19 jam

66 3 0
                                    

Kenapa kamu pergi, di saat kita baru memulai cerita?
Alaska Ocean

Berbagai kegiatan dilakukan oleh Alaska untuk menghabiskan waktunya bersama Lica. Senyuman serta tawa dari Lica mengiringi setiap kegiatan mereka. Alaska yang selalu bercerita dengan berbagai ekspresi tentang kehidupannya di luar negeri membuat ruangan VVIP ini penuh dengan suara tawa.

"Di sana aku kangen banget sama kamu, pengen nelfon kamu tapi nggak dibolehin. Asisten papa selalu ngawasin aku biar fokus naikin saham perusahaan, kan nyebelinn!" bukannya ikut emosi seperti Alaska, Lica malah tertawa puas.

"Ishh kamu kok ketawa sih?"

Lica menghapus jejak air mata yang ikut keluar di saat ia tertawa "ekspresinya kak Alas lucu, apalagi pas bibirnya dimajuin kayak ikan buntal" tawa dari Lica kembali keluar.

Alaska tersenyum tipis, ia senang jika Lica tertawa dengannya. Ia berjanji akan selalu membuat Lica tertawa tanpa mengenal kesedihan yang mendalam.

"I love you" kalimat penuh makna itu berhasil membuat tawa Lica terhenti.

Lica masih belum mengerti, ia menampilkan ekspresi bingung yang membuat Alaska gemas lalu mencium punggung tangan Lica berkali-kali.

"K-kak?"

"Aku sayang kamu, mau jadi pacarku?" memang bukan kata romantis, perilaku atau tempat romantis yang dijadikan Alaska sebagai waktu menyatakan cintanya. Namun, dirinya benar-benar tulus mengucapkan kalimat itu.

Lica terharu lalu memberikan anggukan penuh keyakinan "Lica mau, Lica juga sayang sama kak Alas"

Secara reflek, Alaska melompat kegirangan serta kedua tangan yang ia layangkan dengan mulut yang terus berucap kata "yes, yes"

"Makasih, aku janji akan selalu ada di sisi kamu, selalu jadi penenang di saat kamu gelisah, selalu menjadi sandaran di saat kamu lelah dan aku akan selalu mencintai kamu dari detik ini hingga nyawa ini sirna" lagi-lagi Alaska memberikan kecupan di punggung tangan Lica berkali-kali.

Alaska bersyukur, bahkan sangat. Dirinya yang sudah lama menyimpan rasa pada Lica, kini berhasil memilikinya. Ia akan menjaga Lica untuk tetap baik-baik saja dan ia akan selalu siap membuat segala kenangan di antara mereka.

°°°

20.00 WIB

"Sekarang kamu tidur ya, besok pagi aku ajak jalan jalan ke taman rumah sakit sebagai first date kita gimana?" tanya Alaska sambil menyelimuti tubuh Lica.

Lica mengangguk semangat "mau"

"Selamat tidur pacarnya Alaska, mimpi indah gadis kuat!" diakhiri kecupan di kening Lica.

"Selamat tidur juga pacarnya Lica"

Mereka pun menutup mata masing-masing dan mulai masuk ke alam mimpi.

Waktu terus berputar, suara jam dinding yang memenuhi ruangan ini terus terdengar. Netra hitam legam seseorang terbuka perlahan, dirinya mengamati sekitar dan mengarah ke jam dinding.

'Masih jam sepuluh malem ternyata' gumamnya pelan.

Dirinya menduduki tubuhnya sambil mengamati laki-laki yang beberapa jam yang lalu menjadi kekasihnya. Ia senang, senyuman terus terpatri sambil mengelus pelan surai hitam laki-laki tersebut.

"Lica seneng banget waktu kak Alas ngungkapin perasaan, ini kebahagiaan yang Lica nanti kak dan kak Alas udah berhasil buat mewujudkan. Terimakasih kak Alas" kegiatan mengelus surai Alaska berlangsung cukup lama.

LICATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang