Alaska masih memikirkan perkataan Lica, ternyata cinta masa lalunya masih begitu besar. Apakah nantinya Alaska bisa membuat Lica buka hati lagi? Pertanyaan itu terus berputar di otak Alaska.
"Pasti gue bisa" ucapnya menyemangati diri sendiri.
Sesampainya di WB (Warung Budhe) Alaska memakirkan motornya. Terlihat teman-temannya sudah berkumpul sambil bersenda gurau. WB adalah tempat perkumpulan Kevin dan teman-temannya atau biasa mereka menyebutnya 'markas'
"Kusut amat muka lo"
Suasana hati Alaska yang sedang semrawut membuatnya tak merespon perkataan Angga.
"Eh Vin, lo kan dapet pacar baru nih traktir kita dongg" pinta Aldo dengan tampang puppy eyes.
Kevin berdecak, temannya ini selalu saja meminta traktiran dengan alasan baru jadian atau apapun itu. Dengan ekspresi yang malas, Kevin hanya mengangguk yang membuat Aldo dan lainnya kegirangan.
"WUHUYY, MAKAN GRATISSS. BU TAMBAH SATU MIE PAKE TELOR!"
Alaska hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah temannya. Pandangannya tanpa sengaja mengarah ke Kevin yang sedang bermain handphone sambil tersenyum.
Banyak pertanyaan yang bersarang di benak Alaska, ingin dilontarkan namun ini bukan waktu yang tepat. Helaan napas yang akhirnya mewakili segala tanda tanya di pikiran Alaska.
°°°
"Ca, mau beli apa lagi?" pertanyaan ke sekian kalinya tetap tak mendapat jawaban dari sang empu.
"Ca, aku kan udah minta maaf. Kamu masih marah hm?" langkahan kaki mereka berhenti.
Kini mereka berhadapan dengan kedua tangan laki-laki memegangi kedua bahu perempuan yang masih menampilkan ekspresi cemberut. Berulang kali kata maaf keluar dari bibir tebal lelaki namun, hati perempuan itu belum juga mau memaafkan.
"Yaudah kita beli eskrim yuk" saat ingin dicekal, tangan perempuan langsung ditariknya.
"Nggak usah!! Eskrimnya banyak racun" ucapnya sambil menirukan gaya bicara si lelaki tadi.
"Kamu maunya apa hm?" ditatap sedalam itu, yang tadinya cemberut kini menjadi ketar-ketir.
Kenapa hatinya cepat berubah sih? Kenapa juga jantungnya berdegup kencang?
"Kak Abra jangan deket-deket mukanya, iya Lica udah maafin" Abra tetap kekeh mendekatkan wajahnya di depan Lica.
Membuat Lica tambah dag dig dug ser "ki-kita makan seblak aja" alihnya agar Abra menjauhi wajahnya.
Abra masih belum menjauh dari wajah Lica, manik mata Abra terus menatap setiap inci wajah Lica. Sempurna! Mata kecil dengan hidung kecil serta bibir pink alami yang mungil. Segala yang ada di tubuh Lica itu mungil yang membuatnya seperti bocil.
"Cantik" ucapnya dengan menoel hidung kecil Lica.
Lica tetap menampilkan ekspresi cool, padahal dalam hati salting brutal.
Mereka pun pergi mencari stand seblak prasmanan. Terlihat di pinggir jalan terdapat stand yang mereka inginkan, dengan langkah riang Lica menuju ke sana meninggalkan Abra yang masih jauh.