enam belas

31.4K 2.1K 52
                                    




Satu bulan berlalu dengan begitu cepat dan selama itu hubungan penyekap dan si korban memiliki sedikit kemajuan. Gabriel dengan sifat pemaksa dan Kaili berubah menjadi penurut. Termasuk menuruti nafsu binatang si dominan yang setiap hari selalu memakainya tanpa henti. Kaili yang awalnya tidak merasakan nikmat apapun, perlahan mulai tidak bisa menolak jika Gabriel memaksanya.

Selama itu pula, Kaili belum mendengar kabar apapun tentang Katherine. Terakhir yang ia tahu dari Gabriel, Katherine pulang ke Spanyol karena hubungannya dengan Keenan semakin hari kian merenggang. Entah apa pemicunya.

Kaili berdesis ketika tidur nyenyaknya terganggu. Ia membuka mata sipitnya perlahan dan memandang langit-langit kamar cukup lama, sebelum bangkit seraya meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Setelah kesadarannya terkumpul, barulah ia menyadari akan ketidakberadaan Gabriel di sana. Padahal belakangan ini, dominan itu seolah tidak lagi menjadi morning person.

Berbulan-bulan tinggal di sana, membuat Kaili perlahan mulai terbiasa dengan semuanya. Setelah sebelumnya melakukan sesuatu dan berakhir gagal membuat lelaki itu memilih pasrah akan nasibnya sekarang. Ia hanya perlu membiasakan diri ketika Gabriel membuangnya nanti. Ketika saat itu tiba, barulah dia harus merangkai kehidupan barunya lagi dengan kondisi yang sudah sangat berbeda.

Sedetik setelahnya, ia menangkap secarik kertas di atas nakas yang di sebelahnya terdapat sebutir obat, susu, serta roti panggang dengan selai cokelat kesukaannya.

Minum obat ini agar rasa sakit di kepalamu tidak bertambah parah. Habiskan juga roti dan susunya.

Aku mencintaimu

Gabriel.


"Semudah ini dia mengungkapkan rasa cinta pada seseorang?" Kaili skeptis dengan kalimat terakhir di surat itu. Baginya, cinta itu sesuatu yang sangat sakral dan tidak pantas untuk dipermainkan.

Lalu, seseorang seperti Gabriel, pria yang memiliki segalanya serta sangat kaya berkata jika ia mencintainya dan bagi Kaili semua itu patut dipertanyakan kebenarannya.

Kaili menunduk menatap tubuhnya yang terbalut kaos pendek berwarna putih dan berusaha mencari sesuatu hal yang istimewa di dalam dirinya. Se-intens apapun dia mencari, tetap ia tidak menemukan apapun. Ia tidak melihat sesuatu yang menarik di dalam dirinya yang menjadi alasan kuat untuk pria sempurna seperti Gabriel mendadak mencintainya.

Menurut Kaili itu di luar nalar.

Sangat tidak masuk akal.

Memikirkannya saja membuat kepala Kaili kembali berdenyut nyeri. Ia segera meminum obat yang sudah Gabriel siapkan sebelum menghabiskan sarapannya. Sepertinya, dia perlu berendam beberapa saat untuk menetralkan rasa sakit.

•~•


Gabriel menatap pantulan infocus yang tengah memperlihatkan slide powerpoint dengan kening berkerut. Sejak satu jam yang lalu, dominan itu mati-matian menahan kakinya yang tiba-tiba terasa kram. Ia mencengkeram erat sisi meja ketika rasa kram itu mendadak menjalar ke bagian perutnya.

Dan untungnya, Gabriel mampu mengatasi semuanya dan membuat meeting penting itu berjalan lancar. Setelah sedikit berbasa-basi, dia langsung menutup laptop dan bergegas kembali ke ruangannya dengan diekori Abigail, sekretarisnya.

Crazy Obsession [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang