extra chapter

73 5 0
                                    

Hujan membasahi jalanan bumi, petirnya menggelegar menakuti manusia. Namun, tak urung beberapa manusia lain tetap beraktivitas seperti biasa tanpa memedulikan hujan dan petirnya.

Seperti di dalam gedung pencakar langit, terdapat seorang pemimpin dan kliennya yang tetap melanjutkan meeting. Mereka membahas tentang proyek yang akan dilaksanakan bulan depan.

Setelah pembahasan itu usai, mereka bersalaman sebagai penanda kesepakatan dan berpamitan. Pemimpin itu langsung bergegas ke dalam ruangannya dengan wajah tegas, netra tajam serta kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Karyawati yang melihatnya menegur sapa walau tak ada respon.

"Kangen Ica" ekspresinya seketika berubah saat ia telah memasuki ruang kerja yang dihiasi beberapa foto perempuan di dinding ataupun di atas mejanya.

"Hari ini dingin banget sayang, kamu kedinginan juga nggak?"

"Pasti di sana kamu lagi ketawa, iya kan sayang?"

Tetesan air mata mulai turun membasahi pigura yang digenggamnya "aku mau sama kamu, aku mau peluk kamu, aku mau cium kamu, aku..." tak tahan dengan rasa sakit di dadanya, Alaska menelungkupkan wajahnya ke kedua tangan. Air matanya terus menetes, hingga terdengar isak tangis.

Merelakan memang tidak semudah itu, bahkan bertahun-tahun lamanya, rasa itu masih ada dan membuat hati Alaska selalu rindu, kecewa, dan sendu.

°°°

"Alaska kemana sih lama banget!" gerutu seorang gadis yang sejak sepuluh menit lalu menduduki salah satu kursi di cafe.

Tak lama kemudian, manusia yang ia tunggu hadir dengan tampang tak berdosanya.

"Lama banget sih lo Ka!"

Alaska hanya memutar bola matanya sambil melihat-lihat daftar menu yang disediakan di atas meja.

"Gimana?" pertanyaan itu keluar dari bibir Alaska saat ia sudah selesai dengan pilihan menunya.

Gadis yang menampilkan wajah cemberut kini berubah menjadi serius "gue punya kenalan buat lo"

"Ck, di hati gue cuma ada Lica, nggak ada yang bisa gantiin!" ucapnya lugas.

"Ikhlasin dia Ka, lo bisa cari cinta lain buat kehidupan selanjutnya. Gue tau, rela itu berat tapi, kepergian Lica udah 2 tahun yang lalu. Kalau lo udah relain Lica, pasti dia seneng di sana"

"Nggak! Gue udah janji sama dia, nggak ada cinta lain yang bisa menempati posisinya"

Gadis itu menatap sendu ke arah sepupunya, Alaska keras kepala. Ia tahu apa yang dirasa, bahkan ia juga masih merasakan yang sama, belum merelakan kepergian Lica. Namun, apa kita harus terlarut dalam kesedihan terus? Tidak kan, kita masih punya jalan kehidupan di luar sana yang harus diperjuangkan.

"Gue tau perasaan lo Ka tapi, gue mohon lo bisa lanjutin kehidupan selayaknya manusia lain. Jangan terpuruk dengan lubang yang sama tiap harinya, gue juga lagi berusaha untuk itu" jelas gadis itu sambil menatap Alaska.

Alaska terdiam, benar perkataan sepupunya ini. Tapi apakah salah jika ia terus memikirkan kekasih hatinya?

"Gue nggak janji sama lo tapi, gue akan berusaha untuk menjalani kehidupan"

"Nah gitu dong, Lica pasti bahagia di sana"

Alaska tersenyum kecil "dia pasti dapet temen baru selain lo"

"Enak aja! Nggak! Nggak boleh ada yang bersahabat sama Lica, cuma gue yang boleh, Dewi!" ekspresi Dewi langsung beralih melihat jendela di sampingnya dengan tangan yang dilipat.

Lica itu cuma sahabatnya, nggak ada yang lebih baik dari dia untuk menjadi sahabat dari Lica. Pokoknya hanya Dewi yang boleh menjadi sahabat Lica.

Ekspresi Dewi membuat Alaska tersenyum mengejek, ia suka menjahili sepupunya yang baperan ini. Namun, tanpa sengaja netranya melihat ke arah kursi kosong di sebelah Dewi. Ia tersenyum penuh harap, bahwa ada Lica yang duduk di situ sambil ikut tertawa dan memberi nasihat-nasihat kecil untuknya.

°°°

Setelah berbincang di cafe, Dewi berpamitan pada Alaska untuk pulang. Alaska pun juga berniat untuk pulang namun, saat baru keluar dari cafe tanpa sengaja dirinya bertabrakan dengan sesuatu.

"Aduh!" pekik seseorang yang ditabrak Alaska.

Alaska pun sama terkejutnya, bedanya ia tak terjungkal jatuh. Sedangkan yang ditabraknya sudah jatuh terduduk dengan meringis.

"Tolongin aku dong, daripada bengong begitu kak" cukup lama hening, kemudian seseorang itu berbicara yang membuat Alaska tersadar dari lamunannya.

Tanpa berpikir dua kali, Alaska mengangkat tubuh gadis itu agar berdiri. Netranya terus menatap gadis itu.

"Hehehe makasih ya kak, sorry juga tadi aku nggak liat ada orang" jawab gadis itu sambil menggaruk tengkuknya.

Alaska masih diam, ia terpana dengan wajah gadis itu.

"Kak, heyy?" lambaian tangan yang diberikan membuat Alaska tersenyum.

"Ica?" tanyanya yang membuat gadis di depannya menatap penuh kebingungan.

"Siapa Ica?" tanya gadis tersebut.

Satu detik

Dua detik

Alaska tak menjawab pertanyaan gadis didepannya. Ia mendekat perlahan, disertai senyuman sendu dan rintikan air mata.

Hap

Tubuh gadis itu menegang mendapat pelukan tiba-tiba dari laki-laki asing yang tidak sengaja ia tabrak. Ingin rasanya tubuh gadis itu mendorong keras karena lancang memeluk dirinya namun, semua itu tak jadi dilakukan ketika laki-laki didepannya berbicara.

"Aku rindu kamu sayang, aku kangen banget sama kamu, ja-jangan pernah tinggalin aku lagi ya? Aku janji bakal jagain kamu mulai detik ini sampai selamanya. Jangan pergi lagi ya Ica" gadis tersebut membeku, merasakan rintikan air mata yang menetes di bahunya.

Hatinya ikut tersentuh merasakan kepedihan yang menyelimuti laki-laki tersebut. Perlahan tangan gadis tersebut mengelus pelan pundak Alaska.

Pelukan itu semakin mengerat, dengan Alaska yang terus bergumam dan meneteskan air mata. Pemandangan itu disaksikan oleh beberapa orang yang melewati mereka. Ada tatapan tanya, haru, dan bahagia yang dipancarkan mereka.

"Mulai sekarang, aku akan selalu ada di samping kamu, aku akan menuruti segala keinginan kamu dan kita buat cerita bahagia di kisah selanjutnya ya. Alaska sayang Ica, sayang sampai selamanya"

MAAF YA KALIAN NUNGGU LAMA HEHEHEHEE...
YEYYY EKSTRA CHAPTER UDAH AKU UP.

TANDANYA CERITA LICA BENER-BENER UDAH TAMAT.

SAMPAI JUMPA DI CERITA LAINNYA👋
TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN UNTUK CERITA INI.
BABAYY....

LICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang