"Apa Keenan sudah pergi?"
Salah satu maid mengangguk dan Kaili sontak menghela napas lega. Ia memilih kembali ke kamar untuk menonton film. Di sisa kesempatan sebelum dibuang oleh Gabriel, Kaili memilih untuk menikmati alur hidupnya kini. Dia berbohong jika tidak menikmati kehidupannya sekarang. Ia tidak perlu bersusah payah bekerja dan berhemat untuk makan enak karena semua kebutuhan dan keinginannya selalu terpenuhi. Anggap saja dirinya gila, namun sifat matre di dalam dirinya kini seolah beralih mendominasi hingga mengalahkan akal sehatnya.
Di kamar, Kaili langsung berbaring di ranjang dan mulai memilih film di layar televisi. Ketika netranya sedang fokus, kefokusannya teralih pada pintu kamar yang tiba-tiba diketuk. Ia segera beranjak untuk membuka pintu.
"Maaf, Tuan. Ada Nona Katherine di bawah."
Kaili refleks melotot tak percaya. Katherine menemuinya?
"Suruh dia kemari!" jawabnya menggebu-gebu.
Maid itu mengangguk dan membungkuk sedikit sebelum pergi.
Kaili lantas berbalik dan mematikan TV. Ia lantas merapikan sprei ranjang yang sedikit acak-acakan, sebelum pergi ke pintu di sebelah ruang walk in closet untuk mengambil wine. Tampaknya, Kaili sangat siap untuk mendengar curhatan Katherine.
"Hai."
Kaili yang sedang menata gelas dan dua botol alkohol lantas berbalik seraya menyunggingkan senyum kecil ketika melihat Katherine yang tampak cukup kacau. Wajah wanita itu terlihat pucat dan tampaknya ia tidak memakai make up apapun selain pelembab bibir.
"Maaf, Kai, aku baru menemuimu sekarang."
Kaili mengangguk dan merangkul Katherine untuk duduk di sebelahnya. "Tidak masalah. Bagaimana keadaanmu?"
"Sedikit lebih baik jika dibandingkan kemarin," sahut Katherine dengan suara sedikit parau. Tatapannya lalu teralih pada gelas serta botol di hadapannya. "Kau menyiapkan ini semua?"
Kaili mengangguk. "Kau ingin minum, kan?"
Tanpa pikir panjang, Katherine mengangguk.
Kaili lantas menuang cairan itu ke salah satu gelas dan memberikannya pada Katherine. Wanita itu tidak menolak dan meminumnya hanya dalam satu tegukan.
"Ingin lagi?"
Katherine menggeleng. "Aku ingin mengatakan sesuatu."
Kaili menegapkan tubuhnya dengan kepala menghadap Katherine yang sekarang nampak serius.
"Aku akan kembali ke Spanyol."
"Hah?!"
Katherine mengangguk pelan seraya menunduk menatap kedua tangannya yang bertautan. "Mulai sekarang, aku akan fokus pada dunia modeling yang sebelumnya sempat aku tinggalkan. Aku ingin memiliki masa depan agar ayah——" Ucapan Katherine mendadak terhenti.
Mendengar kata terakhir yang diucapkan Katherine membuat Kaili tiba-tiba teringat ucapan Gabriel semalam. Meskipun dominan itu tidak menceritakannya secara rinci, namun Kaili sedikit bisa mengambil kesimpulan jika ayah Katherine bukanlah orang baik-baik.
"Aku ingin memiliki masa depan agar ayahku tidak terus-terusan menyuruhku untuk menikah." Katherine tertawa kecil di akhir ucapannya.
Melihat itu, Kaili terpaksa ikut tertawa, sengaja agar suasana tidak berubah awkward. Setelahnya, kedua orang itu diam dengan tatapan Kaili yang seolah penuh arti.
Beberapa detik kemudian, Katherine berdehem sebelum kembali berkata, "Aku tahu apa isi otakmu sekarang. Kau pasti ingin bertanya tentang hubunganku dengan Keenan, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Obsession [✓]
Roman d'amour[BL] [MPREG] [Tersedia versi ebook] "To-tolong aku!" "Ada apa? Kau kenapa?" "Pria sialan itu menculikku lalu menjadikan aku sebagai tawanan. Dia memborgolku dan--" Kaili langsung terdiam seraya memejamkan mata ketika cipratan darah mengenai wajahn...