usai

76 4 0
                                    

Jika cintamu untukku sudah usai, maka akhiri cerita kita dengan kata selesai
Lica Lorenso

Pagi hari dengan cuaca cerah mendorong semangat semua orang dalam melakukan aktivitas. Sama seperti Lica yang sudah siap dengan seragam sekolah. Lica memakai sepatu dan menyandang tas nya menuju ke luar rumah.

Saat sudah mengunci pintu rumahnya, Lica membalikkan badan dan betapa terkejutnya saat di depan rumah Lica ada sebuah motor serta laki-laki yang sangat ia kenali. Lica pun menghampiri sambil bertanya.

"Kak Alas ngapain di sini?"

Melihat gadis yang ia tunggu keluar rumah, Alaska menolehkan pandangannya "jemput kamu"

Alaska pun memakaikan helm ke Lica dan melepas jaketnya untuk diikat ke arah depan perut Lica. Lica yang mendapat perlakuan tiba-tiba dari Alaska hanya mampu menampilkan wajah cengo.

"Ng-nggak usah kak, Lica naik angkot aja" saat Lica ingin melepaskan helm yang dipakaikan tadi, tangan kekar Alaska menahannya serta netranya menatapnya tajam seolah-olah Lica tak boleh menolaknya.

Lica yang ditatap seperti itu, menegukkan salivanya. Udara di sekitarnya seakan menipis dengan aura dominan yang diberikan oleh Alaska. Dengan terpaksa, akhirnya Lica menaiki motor gede Alaska.

"Pegangan" ucapnya dengan nada rendah.

Tanpa berfikir lagi, Lica langsung melingkarkan tangannya ke perut Alaska. Lica hanya takut jika Alaska mengeluarkan aura serta tatapan yang mengerikan padanya lagi.

Motor yang dikendarai Alaska melaju dengan kecepatan sedang, dibalik helm full facenya, senyuman tipis terbit.

°°°

Suara dentuman motor serta pemandangan yang sungguh sangat mustahil, terjadi di SMA Pancasila. Para murid SMA Pancasila menghentikan segala aktivitasnya lalu mengeluarkan handphone, ada pula yang memasang mata serta telinganya dengan benar untuk mendengar percakapan dari dua manusia itu.

Motor yang dikendarai Alaska berhenti sempurna di parkiran khusus. Lica yang menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian, langsung turun cepat-cepat dari motor Alaska. Karena tidak hati-hati, kaki Lica yang belum sempurna menapak ke bawah menjadi terkilir. Tubuh Lica pun terjatuh dengan suara yang cukup keras.

Melihat itu, Alaska dengan sigap menstandar motornya lalu mendekat ke arah Lica sambil melepaskan helmnya.

"Mana yang sakit hm?" tanyanya penuh khawatir.

Para murid yang melihat wajah gadis yang dibonceng Alaska sontak terkejut. Cibiran serta pertanyaan terdengar di telinga Lica.

'Itu bukannya Lica?'

'Lica pacarnya Kevin?'

'Eh iyaa, itu pacarnya Kevin'

'Pantes mereka putus, Lica ketauan selingkuh'

'Selingkuh sama sahabat pacar sendiri'

'Gatel banget ya'

'Kemarin sama Kak Abra sekarang sama Alaska'

LICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang