itu nekat pulang dari Las Vegas seorang diri karena takut jika terjadi sesuatu pada Kaili dan tebakan seorang wanita memang benar adanya.

Katherine terus memukul kepala Gabriel dengan tas Hermès yang ia bawa. Mata wanita itu kian memerah ketika mengingat kekacauan yang terjadi di kamar teman sialannya. Apalagi ketika hidungnya mencium aroma yang sangat-sangat ia kenali yang membuat amarahnya semakin memuncak pada detik itu juga.

"KAU PASTI MEMPERKOSANYA, KAN?! JAWAB AKU, SIALAN!" Tas branded itu jatuh ke lantai ketika si empunya menarik paksa kemeja putih yang sengaja tidak dikancing oleh pria di hadapannya.

Gabriel sejak tadi tidak sekalipun angkat suara. Dominan itu hanya diam seraya terus menatap Katherine yang kembali bertingkah brutal.

"Kenapa kau bisa melakukan itu padanya, Gabriel? Dia berbeda dari orang-orang yang sering kau tiduri dulu." Suara Katherine memelan. Setelah menempuh perjalanan udara selama berjam-jam, lalu bergegas datang ke mansion dan mengamuk, membuat wanita itu merasa luar biasa lelah. "Kau mencintainya?"

Crazy Obsession [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang