Gabriel:
Temanku mengundang untuk makan malam bersama.
Aku sudah mengirim pakaianmu lewat Keenan.
Pukul 7 aku akan menjemputmu.Kaili lantas memutar bola mata malas ketika membaca pesan yang barusan masuk itu. Tidak tahukah Gabriel jika hari ini dirinya sangat-sangat malas, bahkan untuk sekedar mandi pun. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang dan tentu saja Kaili belum membersihkan diri dari pagi. Ia hanya menyikat gigi agar rasa dan aroma susu vanila enyah dari mulutnya karena secara tiba-tiba Kaili merasa mual hanya dengan membayangkan susu putih itu.
Terlalu sibuk dengan pemikirannya membuat Kaili terlonjak ketika pintu kamar tiba-tiba diketuk agak keras.
"Maaf mengganggu, Tuan. Di bawah ada Tuan Keenan yang ingin mengantarkan pesanan dari Tuan Gabriel."
Mendengar nama 'Keenan' disebut sontak membuat mood Kaili terganggu. Bayangan Katherine berpamitan kemarin seketika muncul yang membuat lelaki itu mengepalkan kedua tangan tanpa sadar.
"Jangan biarkan pria sialan itu masuk ke sini! Ambil pesanan Gabriel dan berikan padaku!" sahut Kaili dengan nada agak keras.
Pelayan yang berdiri di balik pintu langsung berbalik, menuruti perintah Kaili. Dan setelah memberikan perintah, Kaili langsung bangkit dari ranjang dengan kondisi televisi yang masih menyala. Ia lalu menutup pintu balkon dan menarik tirai, sehingga kamar besar itu tampak remang-remang karena pantulan cahaya TV.
Kaili menurunkan suhu AC sebelum kembali bergelung di bawah selimut. Ia memilih tidur sebentar sebelum bersiap untuk menemani Gabriel. Meskipun malas, namun menolak perintah Gabriel adalah hal yang mustahil untuk dilakukan. Berbulan-bulan tinggal bersama membuat Kaili mulai paham sifat dan sikap pria gila itu dan dia tahu jika Gabriel sangat benci dengan sebuah penolakan.
•~•
Kaili menatap ngeri sekaligus takjub dengan pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya tampak tegang ketika teringat harga pakaian yang dipakainya sekarang. Gabriel benar-benar gila karena bisa-bisanya membeli pakaian semahal ini.
Tubuh agak berisi Kaili begitu apik terbalut kemeja satin lengan pendek berwarna putih susu dan dipadukan dengan celana bahan sepaha. Rambut cokelatnya dicepol asal yang menambah kesan menawan pada penampilannya malam ini. Ini adalah kali pertama dia menginjakkan kaki di luar mansion setelah aksi kabur yang berakhir dirinya ditiduri untuk yang pertama kali oleh Gabriel.
"Kau masih belum selesai?"
Kaili sedikit terkejut ketika ketukan pintu menggema di kamar yang sepi. Ia lantas menyemprotkan parfum di beberapa titik, sebelum keluar menemui Gabriel yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan kamar.
Gabriel menatap dalam pada penampilan Kaili malam ini. Hingga, matanya terpaku pada satu titik yang sontak membuatnya menelan ludah tanpa sadar. "Apa dia sedang bernafsu?" Dominan itu bertanya dalam hati ketika menyadari puting Kaili terlihat dari luar kemeja.
"Apa yang kau lihat?!" Kaili menaikkan sedikit nada suaranya saat mulai mengerti maksud dari tatapan Gabriel. Mendadak dia merasa ngeri. Bagaimana jika pria gila itu malah menyekapnya di mobil lalu menidurinya lagi seperti tempo hari?
"Tidak." Gabriel menggeleng seraya menggenggam tangan kiri Kaili sebelum berbalik menuju lift. "Jaga sikapmu ketika kita sudah berada di sana!"
Mendengar itu, Kaili memutar bola mata malas dan tampak tidak berniat melepaskan genggaman Gabriel. "Meskipun aku miskin tapi aku tahu tata krama jika sedang bertamu di rumah orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession [✓]
Romance[BL] [MPREG] [Tersedia versi ebook] "To-tolong aku!" "Ada apa? Kau kenapa?" "Pria sialan itu menculikku lalu menjadikan aku sebagai tawanan. Dia memborgolku dan--" Kaili langsung terdiam seraya memejamkan mata ketika cipratan darah mengenai wajahn...